CHAPTER 1 - TATAPAN

48 21 5
                                    

"Tatapanmu bagaikan es. Dingin dan menusuk."

———

Orang yang berada dibawah Qaila adalah seorang laki-laki. Namun laki-laki tersebut hanya menatap Qaila dengan tatapan dingin.

Qaila malu sekali, apa yang sekarang dipikirkan laki-laki ini sehingga menatap Qaila dengan pandangan sedingin itu.

Sedetik kemudian, laki-laki tersebut langsung mendorong Qaila kesamping sehingga Qaila langsung terjatuh.

"Hei!" teriak Qaila. Laki-laki tersebut langsung berdiri dan berjalan santai meninggalkan Qaila tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Dasar kurang ajar!" teriak Qaila

Namun laki-laki tersebut tidak menoleh sama sekali dan akhirnya menghilang di ujung koridor. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengulur di hadapan Qaila. Qaila menoleh dan mendapati seorang perempuan cantik dengan tulisan 'Teya' di nametag nya.

"Kau tidak apa-apa?" katanya. Qaila meraih tangannya kemudian berdiri.

"Iya, terima kasih," balas Qaila sambil tersenyum. "Kau murid baru? Siapa namamu? Namaku Teya," kata Teya sambil mengulurkan tangannya.

Qaila menjabat tangannya lagi. "Iya, namaku Qaila,"

"Aku melihat apa yang terjadi tadi, kau beruntung gak kenapa-kenapa," jelas Teya yang membuatnya sedikit kaget. "Apa maksudmu? Aku hanya terjatuh, tidak akan patah tulang kok," balas Qaila.

"Tidak, bukan itu maksudku. Maksudku Jack. Orang yang kau tabrak tadi. Kau beruntung masih bisa bebas, biasanya Jack langsung memukul bahkan menghajar orang yang mengganggunya," jelas Teya pada Qaila.

Qaila terbelalak. "Hei, tenang saja. Aku kan perem-"

"Tidak peduli kau laki-laki atau perempuan. Jack bahkan pernah mendorong seorang perempuan sampai jatuh dan terluka karena perempuan itu tidak sengaja mengotori bajunya ketika mereka tabrakan di kantin," potong Teya.

"Oh, begitukah?" tanya Qaila tidak percaya.

Teya hanya mengangguk. Seketika Qaila teringat kalau dia harus pergi ke kantor guru.

"Teya, bisakah kau mengantarku ke kantor guru?" kata Qaila. Teya hanya mengangguk kemudian menuntun Qaila menuju kantor guru.

Tidak beberapa lama mereka sudah sampai didepan kantor guru. "Aku pergi dulu ya, semoga kita sekelas," kata Teya sambil memegang bahu Qaila. Kemudian Qaila tersenyum padanya. "Iya, terima kasih ya. Sampai nanti," kata Qaila.

Teya hanya tersenyum kemudian pergi meninggalkan Qaila. Qaila langsung memasuki kantor guru tersebut.

———

Qaila mengikuti wali kelas didepannya. Sekarang ia menuju kelas barunya.

Sedikit rasa gugup yang Qaila rasakan sekarang. Saat sudah berada didepan kelasnya, ia mendengar seisi ruangan tersebut yang berisiknya bukan main.

Ketika wali kelasnya masuk, suasana kelas menjadi tenang. Qaila menunggu diluar kelas.

Qaila dapat mendengar wali kelasnya menyebutkan bahwa mereka kedatangan murid baru.

Semua murid menjadi heboh saat mengetahui kalau murid barunya perempuan. Wali kelas menyuruh Qaila masuk.

Saat Qaila masuk, semua murid kembali heboh. Wali kelas menyuruh semuanya diam dan menyuruhku untuk memperkenalkan diri.

"Hai semua, namaku Qaila. Aku pindahan dari Singapura. Semoga kita bisa berteman. Mohon bantuannya," jelas Qaila sambil membungkuk. Semua murid bertepuk tangan menyambut kedatangan Qaila.

"Qaila, kamu duduk dikursi kosong belakang dekat jendela ya," kata Wali kelas. Qaila mengangguk kemudian menuju kursinya. Wali kelas langsung memulai pelajaran.

Saat Qaila duduk, ada yang mem-psst dirinya dari depan. Qaila menatap orang didepannya. Qaila terkejut.

Ternyata Teya.

Qaila tersenyum senang karena ternyata mereka sekelas begitupun dengan Teya.

"Qai, nanti istirahat bareng ya," kata Teya. Qaila tersenyum sambil mengangguk.

———

Istirahat sudah tiba. Semua murid langsung bertebaran untuk menuju kantin. Qaila dan Teya langsung mengambil meja yang kosong kemudian memesan makanan. "Teya, dikelas kok cuma aku yang duduknya sendiri?" tanya Qaila. Teya hanya diam dan malah menatap mata Qaila lama.

"Apa kau melamun?" tanya Qaila sambil melambaikan tangannya didepan muka Teya. "Kau duduk sama Jack," jawab Teya sambil tersenyum kikuk.

"Ha? Kenapa kau baru bilang? Bukannya dia tadi masuk? Kok dia tidak ada?" tanya Qaila sambil menyantap makanan yang mereka pesan.

"For your information, Jack adalah anak yang berbeda. Saat jam pelajaran dia selalu bolos entah kemana. Namun, dikelas saat dia ditanya oleh guru, dengan cepat dia bisa menjawabnya dengan benar. Kurasa dia memang terlahir pintar." jelas Teya kemudian ikut melahap makanannya.

Qaila yang mendengarnya hanya tidak peduli dan melanjutkan makannya. Setelah makan, anak-anak yang berada dikantin langsung menuju kelas mereka masing-masing.

———

Pelajaran sejarah berlangsung dengan sangat membosankan. Bahkan Qaila hampir tertidur. Tidak lama kemudian, Pak Asan, guru sejarah mereka, pergi keluar kelas sebentar.

Ini kesempatan bagi semua murid untuk meregangkan badannya, bahkan ada yang mengecek hape dan penampilannya. Di sekolah ini, Pak Asan terkenal sebagai guru killer.

Tanpa membuang-buang waktu, Qaila segera meletakkan kepalanya diatas meja untuk menghilangkan rasa kantuk yang daritadi ia tahan.

Baru beberapa detik Qaila memejamkan matanya, tubuhnya reflek menegak saat pintu kelas yang tiba-tiba terbuka dengan sangat keras mengagetkan seisi ruangan tersebut. Masuklah Pak Asan sambil menarik kerah seorang siswa untuk masuk ke dalam kelas.

"Sudah merasa pintar ya kamu makanya bolos pelajaran saya, hah?" bentak Pak Asan didepan muka siswa tadi, yang ternyata adalah Jack, laki-laki yang ditabrak Qaila tadi pagi.

Jack hanya memasang wajah datar kemudian memutar kedua matanya.

Pak Asan segera melakukan gerakan ancang-ancang untuk memukul wajah Jack namun ditahannya karena memang peraturan guru untuk tidak melakukan tindakan kriminal terhadap siswanya. Mengingat bahwa Jack juga anak dari pemilik sekolah ini. "Duduk kamu!" bentak Pak Asan sambil mendorong tubuh Jack menjauh.

Jack berjalan menuju ke arah Qaila. Qaila yang langsung menyadari bahwa mereka satu meja langsung gugup.

Entah kenapa jantungnya bekerja sangat cepat saat ini. Jack sudah duduk disebelahnya, namun Qaila tidak berani menatapnya.

Saat Qaila meliriknya, ternyata Jack sedang menatapnya juga sehingga mereka bertatapan selama beberapa detik.

Qaila yang terkejut langsung membuang muka dan lebih memilih melihat ke arah luar jendela.

Kemudian tatapan Qaila kembali kepada Pak Asan yang sedang menjelaskan materi.

Namun samar-samar Qaila dapat melihat bahwa saat ini Jack masih tetap menatapnya.

'Ada apa dengannya?' benak Qaila saat itu juga.




To Be Continued

------------------------------------------------------

Haiii i'm back^^ Makasih ya buat yang masih mau nunggu, maaf banget ya aku lama update, kemaren super busy, sekarang aku bakal rajin kok hehe. Jangan lupa vote+komen yaaa. See you~

My Bad Boy NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang