It's Too Hurt 1 - Awal

922 14 0
                                    

Fienna tersenyum lembut pada pria dihadapannya, pria yang sudah mengisi hatinya selama 8 tahun. Pria yang amat disayangi dan dicintainya. Pria itu adalah Aldrich, pria yang menikahinya 2 tahun lalu. Aldrich, suaminya.

"Senyum mu itu terlalu manis, Sayang. Kamu akan membuatku diabetes." Goda Aldrich.

Fienna semakin tersenyum mendengar godaan dari pria yang berstatus suaminya itu. Pipinya merona menambah kecantikan wanita itu.

"Kamu harus segera berangkat Al, agar tidak terlambat ke kantor." Fienna tidak menanggapi godaan Aldrich. Ia harus memperingati suaminya itu untuk segera berangkat kerja, mengingat sekarang sudah pukul 7 tepat.

"Kamu harus tau bahwa akulah bosnya, Sayang." Meski berkata demikian, Aldrich tetap menuruti kata istrinya. Pria itu mengambil kunci mobil diatas nakas lalu berjalan menuju ke mobil miiliknya. Fienna mengantar Aldrich sampai di samping mobil pria itu.

Sebelum Aldrich masuk kedalam mobil, Fienna merapikan dasi milik pria itu yang sedikit berantakan. "Nah sekarang sudah tampan." Ucap Fienna melihat hasil karyanya, tangannya masih bersandar di dada suaminya itu.

Aldrich mengecup dahi Fienna cukup lama, lalu setelahnya ia mengecup bibir istrinya. "Jaga dirimu baik-baik dirumah, Sayang. Jika ada apa-apa langsung hubungi aku, mengerti?" Fienna mengangguk mengerti. Aldrich selalu mengatakan hal ini saat pria itu akan berangkat kerja, meskipun Fienna sudah hafal namun ia suka jika Aldrich yang mengatakannya. Itu sperti bentuk perhatian Aldrich kepadanya.

"Aku akan selalu mengingat pesanmu, Sayang. Hati-hati dijalan." Setelah Fienna mengatakan hal itu, Aldrich masuk ke kemudinya dan melajukan mobil mewahnya ke kantor.

Kini tinggal Fienna sendiri di rumah yang menurutnya terlalu besar ini. Ya bukan benar-benar sendiri. Sebenarnya ada beberapa pembantu dan satpam, namun rasanya tetap sepi karena mereka terlalu membatasi diri karena tak ingin dianggap kurang ajar. Padahal Fienna sudah menganggap mereka yang bekerja dirumahnya dan Aldrich seperti keluarga sendiri.

Terkadang Fienna begitu menginginkan hadirnya buah hati namun apa daya jika Tuhan belum mengijinkannya untuk mengandung dan melahirkan seorang anak. Tuhan memang belum memepercayai dirinya dan Aldrich untuk memiliki buah hati, dan Fienna akan bersabar untuk hal itu.

Satu-satunya hal yang paling disukai Fienna saat berada di rumah yaitu dengan berkebun, di kebun bunga Lilly di halaman belakang rumahnya.

●●●

Fienna dan Aldrich sudah memiliki hubungan sejak mereka duduk dibangku perkuliahan. Pada saat itu, Aldrich begitu tertarik dengan Fienna. Fienna memang sangat cantik, apalagi paras dan perilakunya yang lembut semakin membuat banyak pria jatuh hati padanya.

Aldrich memang sangat beruntung. Pria itu bisa mendekati dan menarik perhatian Fienna yang cenderung menutup diri dari mahkluk yang bernama pria. Banyak sekali pria yang  mendekati Fienna sebelum Aldrich, namun sayangnya Fienna tak pernah menanggapinya. Satu-satunya pria yang menarik hati Fienna hanyalah Aldrich, pria tampan dengan senyum menenangkan miliknya.

Sejak saat mereka berkenalan, hubungan antar keduanya menjadi semakin dekat tiap harinya. Mereka sering bersama untuk sekedar menghabiskan waktu dan saling mengerti pribadi satu sama lain.

Fienna mulai merasakan degup jantungnya yang sering berdetak berlebihan apabila ia berada di dekat Aldrich. Fienna menyadari bahwa ia memiliki perasaan pada Aldrich, namun ia belum berani mengakuinya.

Tidak hanya Fienna, Aldrich juga merasakan hal yang tak jauh berbeda dari Fienna. Hatinya bahkan selalu menghangat bila berada di sisi wanita cantik itu.

Perasaan Fienna semakin membesar karena sikap Aldrich yang begitu membuatnya tersanjung. Pria itu juga selalu mendengarkan curahan hatinya dan dengan sabar memberikannya solusi atau nasihat. Fienna merasakan perhatian Aldrich yang setiap hari semakin besar untuknya. Fienna selalu bertanya-tanya tentang bagaimana perasaan pria itu padanya dalam hati.

Dan... semua pertanyaan itu akhirnya terjawab ketika Aldrich mengungkapkan isi hatinya pada Fienna di hadapan seluruh teman-teman kampusnya. Mungkin terdengar norak, tapi percayalah Fienna sangat-sangat bahagia kala itu. Tanpa ragu, Fienna membalas perasaan cinta Aldrich. Sejak saat ia menerima Aldrich sebagai kekasihnya, maka saat itulah petualangan cinta Fienna dimulai hingga akhirnya kini ia menikah.

●●●

Di lain tempat, Aldrich sedang bersama seorang wanita yang memiliki paras cantik, namun tidak secantik Fienna. Wanita itu memiliki tubuh yang cukup indah untuk membuat seorang pria tergoda.

Aldrich tidak berada di kantor sebagaimana yang ia katakan pada istrinya tadi. Ia sedang berada di apartemennya yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali dirinya sendiri dan wanita yang ada dihadapannya ini.

"Kenapa kau lama sekali?" Rajuk wanita itu sambil bergelayut manja dipelukan Aldrich.

"Aku tidak bisa meninggalkan istriku begitu saja tanpa pamit, Leyna." Balas Aldrich dengan wajah tenangnya. Leyna, wanita itu mendengus sebal. Kenapa Aldrich harus begitu mencintai istrinya, membuat ia iri saja.

"Ayo kita membuat baby seperti yang kau inginkan." Leyna memang pandai mengalihkan rasa cemburunya. Karena dengan bercinta dengan Aldrich setidaknya membuat dirinya merasa dibutuhkan oleh Aldrich.

Aldrich mulai mencium bibir Leyna. Bibir yang manis walau tak semanis milik istrinya. Perlahan, Aldrich melepas jasnya karena terlalu mengganggu pergerakannya untuk melucuti pakaian Leyna. Setelahnya Aldrich mulai menanggalkan kemeja dan rok span Leyna tanpa melepaskan ciumannya, Aldrich mendorong Leyna hingga wanita itu terbaring dikasur dengan hanya menggunakan pakaian dalam.  Aldrich mengurung Leyna dibawahnya, dan kembali melumat bibir wanita itu. Aldrich akhirnya membuka seluruh pakaian dalam Leyna yang tersisa di tubuh wanita itu.

"Ahh.." desah Leyna di sela sela ciumannya.

Leyna tak kalah ganasnya melucuti seluruh pakaian Aldrich. Sungguh beruntung, ia adalah salah satu wanita yang bisa melihat dan menyentuh keindahan tubuh Aldrich.

Leyna memekik nikmat ketika tanpa aba-aba Aldrich menusukkan juniornya dengan cepat dan panas.

●●●


Setelah percintaan panas Aldrich dan Leyna, pria itu kembali ke kantornya. Sebelum pergi ia menyempatkan makan siang bersama dengan Leyna.

Aldrich selalu merasa bersalah kepada Fienna tiap kali ia berhubungan badan dengan Leyna. Tetapi ia terpaksa melakukannya. Ada alasan dibalik mengapa Aldrich melakukan ini. Walaupun begitu, Aldrich tidak menyangkal bahwa apa yang ia lakukan ini salah apapun alasannya.

Ia hanya berharap jika suatu saat istrinya tau akan hal ini, maka istrinya akan mengerti setelah ia menceritakannya...




To be continued....

10 Januari 2018, Nadh.

It's Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang