Malam itu Leony berjalan melewati kamar Jongin. Samar-samar ia mendengar kakaknya berbicara dengan seseorang di telepon. Jongin terdengar marah dengan sang pembicara di telepon, sesekali mengumpat dan mendesah kecewa. Setelah Jongin memutuskan teleponnya, sempat terdengar umpatan kesal dari Jongin. Dengan perlahan Leony masuk ke kamar kakaknya.
"You ok?" tanya Leony sambil memberikan tatapan aneh pada kakaknya yang sudah terlihat berantakan.
"Ck" Jongin mendengus kesal "Liana itu loh! bikin marah aja malem-malem!"
"Napa sih? palingan entaran juga baikan" tanya Leony sembari duduk di samping kakaknya "gue tuh heran sama kalian tahu ga? sebentar sebentar marah terus baikan terus marah terus baikan, gitu aja terus"
"Gini dek, menurut lo siapa yang salah" Jongin mulai bercerita "Lo inget kan waktu gue jalan sama Aulia"
Leony mengangguk. Aulia merupakan anak dari teman mamah. Waktu itu Aulia bersama teman-temannya menghabiskan libur di Jakarta, dan dalam sekali kesempatan Jongin mengantar para wanita tersebut ke suatu restaurant untuk makan malam bersama.
"Masak Liana marah gara-gara itu. Emang sih awalnya gue yang salah ga ngomong dulu sama dia, soalnya gue males jelasinnya terus males kalau dia tanya-tanya, tapi intinya kan gue cuma nganter dan nemenin makan malam terus ramai-ramai juga yaah walaupun gue sendiri cowok." Jongin melanjutkan ceritanya "Dia marah dan gue udah jelasin ke dia tapi dia gak mau dengerin malah nuduh gue main cewek, gue gak terima dong akhirnya gue marah ke dia dan bilang kalau dia gak berhak ngelarang-ngelarang gue untuk berteman"
"terus?"
"Terus tadi malem gue liat snapgramnya Liana dia lagi clubbing sama cowok yang lagi ngejar-ngejar dia! sialan kan?!" Kini kerutan di dahi Jongin kian bertaut, Leony tahu lelaki ini sedang marah "tuh cowok juga gak tahu diri udah tahu Liana punya pacar masih saja di kejar. Tapi yang paling ga tahu diri itu ya si Liana sundel itu!"
"kaak.." ucap Leony memperingati kakaknya yang entah sadar atau tidak sadar tengah mengumpat pada pacarnya bahkan mengatainya 'sundel'. Ngomong-ngomong sudah menjadi peringai Jongin yang seperti itu, ketika marah siapapun bisa terkena ucapan pedasnya. Dulu bahkan Leony sempat mengangis tersedu ketika marahan dengan Jongin dan Jongin membentaknya dengan sebutan 'manusia ga berguna'
"Gue marah dong ke dia, berani beraninya keluar sama cowok berdua, ke club lagi! terus lo tahu apa jawabannya?" Leony terdiam menunggu kelanjutan cerita Jongin "dia bilang 'kata kamu aku gak punya hak buat ngelarang-ngelarang aku berteman, kamu juga gak punya hak buat ngelarang aku berteman, jadi ga papa kan kalau gue jalan sama temen gue tanpa bilang-blang ke kamu'" ujap Jongin menirukan bicara Liana.
"Bikin kesel kan? terus sekarang gue minta putus nangis dah dia, maunya apaan sih tu cewek?! bisa aja gue pacaran sama cewek kayak gitu" ucap Jongin.
"Ck" Leony berdecak kesal "gampang banget lo ngomong putus kak, setiap marahan ancemanlo selalu minta putus"
"Gue ga ngancem dia, gue emang bener-bener pengen putus sama cewek yang ga bisa jaga sikap kayak Liana"
"Tapi ga pernah bisa putus kan?"
"Itu kan dianya yang ga mau putus dari gue"
"Terus kenapa ego lo jadi hilang, kan lo biasanya selalu mau dapetin apa yang lo minta tanpa mau tahu orang lain setuju apa engga, kenapa lo masih peduliin persetujuan Liana untuk putus dari lo?"
Kali ini Jongin terdiam "Dari pada lo marah-marah, ngumpat-ngumpat ga jelas yang malah nyakitin Liana dan juga diri lo sendiri, mending lo perbaikin hubungan lo sama Liana" ucap Leony "Gue ke kamar ya"