1

497 31 11
                                    

Cinta itu menghampiriku dengan tiba-tiba dan tak terencana. Aku mulai merasakan hal yang aneh saat bersamanya. Yah.. rasa yang tak pernah ada sebelumnya. Aku mulai mengenalnya ketika menginjakkan kaki pertama kaPinya di kampus. Hari pertama yang penuh dengan kejutan dan keistimewaan. Waktu yang mungkin selama ini ditunggu-tunggu oleh setiap manusia selulus SMA.

Aku merasa kagum dengannya saat dia menjadi pendamping ospek. Laki-laki yang sangat di idam-idamkan oleh semua wanita. Tapi Aku tak pernah menyangka jika dia memberiku posisi yang spesial di hidupnya. Aku tak pernah menginginkan itu semua karena bagiku perkenalan singkat itu sudah cukup. Tapi jika Allah berkata lain, aku tak akan pernah bisa menolaknya.

Perkenalanku dengannya dimulai ketika hari telah larut malam dan aku harus segera pulang ke rumah. Tapi keadaan berkata lain aku harus mengalami kecelakaan terlebih dahulu sebelum sempat berkenalan dengannya. Malam itu aku mengalami kecelakaan terjatuh dari sepeda motor akibat terserempet sepeda lain. Aku mencoba mencari pertolongan tapi itu semua sia-sia. Tak ada satu orang pun yang menyempatkan diri menolongku. " Apa tidak ada satu orang pun yang menolongku? Apa meraka malas atau pura-pura tak melihatku yang sedang mengalami kesusahan? Apa mereka semua tak berfikir jika hal ini menimpa mereka?" Aku terus menggerutu dalam hati sampai ada seorang laki-laki menghampiriku dan rela menyempatkan diri menolongku.

Aku merasa tersentak mengetahui laki-laki itu adalah Rizky. Aku langsung merasa salah tingkah dan terbengong-bengong melihatnya. Rizky membantu membenarkan sepeda motorku yang terguPing. Aku segera berdiri dan berkata, "Terima kasih Mas," dengan tersenyum kepada Rizky.

"Sama-sama, sepeda kamu harus dibetulkan dahulu karena tidak mungkin kamu pulang dengan keadaan seperti ini."

"Tapi, ini sudah terlalu larut malam Mas.Aku harus segera pulang karena ibu pasti sedang menungguku dengan cemas." Aku mencoba menjelaskan bahwa hari sudah sangat malam. Dan tak mungkin aku menunggu sepeda motorku dibenahi di bengkel karena pasti sangat lama.

"Oke, begini saja. Aku akan membawa sepedamu ke bengkel dan setelah itu kamu akan kuantarkan pulang. Karena tidak mungkin kamu harus naik angkot sedangkan hari sudah sangat malam." Rizky membujukku.

"Gak mungkin Mas, kalau sepedaku harus dibawa ke bengkel dahulu pasti lama. Harus nyari bengkel yang masih buka sedangkan ini sudah malam." Aku tetap ingin segera pulang karena jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Ya sudah, kamu akan aku antarkan pulang dan setelah itu aku akan kembali lagi kesini mengambil sepeda motormu dan membawanya ke bengkel. Tapi sebelum itu aku titipkan sepeda motormu di warung itu yah?" Rizky memberi pengertian kepadaku. Aku hanya bisa mengangguk.

Rizky segera menitipkan sepeda motorku ke warung yang masih buka dan berkata kepada pemilik warung bahwa nanti akan mengambil sepeda itu lagi. Setelah selesai menitipkan sepeda motorku, Rizky segera mengantarku pulang. Di perjalanan kami mengobrol panjang lebar mulai dari mengapa masuk kuliah disini dan banyak lagi yang lainnya. Aku merasa nyaman saat berbicara kepadanya dan entah mengapa aku merasa seperti cocok dan akrab dengannya.

Sejak pertemuan yang tak terduga dan tidak terencanakan itu. Aku dan Rizky berteman dekat dan kami sering berjalan, mengobrol dan bercanda bersama. Tidak ada satu orangpun yang tahu jika aku dan Rizky sudah berteman dekat. Ini disebabkan kerena Rizky adalah laki-laki yang populer dan menjadi idaman mahasiswi lainnya. Sahabatku Pinka saja tak mengetahui jika aku sudah dekat dengan Rizky. Pinka tetap menganggapku masih mengagumi Rizky dari jauh. Dan masih mengaharapkan agar Rizky bisa dekat denganku.

Pertemananku dengannya sungguh suci. Tak ada kata-kata ingin saPing berpisah dan menjauh serta saPing melupakan. Tapi itu semua hanya hayalan dan pada akhirnya kami harus saPing menjauh dan melupakan. Dan akhirnya saat itupun tiba.

Seniorku CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang