9

4.7K 337 35
                                    

Seulgi POV

"Annyeong bibi "kataku sambil membungkuk kepada bibi hira.

"Ne, nado, ayo masuklah. " bibi hira membukakan pintu rumah kecilnya itu dan mempersilahkanku masuk.

Aku bercerita tentang semuanya yang terjadi pada jeon jungkook kepada bibi hira. Seseorang yang telah aku taksir selama lebih dari kurun waktu dua tahun lamanya.

Aku bahkan menceritakan bahwa jeon jungkook telah mempunyai seorang pacar yang bernama jimin. Aku meminta sarannya bagaimana aku harus menghadapi semuanya.

Ia menyuruhku agar mundur saja dari ini semua ini, karena Cinta jimin terlalu tulus kepada jungkook, dan begitu sebaliknya.

"Aku tidak bisa bibi, aku harus mendapatkan jeon jungkook, kau tahu aku sudah memendam rasa ini sendirian selama 2 tahun terakhir. Dan sekarang apa? Kau menyuruhku berhenti? Apa kau gila" kataku tak percaya kepada bibi hira.

"Tetapi aku benar-benar jujur, seulgi. Jika kau mendapatkannya itu juga
ti—"

"Cukup bibi. Aku hanya ingin kau membuatkan ku ramuan agar dia bisa mencintaiku dan menuruti semua perintahku." kataku memotong perkataan bibi hira yang belum selesai.

"Baiklah, aku akan membuatkannya. Kau harus menanggung semua risiko yang akan terjadi kedepannya, kang seulgi" katanya menegaskan kata-kata terakhirnya.

Bibi hira membuatkanku obat bubuk yang diisi ke dalam botol kecil, seperti obat tetes mata. Dia memberikannya kepadaku, dan menjelaskan cara pakainya. Akupun membayar bibi hira lalu melangkahkan kaki menjauhi rumah itu.

Aku langsung pulang menuju ke rumahku.

Lihatlah, jimin. Apa yang akan kau terima akibat perbuatanmu, cih. Kau pikir kau siapa bisa menyaingiku? Batinku.

Jungkook POV

Astaga, apa yang aku lakukan. Aku melakukan itu saat jimin baru sembuh? Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku. Kau sangat payah, jeon jungkook. Paboya.

Aku membalikkan badanku dan menghadapkan wajahku ke jimin yang sedang tertidur pulas. Aku mencium dahinya, lalu aku bangkit dan mandi.

Aku tak bisa berlama-lama bersama jimin, karena aku ingat sekarang aku ada rapat mendadak jam 9,sedangkan aku bangun jam setengah delapan.

Aku cepat-cepat mandi agar, aku bisa bersama jimin. Walaupun, sebentar.

Jimin POV

Aku merasakan ada tangan dingin yang kini menyentuh pipiku. Aku memukul tangan itu, karena mengganggu acara tidurku. Aku tidak suka di ganggu.

Tangan itu kembali memainkan hidungku. Membuka lalu menutup lubang hidungku. Aku kembali memukulnya, dan kini aku memasukkan kepalaku ke dalam selimut.

Aku yang sedikit terusik, lalu berfikir, siapa yang berani menggangguku pagi hari. Ah, iya, aku kan tinggal bersama daddy. Aku, menjadi pelupa akhir-akhir ini, ㅋㅋㅋㅋ.

Aku membuka selimutku sebatas mata, dan mengintip ke seluruh ruangan. Kamar ini sudah sepi, ani daddy pasti sudah pergi. Astaga, betapa bodohnya aku kenapa tidak bangun saja tadi.

Saat aku bangun, aku merasa tubuhku kedinginan. Astaga, benar saja aku sedang telanjang saat ini. Benar-benar bodoh, aku lupa semua hal.

Aku langsung memakai pakaianku dan berlari keluar kamar, mencari daddy.

"Daddy, eodiga? " kataku sambil berlarian dari satu ruangan ke ruangan yang lainnya.

Heol, aku tak dapat menemukannya. Aku sudah terlambat. Ya sudah aku tunggu saja daddy pulang. Aku duduk di sofa dan menonton acara tayo.

My Sweety BabyBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang