Bagian 2 Tanggung Jawab

337K 10.2K 45
                                    

Setalah mendapatkan telepon dari Willy, Kinan pergi mengambil tas ransel miliknya, lalu mengenakan cardigan hitam miliknya.

"Kinan, rambut jangan digerai" perintah Rere.

"Iya Ma', entar kalau udah sampe di store baru gue hairnet" ucap Kinan yang sedang merapikan rambut panjang sebahunya.

"Chin, loe mau ke store bukan mau ngedate sama Willy" ucap Aqikah.

"Siapa tahu dia mau ngajak gue kencan, siapa tahu dia kangen sama gue setelah cuti. Hehehee" ucap Kinan dengan percaya diri.

"PD, gila loe Ki, kalau disana sudah selesai langsung balik lagi kesini. Ingat Ki, kita party jam 3." ucap Rere mengingatkan Kinan.

Kinan mengacungkan dua ibu jarinya, lalu bergegas pergi setelah memesan ojeg online.

Sepanjang perjalanan Kinan tersenyum-senyum. Bagaimana tidak, sudah satu tahun ini, dia menyukai Willy seorang Manager Store Chiken di PIM.

Seminggu kemarin Willy cuti. Dan setelah dia masuk kembali, dia menelepon Kinan untuk datang. Kinan merasa percaya diri. Kinan pikir Willy rindu pada dirinya.

Walaupun selama ini Kinan selalu modusin Willy, tetapi tidak ada tanda-tanda Willy menanggapinya. Tetapi itu yang membuat Kinan penasaran, kenapa Willy tidak pernah mau jalan dengannya.

Sesampainya di PIM, Kinan berjalan menuju Store Chiken dengan sekali-kali merapikan rambutnya agar tidak berantakan.

Kinan mulai masuk melewati pintu kaca. Pertama kali yang dia mendengar adalah suara tangisan seorang anak laki-laki yang sangat kencang.

Kinan hanya melirik, disana hanya ada anak laki-laki yang menangis itu ditemani seorang anak perempuam seumurannya.

"Perez bangat, kemana orang tuanya. Anak nangis malah ditinggalin" batin Kinan.

"Ta, Bapak dimana?" tanya Kinan yang sudah sampai di meja kasir.

"Di dalam Ka" ucap kasir itu.

Kinan dengan senang melangkahkan kakinya masuk kedalam kantor tempat dimana Willy berada. Ruangan Manager memang menyatu dengan Kitchen, hanya di pisahkan oleh dinding.

"Hai, Willy. Kamu kange sama Ak-" belum sempat Kinan berbicara, Willy sudah memberikan isyarat kepadanya dengan meletakkan jari telunjuknya dibibirnya sendiri.

Kinan langsung menghampiri Willy, dia tidak tahu kalau disana ada tamu pria. Kinan langsung tersenyum menganggukan kepalanya melihat pria tersebut.

"Kinan, tolong kamu ke meja yang ada anak kecil nangis. Terus kamu tolong buat dia tidak menangis lagi" perintah Willy kepada Kinan.

"Oh, yang nangisnya kencang itu. Loh emang itu siapa kamu ? Terus kemana orang tuanya, masa tega bangat ninggalin anaknya yang nangis? Orang tua macam apa nitipin anaknya disini, emang disini tempat penitipan anak?-" tanya Kinan terus-menerus dan langsung ditutup mulutnya oleh tangan Willy.

"Ih, apaan sih Will, entar kalau aku khilaf, kamu aku cipok ketagihan lagi" canda Kinan sambil melepaskan tangan Willy dari bibirnya.

"Kinan" peringatan Willy sambil menatap Kinan.

"-"

"Saya Papa dari anak tersebut" ucap datar Pria yang dari tadi melihat interaksi Willy dan Kinan.

Jleb

Kinan langsung diam. "Mampus gue, anjirr Willy gak bilang kalau nih cowok Bokapnya. Mana gue udah jelek-jelekin lagi" batin Kinan.

This's Is My World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang