Aku Sayaaaangg...[1]

16.3K 1.8K 50
                                    

⏩Pindah Ke Cabaca.Id⏪
Hanya Bab Preview

-

"Halo? Jav, aku pusing deh dari pagi. Nanti pulang jangan lupa beli obat yah, males keluar."

"Beli pake ojol kek, jangan nunggu sampe mati. Udah dulu, Ra. Aku sibuk."

Dua bulan sudah waktu terhitung sejak Naura resmi mencoret kata gadis dari dirinya. Menjadi seorang istri bukanlah hal yang mudah. Pengangguran banyak acara kayak dirinya, terkadang hanya terlihat bagai tumpukan sampah yang tiap hari nangkring dirumah.

Bayangkan, Naura yang biasanya jalan kantor jam enam pagi lalu pulang sekitar jam sebelas malam, terpaksa melepas semua keindahan menjomblo ketika seorang bernama Java Batara memaksanya berhenti kerja dengan alasan, "Untuk apa semua gaji dan peluh yang keluar karena aku kerja kalo kamu masih mau kerja juga? Nggak enak kali Ra, sama Papah sama Mamah kalau aku masih biarin anaknya cape karena kerja."

Bener sih yang bilang kalau harga diri laki-laki itu bisa aja diatas segalanya. Tapi kan, saat ini konteks Naura adalah istri baru, seenggaknya berikanlah sedikit Naura waktu adaptasi dan me-timenya dengan pergi bekerja.

Dan lagi, menolak permintaan suami bisa jadi sebuah kesalahan bahkan dosa untuk seorang istri. So, yeah, Naura terpaksa melepas gelar wanita karir keren menjadi ibu rumah tangga yang kumuh. Bukan berarti nggak bisa ngurus rumah, Cuma ya rasanya aneh aja tiap hari ngurus berkas, ini Cuma duduk, masak, jemur cucian sampai nyuci mobil.

Kalau dia Sarwendah sih enak, Ruben baik dan perhatian pake banget sama istrinya. Menjadi ibu rumah tangga bukan keinginan seutuhnya dari suami, tapi rasa rela dari si istri sendiri untuk suaminya.

Kadang kalau udah gini, Naura suka mikir, apakah pahalanya bakal di tarik lagi?

Semoga aja ini bukan bagian dari menyesal- setidaknya begitu sampai saat ini.

Barusan adalah satu dari contoh lain kekesalan kembali muncul ketika Java selalu menampakkan sikap kekanakan dan cuek terlampau berlebihan kepadanya. Apa salahnya pulang kantor mampir ke apotik bentar beli obat pusing?

Naura merasa aneh belakangan ini memang. Seperti sering merasa pusing, mual tak tertahankan sampai yang terparah, dia selalu ingin Java pulang.

Jujur, itulah hal paling terparah kalau sampai terjadi. Mau taruh dimana sodet yang tiap hari nunjuk wajah Java kalau sampai keinginan itu ia jaharkan? Ah, Naura nggak habis pikir kenapa dia begini.

Hampir jam lima sore, dan Java biasanya pulang sekitar jam tujuh atau delapan malam. Tapi kayaknya hari ini dia bakal pulang agak telat, melihat bagaimana parameter kejutekannya ketika di telepon tadi.

Terpaksalah kesendirian dan nyanyian malam yang menemani Naura hari ini hingga mungkin jika ia masih terbangun saat Java pulang nanti.

Tiba-tiba mual itu datang lagi. Bergegas Naura berlarian ke kamar mandi untuk bisa menjangkau apa saja sebagai alat dirinya memuntahkan isi perutnya yang terkadang justru hanya lendir putih tanpa apapun. Perutnya lantas terasa mual, gejolak aneh terus terasa hingga Naura terkadang merasa lemas.

Ini memang bukan yang kesatu atau kedua. Sudah hampir lima atau enam kali kejadian ini selalu terjadi setiap beberapa jam sekali. Dan yang paling mencolok sekitar pagi atau sore hari.

Kenapa ya?

Naura lalu duduk diatas ranjangnya dengan tangan yang bergerak mengurut sekitaran dada dan perut. Doa mengalir dari bibirnya, semoga saja ini bukan penyakit akibat kekesalan dan sedikit kebenciannya kepada Java.

Our 3 Years Apart [Dek (Mas) Batara? Ganti Judul] [PINDAH KE CABACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang