TIGA

19 2 0
                                    


     The Red Café & Coffee sangat ramai pada hari sabtu. Meskipun pada hari sabtu kafe itu bukan pukul 12 malam hingga 3 dini hari, tetapi para pecinta malam akan setia datang ketempat itu, karena selain bar dan club malam, hanya kafe inilah yang berani buka hingga menjelang pagi.

     Malam ini adalah waktunya Valerie kerja. Di tempat kerjanya Valerie tidak fokus karena teringat akan ponselnya yang hilang kemarin. Selama ada waktu atau tidak sibuk, ia mencari kesetiap sudut ruangan di kafe, namun hasilnya nihil. Valerie tidak menemukan apapun. Akhirnya ia benar-benar menyerah. Menyerah untuk mencari ponselnya yang entah berada dimana, ia kembali bekerja, mengantar makanan dan minuman kepada para pembeli.

     Lalu ketika ia sedang berjalan menuju bartender, ia terkejut oleh kedatangan seorang laki-laki yang mabuk berat. Dengan cara jalan yang sempoyongan akibat mabuk, laki-laki itu menabrak Valerie dan memarahinya.    Valerie yang terkejut lalu merasa kesal para pria itu, tapi ia bisa memaklumi bahwa pria itu sedang mabuk. Mungkin dia sedang punya masalah. Kata Valerie dalam hatinya. Valerie akhirnya pergi meninggalkan pria itu, ia berjalan ke arah dapur. Sesampainya di dapur Valerie duduk dan melamun di kursi yang ada di dapur.

     Valerie merasa lebih baik jika ia diam di dapur. Dirinya mulai merasa bosan dengan pekerjaannya, walau terkadang ia menikmatinya. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya lebih sering bosan dan kesal selama bekerja. Ia merindukan dirinya yang dulu, saat orang tuanya masih ada, disaat dirinya tidak perlu bekerja keras seperti sekarang ini.

     “Valerie?” Tanya seorang wanita.
     “Valerie?” Wanita itu bertanya kembali, namun tidak ada jawaban. Lalu wanita itu menepuk pundak Valerie dan memanggilnya kembali.

     “Ah.. ya?” Jawab Valerie dengan wajah bingung “Ada apa Mia?” Lanjutnya. Ternyata yang memanggilnya adalah Mia Louise, teman yang memiliki jadwal kerja sama dengan Valerie.

     “Aku dari tadi memanggilmu, tapi kau tidak menjawab. Kau melamunkan apa hem?” Tanya Mia dengan senyum jail di wajahnya “Apa sekarang kau punya kekasih Val?” Mia melanjutkan dengan masih tersenyum jail pada Valerie, karena ia tahu Valerie tidak pernah terlihat menyukai pria.

     “Apa maksudmu? Tidak. Aku tidak punya kekasih, aku hanya... aku hanya lelah, aku lelah terus bekerja dan kuliah, belum lagi dirumah aku hanya tinggal berdua dengan adikku, dan semua urusan rumah selebihnya aku yang mengerjakan” Valerie mengeluh pada Mia.

     “Jangan seperti itu Val, kau pikir aku tidak lelah? Akupun sama, lelah, apalagi aku harus menjaga ibuku yang sering sakit, dan ayahku yang entah dimana. Tapi aku harus terus bekerja demi ibu dan adikku. Semangatlah Val” Ucap Mia menyemangati Valerie. Valerie hanya tersenyum menanggapi ucapan Mia, dan Mia pun pergi melanjutkan pekerjaannya.

***

     Waktu menunjukan pukul 01.30 am. Kafe tempat Valerie bekerja mulai sepi, Valerie yang tadinya sempat melamun di dapur, melanjutkan kembali pekerjaannya setelah mendapat semangat dari Mia.

     “Valerie, bisa aku bicara denganmu di ruanganku sekarang? Kau sedang tidak sibukkan?” Tanya Risa, manager Valerie.

     “Iya bu, saya bisa. Kebetulan saya juga sedang tidak ada pekerjaan” Jawab Valerie. Mereka berjalan menuju ruangan Risa.

     “Hari senin, tanah di sebelah kafe kita akan dibangun menjadi mall oleh sebuah perusahaan ternama di kota ini. Dan salah seorang dari perusahaan tersebut menghubungiku, dia bilang kafe kita akan di gunakan untuk para orang penting dari perusahaan itu untuk memantau pembangunan mall tersebut. Mereka membooking kafe kita dan hanya ingin ada aku sebagai manager kafe, seorang juru masak, seorang bartender, dan seorang pelayan. Maka dari itu aku memanggilmu, apakah kau bersedia Valerie?” Ucap Risa panjang lebar diruangannya.

     “Kenapa aku Mrs.downson? Kenapa tidak kau pilih orang lain yang sudah lama bekerja disini seperti Mia misalnya” Kata Valerie.

     “Dear, tidakkah kau tahu, selama ini aku memperhatikanmu, aku melihat kau sabar, dan rajin, meskipun kau suka melamun di dapur. Tapi percayalah tidak ada yang sesabar dirimu.” Kata Risa Meyakinkan Valerie. Mereka membicarakan hal tersebut sampai akhirnya Valerie setuju dan iapun pulang kerumahnya.

***

     Dirumah, ia melihat Olive belum tidur padahal ini sudah sangat larut. Valerie menghampiri Olive.

     “Kenapa belum tidur hmm?” Tanya Valerie.
     “Aku menunggumu. Aku tadi mimpi buruk, jadi aku tidak bia tidur sekarang”
     “Baiklah adikku sayang, sekarang aku sudah dirumah, tidurlah” Mereka lalu tertidur.

     Minggu pagi yang cerah, Valerie sedang mencuci piring di dapur, saat sedang asyik mencuci piring, tanpa sengaja ia melihat dari  kaca jendela tepat disebelahnya, seorang pria berpakaian formal serba hitam sedang memotret rumah nya.           Dirinya merasa curiga dan bingung, untuk apa pria itu memotret rumahnya. Karena rasa penasaran Valerie memberanikan diri keluar rumah dan berjalan menghampiri pria tadi.

     “Hey!! Kenapa kau memotret rumahku? Ada apa?” Valerie berteriak karena ia melihat si pria yang hendak kabur setelah melihat Valerie keluar. Dan benar, pria itu tidak menjawab pertanyaan Valerie dan malah pergi menggunakan mobil yang juga berwarna hitam. “Ada apa ini, kenapa pria tadi memotret rumahku, dan kenapa dia kabur” Valerie bertanya pada dirinya sendiri. Valerie bingung, Valerie juga takut terjadi apa-apa pada rumah peninggalan ayahnya itu. Tapi iaja untuk tenang, mungkin saja itu hanya orang iseng yang tidak tahu malu.

     Ia masuk kembali ke dalam rumah, dan melanjutkan pekerjaannya.

      “Kakak?! Kau dimana?” Teriak Olive yang baru bangun dari tidurnya.
     “Aku didapur sweetheart” Valerie juga berteriak saat menjawab Olive. Olive menghampiri Valerie ke dapur. Di dapur mereka terlihat mengobrol dan tertawa.

***

      Kedua wanita cantik di sebuah rumah terlihat sedang menikmati camilan sambil menonton tayangan televisi di ruang tamu. Sesekali mereka tertawa dan mengumpat jika adegan di film nya tidak sesuai dengan ekspetasi mereka.

     “Olive, bagaimana jika kita pindah rumah?” Tanya seorang wanita disebelah Olive. Olive sedikit terkejut dengan ucapan wanita disebelahya namun dia berusaha agar terlihat tenang.
     “Well, untuk apa ka? Kita punya rumah yang layak untuk kita tempati, tetangga kita baik dan ini peninggalan ayah” katanya dengan tenang.

     “Setelah aku berfikir sebaiknya kita sewakan rumah ini dan kita membeli rumah baru, agar kita punya pemasukan uang selain dari tempat kerjaku, karena biaya kuliah kita sekarang, maksudku semester ini cukup mahal” Kata Valerie berusaha tidak menyakiti adiknya dengan kata pemasukan uang, karena hanya ia yang bekerja.

     “Lalu, dari mana uang agar kita bisa membeli rumah baru, kakak?” Kata Olive yang terihat tersinggung dengan ucapan Valerie.

      “Selama ini aku mengumpulkan uang hasil kerjaku untuk membeli mobil agar kita bisa memakainya dan tidak menggunakan bus, tapi aku pikir kita hanya akan membuang uang untuk itu, jadi lebih baik kita membeli rumah baru dan menyewakan rumah ini” Jelas Valerie. Olive mulai mengerti ucapan Valerie dan mengangguk menyetujuinya.

    Bukan hanya itu alasan Valerie membeli rumah baru, namun ada alasan lain, yaitu saat tadi dirinya melihat seseorang memotret rumahnya, dan ia menjadi takut jika terjadi sesuatu padanya atau pada adiknya.

———––TO BE CONTINUE———–

IN THE TUNNEL (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang