Seperti biasanya, di tengah kesunyian malam. Diambang keraguan bulan kepada terang. Para binatang malam terperangkap dalam rintikan hujan. Itu adalah waktu yang sederhana untuk bercerita. Bercerita perihal hati, meski hanya dengan secangkir kopi. Secangkir kopi hitam adalah perantara terbaik untuk bercerita. Bercerita tentang segala aspek kehidupan. Tentang alam, kerinduan, bahkan kebencian.
Malam ini, seperti biasa ku coba bercengkrama dengan semesta, melalui petikan gitar tua yg kupunya. Ditemani lautan kopi hitam dan megahnya langit kelabu. Berdua saja dengan alunan irama kalbu. Namun sesekali bayangmu, menyelinap masuk lewat senandung rindu.
Di malam yang dingin dengan secangkir kopi hangat. Terlintas kenangan tentangmu yang masih saja kuingat. Bagaimana dulu cara mu tersenyum pada ku, dan kita saling menertawakan hal-hal yang tak perlu. Lalu, bersamaan kita berlari bahagia di dunia kita. Dunia yang kita bangun atas dasar cinta.
Masa-masa itu tak bisa semerta-merta kulupakan. Masa dimana kita saling merajut kerinduan. Kau selalu tersipu malu saat rindu, membuatmu tampak semakin lucu. Lalu, saat-saat kau cemberut karena cemburu yang membara, membuatmu terlihat semakin memesona.
Hingga pada akhirnya, aku mengetahui. Bahwa aku hanyalah pilihanmu disaat sepi. Aku baru tersadar. Saat kau sibuk dengan duniamu, hanya aku sendiri yang memupuk rindu. Rindumu hanya sekedar ucap. Yang kau bilang cemburu hanyalah menusuk belikat. Rindumu tak nyata. Cintamu tak pernah benar-benar ada. Tapi tak apa, tak perlu berlarut dikenang. Tak perlu diingat sampai habis malam. Ku anggap itu sebagai satu kenangan kelam.
*maaf atas keterlambatan update. menulis ini bukan sekedar tulisan asal, tapi dibutuhkan kegigihan rindu yang optimal. Besok akan ada update part berikutnya. Don't forget to vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Permata
Ficção Adolescente"Tak bisa dipungkiri, bahwa cinta adalah perihal memiliki." -ikhsan bumantara "Terkadang, senja yang jingga adalah pelerai dari luka-luka." -ikhsan bumantara "Perlu kamu ketahui, aku jatuh cinta padamu berkali-kali. Terhitung dari pertemuan kita kal...