🍁🍁🍁
Dalam ruangan yang sedikit remang, karena memanfaatkan cahaya dari satu obor yang di telakan di satu sisi ruangan tersebut. Tampak seorang pria sedang berkutat dengan buku-buku di atas meja kerjanya.
Wajahnya memandang serius setiap lembaran yang ia baca. Sesekali ia mendesah lelah dan juga kadang terlihat guratan gusar pada wajahnya.
Tapi kali ini, katupan pada kedua rahangnya sedikit menekan keras. Seakan sang pemilik raga tengah menahan emosinya yang siap meluap kapan saja.
Tak lama kemudian terdengar ketukan dari luar, yang menyadarkan pria itu dari kekesalannya.
"Masuk," ujar pria itu tegas dan kembali lagi berkutat dengan lembaran yang barusan ia baca.
Masuklah salah seorang pria muda, memakai seragam lengkap berwarna putih ala bangsawan, jubah yang menggantung dibalik punggungnya terdapat gambar sayap gagak hitam serta pedang panjang yang ia sampirkan di samping pinggangnya layaknya seorang prajurit, tak lupa juga ia memberi hormat pada pria di depannya yang sekarang menatapnya menunggu laporan darinya.
"Lapor ketua, terjadi masalah di wilayah timur. Menurut laporan para penduduk, beberapa hari ini banyak gadis yang hilang secara tiba-tiba. Salah seorang warga juga menemukan mayat seorang gadis di perbatasan wilayah timur," ucap pria itu sedikit gugup.
William, sang ketua. Mendengar laporan tersebut semakin murka. Bagaimana bisa, masalah datang bertubi-tubi begini?
Baru saja ia dapat laporan dari wilayah barat, kejadian serupa juga terjadi di sana, bahkan mungkin lebih parah dari ini.
Bagaimana bisa ia seceroboh ini?
"Sampaikan pesanku pada Jack jika ia tiba nanti. Suruh para kapten wilayah barat dan timur menemuiku sebelum matahari terbenam." William menyerahkan dua gulungan kertas, berpitah perak itu pada pria muda di depannya.
"Pastikan gulungan itu sampai pada mereka hari ini juga." lanjutnya, pria itu memberi hormat sebelum melangkah keluar.
"Siapa yang mencoba bermain-main denganku? Kau salah memilih lawan." seringai licik tercetak jelas di wajah William. Dia tak akan melepaskan siapa pun yang mencoba menganggu Ibu Kota Zoru, sebagai ketua batalion pasukan terdepan werewolf , William harus melindungi rakyatnya.
🍁🍁🍁
"Apa yang kau lakukan? Kau ingin mati huh!!!!"
Alenka menoleh pada asal suara tersebut. Seorang pria berbaju jirah keemasan, berdiri angkuh di hadapannya.
Tangannya bersilang di dada, Memandang rendah dua makhluk di depannya.
Alenka yang muak melihatnya, segera membantu Asta berdiri. Meski sedikit meringis, jatuh tersungkur dengan lutut mencium jalan berbatu itu tidak bisa dianggap sepele.
"Ssst... Ini sedikit sakit," ucap Asta setelah keseimbangannya kembali. Sebelah tanganya ia topangkan pada bahu Alenka. Meski wanita di sampingnya ini bertubuh kecil, tapi jangan remehkan dia. Dia ahli beladiri, mengangkat tubuh Asta yang dua kali-lipat darinya bukanlah masalah untuk Alenka.
"Hei... Tuan, kau yakin tak salah tempat mencari masalah? Atau kau ingin pamer kekuasaanmu itu?" Alenka balas menantang pria di depannya. Sementara Asta, firasatnya berkata bahwa ia harus segera pergi dari sini, atau Alenka akan berbuat hal buruk lagi.
Jack, pria yang baru saja pulang dari medan perang. Kapten Wilayah Barat, orang paling disegani oleh para bangsawan dan pejabat lainnya. Ditantang oleh wanita yang bahkan ia tak tau siapa namanya.
"Dia tak mengenalku? Menarik. Kita lihat, apa kau masih berani menantangku setelah tau siapa yang kau tantang ini," pikir Jack.
Seringai tipis membingkai diwajah tampannya. Tak terelakkan meski bersikap tegas dan dingin, Kapten Jack banyak digilai oleh wanita bangsawan.
"Kenapa kau tersenyum, tuan? Ku yakin daun telingamu masih berfungsi bukan?"
Jack masih diam, menghiraukan ucapan Alenka barusan. Gadis ini mencoba memancing amarahnya.
Alenka menatap sinis pria bisu di depannya, itulah yang terlintas dipikirannya.
Alisnya terangkat sebelah, dihiraukannya ajakan Asta, yang memintanya untuk melupakan masalah ini dan cepat meninggalkan tempat ini."Ingatkan aku untuk mengomelinya nanti jika gadis ini berbuat ulah lagi", batin Asta yang entah ditujukan buat siapa.
"PENCURI... ITU PENCURINYA" Teriak salah seorang prajurit tadi yang mengejar mereka.
Alenka yang melihat para prajurit itu lari ke arahnya, segera membopong Asta. Ia tak ada waktu mengurusi pria bisu dan angkuh itu. Anggap saja ia sedang sial sekarang.
Segera mungkin ia berlari sekaligus membopong Asta. Menerobos kerumunan dengan susah payah dan hilang di dalam kerumunan tersebut.
Sementara para prajurit tadi sedikit kesusahan mengejar mereka karena kehilangan jejaknya.
Semua kejadian itu tak luput dari pengawasan, Jack. Wanita itu berlari kedalam gang sempit saat kerumunan itu menutupi celah jalan mereka kembali.
"Kapten, kau tidak apa-apa? Apa ada masalah? Seharusnya kau tetap berada di barisan, biar kami saja yang mengurus wanita itu." Jack menoleh pada Jures, ia kembali berjalan menaiki kudanya, "Tidak perlu, biarkan saja wanita itu. Aku akan mengurusnya nanti." perintah Jack, Jures mengangguk. Segera menaiki kudanya, menyusul rombongan yang sempat terputus barusan ke Aula Utama.
Pikiran Jack masih pada kejadian barusan, bagaimana bisa ada wanita yang berani menantangnya? "Menarik, aku akan mencari tau tentangmu nanti," gumam Jack. Seraya memacu kudanya agar lebih cepat sampai tujuan.
🍁🍁🍁Sorry banget Alenka telat Update, maklum, nulis yang ngandalin moodboster memang susah.
Terima kasih sudah menunggu kalanjutan Alenka.
Sampai jumpa di Alenka selanjutnya.
Salam,
Otakuxxx123
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENKA (Warrior Phillip)
Werewolf(14012018)#80 in Werewolf (18+) mohon kebijakanya dalam memilih bacaan yang sesuai. Iblis yang bersemayam dalam tubuhnya, menjadikan ia, werewolf yang berbeda dari kaumnya. (SlowUpdate) Copyrigth_©Otakuxxx123™