Dancing Day

10 2 0
                                    

Setelah memberi hadiah pada Aji,aku masuk kelas.Di ruangan sudah ada Kak Azizah,Fadela dan Amanda-teman sekelas yang pendiam.Hanya ada mereka yang sudah datang.Eh,ada satu lagi,sih,Aji.

Aku kaget banget,lho. Mereka bertiga langsung nge-dance di depan kelas.Gaya mereka kompak banget.Aku tertawa-tawa melihatnya.Kereeeen .. .. Jujur,deh,kayak dancer yang udah latihan berbulan-bulan.Mereka sepertinya menyambut aku gitu,deh.Ada beberapa hal yang bikin aneh,lho

Pertama, Fadela yang biasanya feminim banget,sekarang bisa nge-dance kayak anak tomboi. Kedua, Kak Azizah yang biasanya dingin,kini tersenyum dan menyambut aku dengan nge-dance. Ketiga, Amanda sang pendiam, kok, bisa-bisanya nge-dance sekeren itu.

Pokoknya aku seneng banget, rasanya seperti mimpi.Bingung juga melihat kelakuan teman-teman yabg berbeda dengan kepribadian mereka.Kalau punya handycam, aku pasti merekamnya. Mungkin hanya aku satu-satunya yang melihat mereka seperti itu,eh , Aji juga sih.

Tiba-tiba, speaker pengumuman berbunyi. "Bagi murid-murid kelas sepuluh dan sebelas,dimohon berkumpul di aula atas kantor.Sekali lagi,bagi murid-murid kelas sepuluh dan sebelas,dimohon berkumpul di aula atas kantor .. .."

Aku pun berjalan menuju aula yang berada di atas kantor.Di aula,sudah ada guru paling ramah di sekolah, Bu Laura. Beliau akan mengumumkan sesuatu.

"Anak-anak sekolah kita akan mengikuti lomba Drama Lelucon. Nanti,akan diseleksu siapa saja murid yang paling lucu dan kocak. Pemenang tiga besar akan mendapat hadiah dari sekolah. Dan juara pertama , tentu hadiahnya akan lebih besar. Dan mulai besok, kalian akan di seleksi," ucap Bu Laura panjang kali lebar.

Aku ga berencana ikut seleksi drama lelucon.Aku juga ga berminat ikut lomba itu. Lebih baik di rumah saja,daripada main drama.

Setelah mendengar pengumuman Bu Laura,semua murid masuk kelas. Sampai di kelas,lagi-lagi aku melihat Fadela, Kak Azizah dan Amanda nge-dance . Mereka mempersembahkan semua itu untukku. Aku semakin yakin kalau mereka mempersembahkannya kepadaku,karena ada tulisan, "Halo,Anjani!" di papan tulis. Aku tertawa dan mulai bertanya-tanya,kenapa sikap mereka berbeda dari biasanya?

Aku juga bahagia karena mereka ga dingin(Kak Azizah) dan pendiam (Amanda) lagi. Jika saja Kak Azizah berubah selamanya,pasti menyenangkan.

Pelajaran demi pelajaran berlalu. Aku lega setelah pelajaran IPS- yang bagiku super sulit-usai. Ingin cepat-cepat pulang,karena ingin buru-buru latihan nyanyi. Entah kenapa setelah semua pelajaran selesai,bel pulang tak kunjung berbunyi. Yang ada malah suara pengumuman dari speaker.

"Anak-anak,salah satu teman kita dari kelas X IPA 5,yaitu Azizah,mengusulkan bahwa hari ini kita akan menggelar Hari Menari atau Dancing Day di sekolah. Usul itu akan di setujui setelah kita mengadakan voting. Voting dilakukan di kelas masing-masing." Suara Bu Laura yang lembut menyampaikan pengumuman.

Aku melihat Kak Azizah begitu gembira setelah pengumuman iti selesai diperdengarkan. Mungkin dia senang karena usulnya di hargai.

Voting di kelas menunjukkan perbedaan. Di kelas kami, Bu Lidya meminta voting dilakukan dengan cara menuliskan "S" untuk setuju atau "TS" untuk tidak setuju pada selembar kertas kosong.

Tentu saja,aku memilih menulis "S", khawatir kak Azizah marah pada orang yang tidak setuju dengan usulan itu. Kak Azizah pasti marah-marah dan semua anak kabur dari tempat duduk.

Agar tidak memperlama jam pulang, waktu untuk vote hanya diberikan sepuluh detik. Itu pun masih perlu dihitung dengan cepat.

"Baik anak-anak, ibu akan pilih satu anak untuk maju dan menghitung hasil vote, ucap Bu Lidya.

Tale Of AnjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang