Cukup, Penderitaan Ini Menyiksa

23 0 0
                                    

***
  Mika masuk ke kamarnya lalu merebahkan tubuhnya ke kursi yang langsung menghadap jendela. Ia memikirkan kejadian hari ini. Entah mengapa begitu bahagia ketika bertemu Gyan.
  Namun, ketika ia sedang asik-asiknya melamun, ada suara yang membuyarkan lamunannya.

Pyarrrr
"Kamu tau? Anakmu itu tiap malem ke cafe nongkrong gak jelas kuliah juga gak jelas! Mau jadi apa dia? Jadi orang gabisa apa-apa kaya kamu? Ha? Didik dia dong! Jangan cuma dirumah diem-diem aja!" Suara pecahan piring terdengar diikuti kemarahan seorang lelaki.

Mika langsung bergegas turun, tanpa segan ia menolong ibunya yang sudah jatuh tersungkur memunguti pecahan piring.

"Gak bisa ibu diginiin terus, Yah. Ayah juga harus tau diri dong, ayah kalo malem kemana aja? Emang yakin ayah cari uang? Engga kumpul sama cewe-cewe lain yang gak jelas itu? Jangan salahin aku dong, Yah kalo aku jadi kaya gini. Semua juga berkat keingin-tahuanku soal ayah dan akhirnya i got it." Mika dengan berani menjawab amarah ayahnya dengan nada tinggi.

"Kamu itu emang anak kurangajar!"
Tangan ayah Mika sudah hampir mendarat ke pipinya. Namun, dengan sigap ibunya menepis tangan ayahnya.

Selepas kejadian tersebut, Mika langsung mengemasi barang-barangnya dan ibunya. Ia berniat untuk pergi ke rumah neneknya. Mika sudah tidak tahan dengan kelakuan ayahnya yang sangat tempramen dan tidak peduli kepada keluarganya.

"Ayo Bu, kita pergi dari sini. Semuanya sudah cukup sampai disini. Jangan sampai terjadi lagi,Bu. Mika udah gak tahan sama semuanya." Ajak Mika pada ibunya.

"Tapi nak, ibu gak mungkin ninggalin kewajiban ibu sebagai istri. Jadi..." belum selesai bicara, sudah dipotong oleh Mika.

"Kewajiban apa? Untuk dipukuli? Disiksa? Gak ada alasan lagi, Bu. Ayo ikut Mika. Sebelum ayah dateng. Kita naik mobil Mika aja, cuma itu yang bukan barang pemberian ayah."

Ibunya menyetujui usulan Mika, mereka langsung bergegas ke mobil dan menuju ke rumah neneknya.

***
Sampai di rumah nenek.

"Nek, ini Mika sama ibu, bukain pintu dong." Teriaknya dari luar pagar.

Tak lama, neneknya membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

"Loh kalian kesini ada apa? Winata, wajahmu kok banyak lebam gini? Mika ceritain ke nenek sekarang!" Nenek Mika mencecar mereka dengan pertanyaan.

"Panjang, Nek ceritanya. Semua ini karena ayah, ayah selalu nyiksa ibu tiap saat ayah lagi emosi sama kerjaannya. Semenjak ayah kenal temen-temen cewenya, ayah bukan seperti yang Mika kenal lagi, Nek. Makanya kita mau tinggal kesini aja." Mika menjelaskan dengan jelas asal usul masalahnya.

"Yasudah, kalian tinggal disini saja. Nanti kalau ayahmu nyari kalian, biar nenek yang menemui. Kalian istirahat dulu, Winata kamu tidur sama ibu aja ya. Nah, Mika kamu bisa tidur di kamar atas. Selalu rapih disana hehehe."

"Iya,Nek. Makasih banyak yaa Nek."

***

M I K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang