Kini Putri sedang duduk di bawah pohon belakang sekolahnya. Setelah kejadian yang tidak ia sangka-sangka, Pria yang sudah mengambil ciuman pertamanya pergi dan meninggalkannya.
'Lihat tuh! Pakai pelet apa sih dia sampe-sampe bisa gebet kakak cakep tadi?'
'Ih, iya! Mungkin orang tuanya diam-diam pemuja hal-hal aneh' dan bla bla bla, Putri sudah cukup mendengar omongan-omongan kasar dari teman-temannya. Putri hanya bisa menghembuskan nafasnya dan bersabar.
Pelajaran terakhir pun kini sudah selesai. Putri membereskan seluruh buku-bukunya dan bergegas pulang. Ia butuh menenangkan diri sepertinya. Ladang adalah tujuan utamanya setelah pulang sekolah.
"Putri pulang!!!" Putri sampai dirumahnya. Ia membuka pintu dan tak melihat kedua orang tuanya didalam.
"Bu..." tidak ada sahutan.
"Mungkin ibu sama ayah lagi kerja. Huh! Makan dulu deh" sebelum Putri pergi ke dapur Putri melihat beberapa barang di rumahnya sudah di bungkus.
"Apa ini?" Dan betapa terkejud nya ia saat melihat barang yang di bungkus itu adalah barang miliknya
"Kok barang-barang aku di giniin sih, sama ibu" Putri dengan kesal mengambil barang-barangnya itu dan berniat akan membawanya kembali ke kamarnya.
"Siapa yang menyuruh mu memegangnya?" Putri terdiam dan berhenti melakukan aktivitasnya itu. Ia menoleh kebelakang, tepatnya pada sumber suara yang dia dengar barusan. Suara yang sepertinya ia ingat milik siapa.
Putri terkejut dan sampai-sampai mulutnya sedikit terbuka. Kenapa dia ada disini? Kata-kata itu yang pertama kali terlintas didalam diri Putri. Pria yang sudah menolongnya dari kekejaman Nana. Dan pria itu juga yang sudah mengambil ciuman pertamanya. Tanpa sadar, Putri tiba-tiba saja merasa malu dan mengusap bibirnya Ia menjadi salah tingkah dihadapan pria ini.
"Anda sebenarnya siapa?" Pria itu tersenyum sinis dan melangkah masuk kedalam rumah, Putri. Ia berjongkok tepat dihadapan, Putri.
"Aku? Kau menanyakan siapa aku?" Dia kembali tertawa
"bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu? Atau aku perlu mengulanginya lagi?" seketika Putri syok dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia bukan lah gadis bodoh. Ia mengingat jelas siapa nama pria yang ada didepannya ini. Tapi maksud dari pertanyaan Putri tadi adalah, apa hubungan pria ini dengannya atau keluarganya. Setahu dirinya, ia tidak mempunyai saudara dari kalangan atas seperti pria ini.
"Maafkan saya kak, Gabriel. Tapi saya sungguh tidak mengenali anda" Terlihat jelas bahwa pria yang ada di depannya ini sedang menatapnya saja.
"Halooo... kakak!!" Putri menjentik-jentik kan tangannya di depan pria itu. Merasa heran karna perkataannya tidak direspons. Putri semakin merasa kesal saat pria yang ada didepannya ini malah tertawa dan mencubit kedua pipinya. Sehingga membuat Putri merasa kesakitan.
"Aduhh! Ih kakak kenapa cubit-cubit sih? Aku Seriusan nih, kak. Kakak kok bisa kenal aku sih? Tahu rumah aku dari siapa?" Pria itu jelas memandang wajah, Putri sambil tersenyum melihat kepolosan gadis ini.
'Sungguh teramat natural dan sederhana'
'Jika kau ingin tahu, aku sangat ini memakan mu saat ini' ucap Marco dalam hatinya.
"Ehhemm begini, aku mau menawarkan sesuatu kepadamu, Tapi sebelumnya kau jangan salah paham dulu. Sekarang orang tua mu sedang ada di dalam perjalanan menuju rumah ku. Aku datang kemari untuk menjemputmu dan mengantarkanmu kepada mereka" Putri jelas semakin bingung. Buat apa orang tuanya pergi dengan pria ini? Apa benar dugaan Putri, bahwa lelaki ini masih ada hubungan saudara dengannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Husband (TERBIT)
Romance#17 in romance, 21 Maret 2018 WARNING (18+) ( PRIVATE ACAK ) ***** Sekolah, kerja, punya teman. Itu adalah hal yang sangat diinginkan oleh, Putri. Hidup sederhana dan bisa menikmati pemandangan desa yang sejuk saat dia membuka mata, sudah cukup ba...