CHAPTER 2 - ACCIDENTALLY

33 16 3
                                    


KRING!!!!

Bel tanda istirahat baru saja berbunyi. Qaila langsung berdiri dan bergegas untuk meninggalkan kelas. Padahal tujuannya keluar kelas cepat-cepat karena ia tidak tahan dengan Jack yang terus menatapnya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

"Qaila!!"

Saat Qaila berbalik, ternyata Teya sedang mengejarnya.

"Kenapa kau buru-buru?" tanya Teya.

"Aku kebelet," jawab Qaila berbohong. "Oh.. Yaudah bareng aja," kata Teya sambil merangkul Qaila.

Saat mereka di toilet, banyak perempuan yang sedang merapikan penampilan dan merias diri sehingga toilet itu jadi penuh dan sedikit sesak. Bahkan Qaila sampai menahan tawa saat ia melihat satu perempuan dengan makeup yang sangat tebal.

Setelah Qaila selesai dengan urusannya, mereka langsung bergegas keluar dari sana.

"Gimana rasanya duduk sama manusia yang paling ditakutin di sekolah ini?" tanya Teya tiba-tiba.

Qaila terkejut. Ia tidak mau cerita tentang Jack yang terus menatapnya tadi. "Pak Asan gak takut tuh," kata Qaila mengalihkan.

"Yaelah, Pak Asan mah gak dihitung," balas Teya.

"Aku gak takut tuh," kata Qaila lagi.

"Seriusan?" tanya Teya.

"Iyalah, ngapain takut, selagi kita gak ada salah gak usah takut dong," jawab Qaila.

"Ohiya, kau kan anak baru," kata Teya maklum. Qaila hanya diam.

Mereka sudah sampai di depan kelas. Sebelum Qaila masuk, dia mengintip dulu dari jendela untuk melihat apakah Jack ada di kursinya.

Tidak ada. Qaila langsung masuk dan duduk di kursinya.


KRING!!!!


Bel tanda masuk sudah berbunyi. Semua murid mulai memasuki kelas mereka masing-masing. Tidak ada tanda-tanda dari Jack. Qaila baru sadar, tas Jack sudah tidak ada di tempatnya.

Apa Jack izin pulang? pikir Qaila.

Tiba-tiba ada laki-laki yang duduk di samping Qaila dan mengulurkan tangannya.

"Jimmy," katanya.

"Qaila," jawab Qaila menyambut uluran tangan Jimmy.

"Aku boleh duduk di sini?" tanya Jimmy sambil tersenyum manis. Qaila hanya mengangguk sambil membalas senyumannya.

"Woi modus,"
"Jangan sok ganteng woi,"
"Dihh,"
"Wuuuuu,"
"Kesempatan banget si Jimmy,"

Itulah ucapan seisi kelas yang heboh gara-gara Jimmy. Qaila hanya diam karena dia sedikit kurang nyaman saat menjadi pusat perhatian.

"Woi gak usah modus deh Jim," kata Teya dari depan.

"Lah orang mau kenalan doang kok," balas Jimmy.

Tiba-tiba Pak Soni masuk ke kelas dan semua murid mulai mengeluarkan buku matematikanya masing-masing.

"Gimana rasanya duduk sama Jack?" tanya Jimmy. Qaila heran kenapa semua pada nanya gimana rasanya duduk sama laki-laki itu. Se wow itu kah?

"Biasa aja kok," jawab Qaila.

"Kalau kau bingung kenapa dia gak ada disini, itu udah biasa. Dia sering cabut pas jam pelajaran terakhir," jelas Jimmy.

"Oh gitu," balas Qaila.

Setelah itu, Jimmy menceritakan banyak hal ke Qaila tentang Jack, sekolah, guru-guru, dan teman-temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bad Boy NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang