It's Too Hurt 4 - Sinis

386 12 0
                                    

"Hari ini mama akan datang, katanya mau mampir sekalian bertemu kita." Ucap Aldrich.

"Jam berapa mama mau datang?"

"Nanti sore, jadi kuusahakan pulang cepat, Sayang."

Fienna menangguk mengerti. Ia akan siapkan makan malam untuk mama Aldrich dengan spesial. Dan untung saja bahan bahan memasak masih lengkap di kulkas karena ia baru saja belanja bulanan dengan Aldrich tiga hari yang lalu.

"Baiklah, aku akan masak kesukaanmu dan Mama." Ucap Fienna lalu tersenyum manis.

Aldrich mengecup kening Fienna. "Aku mencintaimu."

Fienna tersenyum sangat manis mendengar kalimat tang tak pernah bosan ia dengar dari bibir Aldrich. "Aku juga sangat mencintaimu suamiku."

Setelah Aldrich berangkat ke kantor, Fienna mulai berkutat dengan kegiatan memasaknya di dapur.

Fienna selalu suka memasak, karena saat ia memasak ia menggunakan segenap cinta di hatinya untuk melakukannya. Dan ia ingin membuat chicken salted egg, beef steak dan salad. Semua itu adalah makanan kesukaan Aldrich dan Mamanya.

Semua bahan bahan sudah disiapkan Fienna, lalu dengan tangannya yang sudah luwes mulai meracik bumbu-bumbunya. Fienna bersenandung pelan menikmati kegiatannya.

Hanya perlu waktu 1 jam untuk memasak semua makanan itu. Cukup lama karena Fienna membuat dengan porsi agak banyak.
Setelah selesai, Fienna menata masakannya di meja. Nanti saat mamanya sudah datang akan ia panaskan di microwave.

●●●

Aldrich menepati kata-katanya untuk pulang cepat hari ini. Terbukti, jam 4 sore pria itu sudah datang.

Aldrich langsung membersihkan dirinya karena merasa sangat gerah. Setelah mandi dan berpakaian, Aldrich mengeringkan rambutnya di meja rias istrinya.

"Mama diantar siapa, sayang?" Tanya Fienna menghampiri Aldrich lalu membantu suaminya yang habis mandi itu untuk mengeringkan rambut.

"Mama diantar supir. Papa masih ada urusan bisnis di Perth jadi tidak bisa kesini." Jawab Aldrich lalu mencium pipi Fienna sebagai ucapan terimakasih karena membantunya mengeringkan rambut.

"Kamu mau makan duluan apa nunggu mama?"

"Nanti aja sayang, kita makan bareng-bareng sama mama."

Fienna mengangguk setuju lalu ia mendekati Aldrich dan memeluk pria itu.

"Aku kangen kamu." Ucap Fienna manja. Ia menghirup aroma tubuh Aldrich yang begitu memabukkan untuknya.

"Hmm aku nyium bau-bau sesuatu nih. Pasti ada apa-apanya kalo lagi manja gini." Aldrich menghujani wajah Fienna dengan kecupan lembut.

"Kangen sama suami sendiri memang tidak boleh ya?" Tanya Fienna kesal.

"Boleh, sangat boleh sayangku, istriku." Aldrich menempelkan bibirnya di bibir lembut Fienna. Lalu mulai melumat, menghisap dan menggigit kecil hingga Fienna mengerang nikmat.

Fienna dibuat terbuai dengan lumatan Aldrich yang begitu lihai. Ahh he such a good kisser.

"Ahhh.. kita harus menyelesaikan ini dulu sayang." Ucap Aldrich penuh gairah lalu kembali mencumbu Fienna. Aldrich tidak pernah bosan meski ia harus mencumbu istrinya berkali-kali.

It's Too HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang