Pagi ini hari pertama aku bergabung di Perusahaan pemintalan benang. Laborat benang, aku bergabung di Quality Control of yarn. Aku dibawah kepemimpinan Mbak Meira, dia seorang yang sabar, murah senyum dan cantik. Sekarang dia sedang hamil tua dan sebulan lagi mengambil cuti.
Waktu sebulan ini ku gunakan sebaik-baiknya, untuk menyerap ilmu yang diberikan Mbak Meira. Karena aku membawa pengalaman QC front, aku ditugaskan di area front. Aku juga mendapat kesempatan untuk belajar di area back terbagi antara Spinning dan Winding.
Mbak Meira merasa senang denganku, karena menurutnya aku lebih cepat menangkap ilmu yang diajarkannya. Perusahaan itu adalah anak cabang. Sakarang masih tahap proyek pemasangan mesin. Karena masih proyek, Kantor Laborat kami belum selesai di bangun. Sehingga kami mengecek hasil produksi ke Kantor pusat dan ke kantor unit terdekat.
Aku diperkenalkan ke Kantor Pusat dan Kantor cabang terdekat. Mereka mengira aku ini masih single, karena usiaku masih 22 tahun. Tinggi badan 160 cm dan berat 56 kg. Postur tubuh yang proporsional untuk seorang mamah muda seperti ku. Ya aku sudah memiliki anak yang berusia 2 tahun.
Dikantor pusat aku bertemu dengan seorang QC Laborat bahan baku. Dia seusia Mbak Meira sekitar 5 tahun diatasku. Dia berperawakan kurus, tinggi dan berkulit putih, Mas Yulius namanya. Dia beragama Kristen, berbeda denganku tapi dia seorang yang ramah dan baik.
***
Sebulan berlalu dan hari ini Mbak Meira berpamitan kalau mulai besok dia akan cuti selama tiga bulan. Dia memberi kami jobdisk masing-masing bagian, dan memperkenalkan Mas Yulius sebagai pimpinan pengganti sementara selama Mbak Meira cuti. Senyum dari Pria putih yang tampan itu, kurasakan berbeda ketika tatapan kami bertabrakan.Aku merasa ada hal lain di senyum itu, entahlah. Aku mengalihkan pandangan ke Mbak Meira sebentar memeluknya dan mengucapkan salam perpisahan.
"Semoga persalinannya lancar ya Mbak, sehat ibunya juga sehat dedek bayinya," kataku sambil menggenggam tangannya.
"Amin, makasih ya nduk cah ayu. Kalau temennya repot dibantuin ya, dan juga harus nurut sama perintah mas Yulius," jawabnya lembut disertai senyum yang mengembang. Bukan cuma aku Ari, Ria dan Mustafid juga menyalami Mbak Meira sebagai salam perpisahan.
Hari pertama tanpa Mbak Meira, rasanya sepi. Aku masih harus beradaptasi dengan pimpinan baru yang cuek itu. Aku bekerja sesuai dengan jobdisk yang diberikan Mbak Meira. Aku urutkan pengecekan rutinitas dan Daily Report yang akan aku selesaikan dengan Ria, sebagai partner di bagian Spinning. Bula pengecekkan ku selesai setiap sore mendekati jam pulang aku membantu Ari di Winding.
Banyak mesin yang off karena kekurangan operator dan kekurangan dopper di bagian Spinning sehingga pekerjaan ku berkurang. Aku di tugaskan untuk mengecek sample di Kantor pusat, Aku keberatan membawa troli sample Roving, dan Dwi membawa sample Sliver diatas nampan. Kaeena kedua tangan Dwi membawa smple akhirnya aku kerepotan sendiri mendorong troli yang cukup berat, secara suka rela ada satu mekanik yang bersedia membantu ku membawa troli sample itu sampai ke Kantor Laborat.
Lagi aku merasakan pandangan dan senyum yang aneh dari mekanik itu.
"Terimakasih," kataku pelan sambil sedikit tersenyum sehingga gigi gingsulku menyembul.
"Iya sama-sama Mbak cantik," jawabnya sambil tersenyum malu-malu.Yaelah biasa aja kali, kenapa sih orang-orang pada aneh melihatku, apa aku ini terlalu cantik di Pabrik ini. Rutuk Andini dalam hati, sambil menggeleng heran.
"Assalamu'alaikum selamat pagi Mbak Sita, " salam Andini ketika membuka pintu kaca kantor laborat unit 4."Wa'alaikumsalam Andini, " jawabnya sambil menoleh singkat dan segera melanjutkan aktifitas nya mengerjakan laporan Grain dan Ne benang spinning.
"Kamu sudah selesai menggunakan Uster ini Ver? " Tanyaku sambil menurunkan sample dari troli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati
Historia CortaBeberapa kisah tentang cinta yang tulus dan tidak dapat bersatu. Sad story