Sesuai dengan janjinya, hari ini Aldrich dan Fienna akan melakukan kencan.
Fienna mengerucutkan bibirnya kesal. Ini semua karena Aldrich terlalu tampan, bahkan hanya dengan kaos hitam dan jaket kulitnya. Fienna tidak rela Aldrich jadi pemandangan semua wanita nantinya.
"Kita dirumah saja, tidak jadi pergi." Fienna berkata seperti itu lalu menelungkupkan tubuhnya diatas kasur. Padahal sebenarnya Fienna sudah siap untuk pergi berkencan dengan Aldrich.
"Hei... what's wrong honey?" Aldrich duduk disebelah Fienna lalu mengelus pelan kepala Fienna. Kenapa istrinya itu tiba-tiba nampak tak bersemangat, padahal kencan ini adalah permintaan Fienna.
Fienna menghadapkan tubuhnya ke arah Aldrich, mengalungkan tangannya ke leher pria itu lalu memeluknya erat.
"Kamu terlalu tampan, aku tidak mau semua wanita menatapmu lapar." Cicit Fienna.
Aldrich tertawa renyah, membalas pelukan Fienna dan mengelus punggung wanita itu. "I'm all yours, my wife. Meskipun mereka melihatku, mereka tidak bisa memiliki ku seperti kamu memiliki aku."
Ya Fienna tau itu, tapi tetap saja kesal kalau suaminya jadi objek fantasi para wanita liar.
"Apa kamu yakin membatalkan kencan ini? Padahal tadinya aku sudah memikirkan tentang bermain di taman hiburan, menonton film, dan makan malam romantis berdua." Ucap Aldrich lagi ketika istrinya hanya diam.
"Baiklah kita jadi kencan, tapi kamu jangan jauh-jauh dariku." Rajuk Fienna. Ia tergiur dengan rencana Aldrich, apalagi tentang taman hiburan. Fienna tak akan bisa menolaknya.
"Siap Nyonya Cheden." Balas Adrich dengan gaya hormat.
Fienna pun akhirnya kembali berdiri dan menggandeng Aldrich dengan semangat untuk pergi kencan.
●●●
Hari ini taman hiburan tidak terlalu ramai karena ini bukan hari libur ataupun weekend, dan Fienna sangat bersyukur akan hal itu.
Hal pertama yang mereka lakukan di taman hiburan adalah mengunjungi taman bermain anak-anak. Fienna sangat menyukai pemandangan dimana anak-anak tertawa bahagia karena bermain.
Fienna melihat seorang gadis lucu dengan tubuh gempalnya yang sedang bermain ayunan sambil ditunggui oleh ayah ibu gadis itu.
Aldrich terdiam memandangi Fienna yang matanya begitu berbinar ketika memandangi anak-anak yang sedang bermain. Hatinya tercubit. Jelas saja, seorang istri dimanapun pasti akan mengharapkan bisa mengandung buah hati.
"Bagaimana kalau kita bermain wahana saja?" Tawar Aldrich. Ia ingin membuat Fienna senang hari ini, bukannya merasa sedih,
Fienna mengangguk mengikuti suaminya yang mengajaknya bermain sebuah wahana.
"Kita akan bermain apa?" Tanya Fienna.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Too Hurt
Romancefor 18++ Aldrich Cheden and Fienna Helter Aldrich. Si pria tampan dengan juta pesona. Pria yang memiliki mata berwarna coklat jernih bisa membuat wanita manapun bertekuk lutut untuknya. Bukan hanya wajahnya saja yang tampan, tetapi ia juga memiliki...