DUA

20 2 0
                                    

     Grissham melajukan mobil mewahnya dengan cepat di jalanan malam yang sepi. Ia terlihat sangat marah dan kesal jika mengingat kejadian yang menimpanya malam ini. Tadi ia sedang melakukan rapat bisnis dengan kliennya di sebuah kafe di dekat kantor kliennya. Lalu saat kliennya tahu bahwa Grissham masih berumur 24 tahun dan masih kuliah kliennya langsung membatalkan kerja sama mereka. Klien Grissham pergi dengan membawa semua berkas kerja sama nya dengan Grissham. Seketika Grissham marah. ‘Aku berharap perusahaan mu akan bangkrut’ katanya dalam hati sambil menatap kliennya yang melenggang pergi tanpa pamit. Ia tetap berada di kafe itu. Ia ingin menenangkan dirinya disana karena suasana kafe yang sepi dan tenang walaupun banyak pelanggan. Ia memesan beberapa makanan dan minuman.

     Tiba-tiba saat ia sedang menikmati makanannya, ia dikagetkan oleh seorang pria yang berteriak karena ada sesuatu di dalam makananya. Pria itu memanggil seorang pelayan. Pria itu memarahi pelayan wanita itu. Sementara itu berlangsung Grissham hanya menontonnya dari awal kejadian hingga pada akhirnya si pria ketumpahan kopi panas dan pergi meninggalkan kafe. “Pelayan bodoh” ucapnya pada dirinya sendiri. Lalu ia pergi meninggalkan kafe dengan mobil mewahnya yang melaju kencang sekencang kilat. Bahkan mungkin lebih cepat lagi.

     Lalu tiba-tiba dia ingin buang air kecil. Ia memarkirkan mobilnya sejenak di sisi jalan lalu dia pergi ke semak-semak untuk buang air kecil karena disana tidak ada bangunan apapun selain semak-semak. Setelah ia selesai dia kembali menjalankan mobilnya tetapi kali ini dengan kecepatan sedang. Ditengah kekesalannya saat mengingat kerja samanya dengan sebuah perusahaan yang gagal karena ia masih kuliah dan baru berumur dua puluh empat tahun. Ia merasa ingin tertawa bila dia mengingat kejadian di kafe saat seorang pria memarahi pelayan karena suatu kesalahan yang di perbuat kafe itu dan pelayannya yang terus meminta maaf tanpa henti namun diabaikan.

     Tanpa sadar Grissham tersenyum sendiri di mobilnya karena mengingat kejadian itu. “Dasar pelayan bodoh. Jika hal itu terjadi padaku maka aku akan menuntut pertanggung jawaban kafe itu.” Ucapnya bermonolog sambil tersenyum.

     Sesampainya dirumah Grissham segera membersihkan dirinya dan mengerjakan beberapa tugas kantornya. Lalu ia juga mengerjakan tugas kuliahnya. Saat dia sedang mengerjakan tugas kuliahya ponselnya berdering menandakan telpon masuk.

     “Siapa yang menelpon malam-malam begini” katanya sambil mencari ponselnya. Setelah menemukan ponselnya ia membaca nama yang tertera di layar ponselnya. “Hemm. Ada apa Hadwyn?” ternyata yang menelponnya adalah adiknya.

     “Grissham ini sungguh luar biasa” kata Hadwyn disebrang telpon.

     “Apanya yang luar biasa?” kata Grissham.

     “Kau tahu aku berhasil bekerjasama dengan perusahaan majalah terbesar disini

     “Oh. Itu bagus. Teruslah bekerja keras dan jadilah orang sukses dan mandiri disana okay?” jawab Grissham seperti tidak peduli akan kesenangan adiknya.

     “Apa kau sedang sibuk sekarang? Apa aku mengganggumu?” Tanya Hadwyn karena merasa kakaknya tidak memedulikannya.

     “Ya maafkan aku. Aku sedang mengerjakan tugas kuliah ku sekarang. Tapi aku berjanji kita akan merayakan kesenanganmu ini nanti jika aku sedang tidak sibuk okay.” Ucapnya penuh penyesalan.

     “Baiklah aku mengerti. Okay sampai jumpa.” Kata Hadwyn.

     “Ya. Sampai jumpa” kata Grissham. Hadwyn Arthur, adik satu-satunya itu tidak melanjutkan sekolahnya setelah lulus High School. Ia tidak kuliah seperti Grissham. Hadwyn lebih memilih menjalankan perusahaannya dari pada harus kuliah. Dia pikir kuliah hanya akan membuat kepalanya gundul dan membuat otaknya hangus tanpa menghasilkan uang. Jadi ia tidak tertarik dengan dunia perkuliahan. Saat ini usianya dua puluh tahun berbeda empat tahun dengan Grissham dan berbeda tujuh tahun dengan kakak tertuanya Freddy.

     Waktu menunjukan pukul dua dini hari. Grissham masih sibuk dengan tugas kuliahnya sejak pukul sebelas malam tadi. Tugasnya yang begitu banyak membuatnya ingin segera menuntaskannya. Tetapi sebelum semua tugasnya tuntas ia tertidur. Ia tertidur dengan buku dan kertas-kertas yang masih berserakan dan acak-acakan di atas ranjangnya. Grissham tertidur pulas dan bermimpi indah.

     Kringggg… Kringggg…

     Suara alarm membangunkan Grissham. Ia mematikan alarm nya dan melihat pukul berapa sekarang. Ia sempat terkejut karena ini sudah jam delapan pagi. Ia akan terlambat kuliah. Tetapi ia ingat ini hari Sabtu. Hari ini ia libur kuliah jadi dia bisa mengerjakan pekerjaan kantornya dengan tenang.

     Grissham bangkit dari tempat tidurnya. Dia membereskan buku-buku dan kertas yang berserakan di atas tempat tidurnya karena semalam ia ketiduran. Lalu dia membersihkan kamarnya dan mandi. Setelah selesai mandi ia sarapan. Grissham tinggal sendirian di rumahnya. Disana ada penjaga rumah dan pembantunya tetapi mereka tidak tinggal dirumah itu. Mereka datang ke rumah Grissham untuk mulai bekerja sejak pukul Sembilan pagi sampai Sembilan malam.

     Setelah selesai sarapan ia segera menyiapkan berkas-berkas kantornya dan pergi ke kantor. Dijalan Grissham menelpon Elliot. “Elliot aku akan sampai di kantor dua puluh menit lagi tolong kau siapkan ruang meeting ada yang harus aku bicarakan. Kita meeting setelah aku datang.” Katanya pada Elliot.

     Sesampainya dikantor ia disambut oleh karyawannya. Mereka menyapa Grissham tetapi Grissham mengacuhkannya. Dia langsung menuju ruangan meeting dan di ruangan itu sudah ada Elliot dan beberapa karyawan lain.

     “Okay. Dimana berkasnya?” Tanya Grissham pada Elliot. Elliot memberikan beberapa lembar map pada Grissham. “Kita mulai meetingnya sekarang” Grissham memulai meetingnya hari itu. Mereka membicarakan tentang pembuatan mall di sebuah tanah kosong di sebelah sebuah kafe.

***

     Kini Grissham sedang memainkan smartphone-nya di ruang pribadinya. Ia bosan setelah selesai meeting satu jam lalu tidak ada lagi yang ia lakukan, ia ingin pulang tetapi jika ia pulang, ia akan berbuat apa di rumah? Akhirnya Grissham memutuskan untuk tetap di kantor.

     Tanpa ia sadari, ia membuka Instagram. Dirinya melihat foto-foto dari adiknya, kakaknya, para wanita yang berpakaian minim, da nada foto wanita itu. Grissham tidak ingin melihatnya. Ia langsung menekan tombol pencarian Instagram, dirinya menjelajah semua foto disana dan berhenti lalu menatap foto seorang gadis.

     “Menarik” Katanya dengan seringaian jahat.

––——–– To Be Continue ––——––

IN THE TUNNEL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang