thanks a lot, love

10.3K 780 7
                                    

[11] THANKS A LOT, LOVE

Jimin masih merasa sakit akibat remasan tangan Yoongi yang sangat kuat tadi. Sekarang istrinya iu sudah masuk ruang bersalin dan Jimin tak diijinkan masuk mengingat kondisinya juga tak bisa dibilang baik untuk bisa menemani Yoongi di dalam sana. Jimin hanya bisa menunggu di luar, bersama Taehyung dan Jungkook yang juga khawatir.

Saat dibawa ke ruang bersalin Yoongi tak henti-hentinya melenguh sakit. Dari wajahnya Jimin tahu kalau yang Yoongi rasakan adalah kesakitan yang bukan main. Ia memang tak bisa membayangkannya tapi melihat Yoongi berkeringat dingin begitu Jimin jadi ikut merinding. Dia menggenggam tangan Yoongi agar istrinya itu dapat berbagi rasa sakitnya. Buku-buku jari Jimin sampai memutih saking kuatnya Yoongi mengenggam.

Sekarang di depan pintu bersalin, Jimin duduk gelisah. Dia menyandarkan kepalanya yang pening ke tiang besi penyangga infus yang barusan sudah dipasangkan lagi oleh perawat.

"Jiminie!"

Terlihat Seokjin datang dengan sedikit berlari diikuti Namjoon di belakangnya. Mereka membawa kantung plastik berisi makanan. Jimin hanya menengadah tanpa bangkit dari duduknya sementara dua bocah laki-laki yang tadi duduk di sebelahnya berlari dan menerjang sang ibu.

"Kami kembali ke ruang rawatmu dan bertemu seorang perawat, katanya kau sedang di ruang bersalin bersama istrimu." Seokjin yang napasnya sedikit terengah itu berjongkok untuk memeluk anak-anaknya. "Yoongi sedang bersalin sekarang?"

"Iya. Dia di dalam."

"Kau tidak menemaninya?"

Pertanyaan Namjoon membuat Jimin benar-benar sedih.

"Aku diusir." dari kata-kata itu saja harusnya Namjoon tahu kalau alasan Jimin duduk di luar karena dia tidak cukup sehat dan kuat untuk mengikuti proses persalinan istrinya. Jimin masih berstatus pasien rumah sakit yang baru beberapa jam lalu masuk UGD.

Jimin terlihat mengenaskan memang. Aneh melihat seorang lelaki dengan perban di kepala, infus di tangan dan luka-luka di tubuhnya sedang duduk menunggu istrinya bersalin.

"Tenanglah, Yoongi pasti akan baik-baik saja." Namjoon duduk di samping Jimin dan menepuk pundak tetangganya itu. "Kau tidak perlu cemas."

"Entahlah, Namjoon, aku hanya—aku tidak pernah melihat Yoongi kesakitan sampai seperti itu. Tangannya dingin tapi badannya berkeringat. Sudah begitu... dia menangis dan menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan sakit. Aku biasa mendengarnya berteriak dan menjerit, sekarang saat dia berusaha keras untuk menahan itu aku benar-benar merasa bingung. Aku tidak bisa apa-apa..."

"Aku juga punya perasaan yang sama denganmu dulu, dua kali aku mengalaminya. Tapi aku percaya pada Seokjin, dan semua baik-baik saja."

"Sekarang kita hanya perlu percaya dan berdoa saja, Jiminie..." tambah Seokjin dengan nada bicaranya yang lembut.

Jimin menoleh akhirnya. Dia juga memandang Taehyung dan Jungkook. Dua anak itu juga mungkin sama, lahir dari proses yang tak mudah. Tapi mereka tumbuh sehat dan sempurna. Jimin hanya harus percaya pada Yoongi-nya. Yoongi akan melahirkan bayinya dan semua pasti baik-baik saja.

.

Mereka tak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Jimin hanya diam saja. Namjoon sesekali menghiburnya karena dia terlihat terlalu suram. Dua kakak beradik yang sudah lelah menangis itu jatuh tertidur di pelukan ibunya. Seokjin melirik lampu ruang bersalin itu berkali-kali. Berharap warnanya segera berubah hijau.

"Ah!"

Seokjin memekik saat lampu itu benar-benar telah berubah menjadi hijau. Tak lama seorang perawat keluar dari pintu itu. Dia menurunkan maskernya sebatas dagu.

Welcome Baby [minyoon ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang