Kenapa sih? [3]

17.5K 1.7K 91
                                    

⏩Pindah ke Cabaca.Id⏪
Hanya Bab Preview
-


"Iya aku udah sampe bandara. Kalau nanti Bunda datang, bilang salam dari aku. Jangan minta oleh-oleh. Aku lagi nabung buat lahiran kamu, oke aku tutup Ra. Assalamualaikum."

Naura menatap ponselnya dengan senyum kecil. Sebenarnya terbuat dari apa ya jenis orang kayak Java? Apa dia bagian dari superhero marvel dengan kekuatan membaca pikirian? Kadang Naura nggak habis pikir aja.

Dia yang nelpon dia juga yang pengen buru-buru nutup. Dasar Java.

Udah hampir dua Jam Java keluar rumah dan sebelum itu akhirnya Naura merealisasikan keinginan aneh suaminya dengan memeluk lelaki itu.

Biasanya juga Java males banget dipeluk padahal kadang hari lagi hujan dan Naura suka kedinginan di kamar walaupun udah pakai selimut.

Dan juga kayaknya minta izin buat dipeluk itu udah nggak penting banget sih. Java aja udah bikin dia hamil, masa peluk juga minta izin. Lucu banget kan dia? 

Ah jangan bilang Naura kesemsem sama dede emesh kayak Java.

Haha...

Setelah selesai merapihkan piring yang baru di cuci, Naura duduk dengan tenang didepan televisi. Mungkin dia akan menonton beberapa film hari ini.

-

"...Java dari kecil ya emang gitu. Sukanya gigitin bantal sampe seprai pada robek saking dia ketakutan tapi gengsi ke kamar bunda kalau lagi hujan banyak petir."

"Segitunya ya Bun soal ego. Keren sih. Hehe..."

Kalau kata guru sosiologi Naura pas SMP, hanya dua keinginan orang tua yang bisa di wujudkan semudah membalikkan kedua telapak tangan.

Jadilah anak yang berbakti untuk agama dan orang tua, dan yang kedua, dengarkanlah apa yang ingin orang tuamu ceritakan selagi beliau mampu menceritakannya dengan penuh semangat.

Dan bunda begitu bersemangat sejak kedatangannya beberapa waktu lalu. Bundanya Java memang tipe wanita rumahan yang sangat ayu untuk mengurus rumah.

Mamah juga sama, tapi rasanya berbeda aja kalau sama bunda.

Hehe...

"Kalau Naura sendiri? Bagaimana kesan setelah dua bulan sama Java? Pasti berat banget ya? Java emang gitu sih orangnya, suka terlalu serius dan jujur. Jadinya suka bikin kesel." Terang bunda sambil menutup toples kuaci didepan mereka.

Film yang sedang di putar pun hanya menyisakan suara yang mengalun tanpa satupun yang fokus kepada visualnya.

"Yah bunda udah punya banyak jawabannya deh gimana Java. Tapi ya Alhamdulillah urusan rumah dan lainnya aman. Hehe..."

"Bagus lah kalau begitu. Bunda jadi nggak harus susah-susah jitak kepala Java biar dia nggak nakal. Oh ya, Nau?"

Bunda mengigit kuacinya, "Masalah umur yang waktu itu- um, kamu nggak merasa di tipu kan? Sudah lama bunda mau nanya ini sama kamu tapi kok ya nggak enak rasanya. Double malah jadinya nak, nggak enak sama kamu yang malah tahu Java lebih muda tiga tahun sama nggak enak gitu hati Bunda biarin ini. Kamu udah nggak masalah kan?"

Our 3 Years Apart [Dek (Mas) Batara? Ganti Judul] [PINDAH KE CABACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang