First time

20 2 0
                                    

Depok, 14 Agustus 2017. Adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk calon siswa baru di SMA Monokrom 10, SMA idaman yang menjadi incaran para siswa untuk mengemban pendidikan disana.

"NGIIIING!! " terdengar suara microphone yang berdenging keras memekakkan kuping. Tampak 10 barisan calon siswa berbaris rapih di depan 10 orang senior di sekolah tersebut lengkap dengan almamater MPK sekolah mereka.

"Tes tes.... Oke! Selamat Pagi semuanya. Selamat Datang di SMA Monokrom 10, disini kalian akan menjalani MPLS yang akan di bimbing oleh kami secara langsung. MPLS akan berlangsung selama 3 hari. Masing-masing dari kalian akan mendapatkan korlas beserta salah seorang dari kami yang akan bersama dengan kalian selama 3 hari. Pembagian korlas akan kami umumkan setelah ini" ucap salah seorang senior yang tampaknya merupakan ketua MPK di sekolah tersebut.

10 menit berlalu setelah pengumuman pembagian korlas. Tampak seorang gadis kecil berpakaian SMP dengan jepit bunga di kepangan rambutnya berada di barisan korlas paling belakang. Terlihat beberapa senior dan murid lain memandangi gadis tersebut. Ada yang memandanginya dengan tatapan sinis, kasihan, dan lucu. Bahkan terdengar beberapa orang membicarakan gadis tersebut. Wajah datar dan tatapan dingin gadis tersebut terpampang pada wajahnya ketika mengetahui dia tengah menjadi pusat perhatian.

"Oke! Perhatian, saya adalah senior yang akan membimbing kalian selama 3 hari MPLS. Nama saya Syavira. Saya mohon dari kalian atas kerja samanya selama 3 hari ini" jelas Senior tersebut ramah. Senior tersebut kemudian mebimbing barisan korlas tersebut ke dalam sebuah ruangan kelas.

Di dalam kelas tersebut, senior yang akrab disapa dengan kak Vira itu menjelaskan apa apa saja yang harus dibawa selama 3 hari, mulai dari format name tag, bekal, jargon, yel-yel, sampai games yang akan mereka mainkan selama 3 hari tersebut. 15 menit berlalu setelah penjelasan panjang lebar dari kak Vira.

Tampak gadis kecil dengan jepit bunga, tengah duduk di bangku pojok belakang tanpa teman sebangku. Wajah dingin gadis tersebut membuat orang-orang tidak ingin duduk sebangku dengannya. "Hei kamu! Yang duduk di bangku belakang! " panggil kak Vira sembari menunjuk ke arah gadis tersebut. "Siapa namamu? Eng... " sambung kak Vira sambil mengecek absensi siswa. "Mei Heliodor" jawab gadis tersebut singkat.

"Ah iya! Mei! Kenapa kamu duduk sendiri, kamu tidak ada teman? " tanya kak Vira kepada Mei. "Sudah jelas aku sendirian karna tidak ada teman, kenapa bertanya? " pikir Mei. Pertanyaan kak Vira kemudian hanya dibalas wajah datar Mei dengan sorotan mata yang tajam. Melihat hal tersebut, banyak murid lain mulai membicarakannya dan memberi tatapan sinis seakan dalam hati mereka berkata "sombong sekali sih anak itu!" atau "ih! Gak sopan banget sih! ".

Tidak membalas sikap diam Mei dengan emosional atau hukuman, kak Vira justru mengadakan games Secret Angel dengan berharap agar ada salah seorang anak yang mau menjadi teman Mei. Tak lama setelah itu setiap anak dipanggil maju untuk mengambil secarik kertas dengan nama teman sekorlas yang tertulis di dalamnya. Ketentuannya adalah mereka harus mendekati dan bersama dengan orang yang tertulis di kertas tersebut selama MPLS, lalu memberikan permen, coklat, ataupun bunga kepada orang yang tertulis di dalam kertas tersebut saat hari terakhir MPLS.

• • •

MAYA ARDILASARI, adalah nama yang tertulis pada secarik kertas yang diambil oleh Mei. Mei mendapatkan nama Maya Ardilasari tanpa tahu siapa orang itu, sedangkan Mei sendiri penasaran dengan orang yang yang mendapatkan namanya "Siapa ya yang mendapat namaku? Apa cowok? Semoga bukan.. Ini akan menjadi masa tersuram jika aku harus berurusan dengan cowok " pikirnya. "Ngomong-ngomong, siapa Maya Ardilasari ini? Apa dia anak yang baik? Atau anak yang nakal? Dia anak yang berisik? Semoga tidak... Aku bisa gila jika dia orang yang berisik... " pikir Mei kemudian.

Mei pun memutuskan untuk men-cari tahu siapa anak yang bernama Maya Ardilasari saat absensi siswa ketika pulang sekolah nanti.

• • •

"TENG! TENG! TENG! " 3 kali lonceng dibunyikan tanda waktu pulang. Tiba saat absensi siswa. Kak Vira segera mengambil kertas absensi dan segera memanggil satu persatu nama murid-murid sekorlas berdasarkan nama yang tertulis di kertas tersebut, anak yang dipanggil namanya harus mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Mei terus menantikan nama Maya Ardilasari disebutkan. "Setelah tau siapa Maya Ardilasari, nanti aku kasih apa ya? Hmm... Mungkin permen? Benar! Permen saja, harganya murah dan tidak sulit mencarinya, tapi.. Apa tidak apa-apa ya jika aku hanya memberi permen? Bagaimana kalau coklat? Tapi...coklat mahal, uang jajanku akan langsung habis jika aku membeli coklat. Kalau bunga? Tunggu.. Bunga? Memangnya aku ingin melamarnya?!..." Ia terus memikirkan semua hal itu, sedangkan kak Vira terus mengabsen siswa satu-persatu.

Lalu tiba ketika nama Mei disebutkan. "Mei Helionor.. Eh! Mei Heliodor.. Duuh nama kamu susah banget sih dek" keluh Kak Vira ketika salah memanggil nama Mei. "Cih! Kalau salah ya salah, kenapa malah menyalahkanku karna namaku susah?" pikir Mei kesal. "Tunggu.. Tadi dia sudah menyebut namaku.. Itu artinya tadi dia sudah menyebut nama Maya?! Ah.. Sial! Aku terlalu sibuk memikirkan apa yang akan ku berikan pada Maya, sedangkan aku tidak tau siapa orangnya. Dasar Mei bodoh! " gerutu Mei dalam hati.

Seluruh siswa pun sudah di absen dan diperbolehkan pulang. Mei pun segera berkemas, ia memasukkan buku note dan alat-alat tulis lain yang berserakan diatas mejanya ke dalam tas. Mengenakan jaket, memakai tas ranselnya dan segera berjalan menuju luar kelas. Di luar kelas ada seorang gadis manis berkulit sawo dengan rambut ikal yang dikuncir kuda tersenyum hangat kepada Mei. Mei pun membalasnya dengan senyum ala kadarnya dan segera pergi meninggalkan gadis itu. "Siapa dia? Tiba-tiba tersenyum seperti itu? Apa aku mengenalnya? Sepertinya tidak... Dia tidak mungkin kan.. Akrab pada pandangan pertama? Atau jangan-jangan dia mengejekku...dasar!" pikir Mei kesal dengan wajahnya yang mulai lesu.

Hari pertama MPLS pun ia anggap sebagai hari yang saaaangaaat membosankan. Mei tidak dapat membayangkan 3 hari harus bersama dengan orang-orang menyebalkan sekorlas yang terus membicarakan dirinya, gadis aneh yang tiba-tiba senyum seakan mengejeknya, kak Vira yang melimpahkan kesalahannya ke orang lain, belum lagi.. Games Secret Angel yang mengharuskannya mencari nama Maya Ardilasari. "AAAAAAKKH!!" teriak Mei kesal di dalam kamarnya sambil memukul-mukul bantal empuknya. "Hal menyebalkan apa lagi yang akan terjadi besok?"

Because of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang