Vampire YAOI

5.4K 284 10
                                    

Disclaimer : Masashi Kisimoto
rate : T-M
Pair : SasuNaru, ShikaNaru, XXNaru, etc

PROLOG

Langsung aja ya~

Perayaan tahun baru yang dimeriahkan dengan pesta kembang api, membuat malam yang gelap menjadi lebih ramai saat siang hari. Berbagai penjual berjejer disepanjang jalan. Orang-orang, baik pria dan wanita berlalu lalang memenuhi jalan. Ada yang kencan dan juga ada yang bergerombol sekedar bermain antara teman.

Namun tidak seperti yang lain.. ada beberapa anak yang lebih memilih tempat-tempat tertentu untuk melihat pemandangan kembang api lebih jelas dan indah.
Salah satu nya adalah remaja bersurai kuning dan raven yang memilih duduk disebuah bukit pinggir kota yang strategis sekali untuk melihat pemandangan kembang api dengan sempurna.

"Kau mau masuk SMA mana, Naruto?" Tanya si raven kepada remaja yang sibuk menikmati hembusan angin disampingnya. Kulit tan nya berkilap indah terpapar sinar rembulan, membuat siapapun pasti terkesima dibuatnya, termasuk orang dismpingnya saat ini.

"Gak tau." Jawabnya enteng tanpa beban.

"Aku mau ikut kemanapun kau masuk." Ujar sang raven dengan tampang datar karena kesal.

"Kau kan pintar Sasuke, masuk kemana saja pasti gampang. Kalau aku..pasti tak bisa masuk SMA favorit yang nilai rata-ratanya harus tinggi." Kata Naruto pada sang raven yang dipanggilnya Sasuke itu, dia tahu kalau sudah membuat sang sahabat kesal. Karena itu sudah hobby nya sejak dulu.

"Hn." Sahut Sasuke mengalihkan pandangannya jauh ke depan...kearah pemandangan lampu kota yang masih tenang karena belum ada kembang api yang dinyalakan.

"Kau kesal Sasuke?" Tanya Naruto berusaha mengajak bicara Sasuke yang sudah mulai diam. Karena Naruto tak suka keadaan terlalu hening. Itu mengingatkannya akan dimana ia sekarang...gelap...tak ada bangunan apapun hanya semak dan pepohonan yang membuat suasana horor di benaknya.

"Kalau kita diam begini mending dikeramaian aja, kau kan tahu aku gak suka suasana seperti ini. Aku balik  aja ya." Kata Naruto sembari bangkit dari duduknya. Berharap Sasuke akan menyegahnya, dan menemaninya pergi dari situ.

Tapi apahal, Sasuke masih diam
membisu dengan pikirannya sendiri. Apakah dia masih kesal sehingga mendiami Naruto? Atau karena dia berfikir sesuatu sampai tak menghiraukan Naruto yang sudah berjalan menjauh? Entahlah... yang pasti Naruto sudah jauh dari tempat Sasuke semula.

*

Naruto adalah anak ceria, dia sangat benci keheningan dan kegelapan. Namun kali ini dia harus memberanikan diri agar bisa pergi dari bukit itu. Dia berencana mau kumpul dengan teman-temannya yang lain saja daripada harus duduk berdiam-diaman seperti tadi dengan sang manusia es.

Bukan karena penakut, atau karena Naruto lebih kecil dari teman-teman seusianya, tapi  karena buta arahnyalah yang paling merepotkan. Membuat ia dari dulu selalu tersasar dan salah arah tiap kali ketempat baru. Seperti halnya saat ini.

"Aku yakin jalannya tadi kesini. Tapi aku lebih yakin kalau aku nyasar. 😑 " ucap Naruto santai. Dia sudah biasa mengalami hal ini. Jadi sudah biasa juga dia bakal merepotkan temannya untuk menjemputnya.

"Hya, Sasuke. Sepertinya aku nyasar nih. Kau bisa menjemputku.
? Tapi aku tak tahu aku dimana sekarang dan jalan mana yang kuambil tadi." Kata Naruto ke Sasuke yang berada diseberang telepon.

"Dasar dobe, terus gimana cara menjemputmu kalau gini? Lagian ngapain kamu jalan sendiri, sudah tahu kau buta arah begitu. Dasar Dobe." Ucap Sasuke di seberang sana.

"Situasi seperti ini kau masih saja mengejekku, dasar Teme sialan." Kesal Naruto sambil berteriak kesal.

"Kalau aku brengsek, aku akan membiarkanmu dan tak repot menjemputmu." Timpal Sasuke dengan nada datar.

"Coba saja, aku masih punya banyak teman yang pasti mau membantuku. Diam saja disitu kalau kau memang tega. Dasar manusia es 😑 ". Kesal Naruto pada sahabatnya satu itu.

"Setidaknya beri aku penjelasan dimana kau sekarang agar bisa menemukanmu. Jangan main-main. Meski ini bukit terawat, tapi mungkin ada bahaya." Ujar Sasuke makin kesal.

"Disini hanya ada pohon. Aku bisa liat bulan dari bagian kiri. Eh, aku liat seperti kuil kecil. Aku tunggu disini ya. Cepat." Dan teleponpun terputus tiba-tiba.

*
"Sial. Kenapa malah putus teleponnya. Apa si dobe itu lupa men-charge HP-nya lagi?!" Sasuke kesal sendiri namun segera bangkit dan menengadah ke atas langit. Melihat bulan dan langsung belari untuk mencari Naruto.

*

Didorong rasa penasaran. Naruto melihat-lihat kuil kecil yang ditemuinya itu. Bentuknya aneh sekaligus unik. Seperti kuil kebanyakan, hanya saja didalamnya terdapat sekotak peti kecil seperti berisi sesuatu yang tersegel. Naruto tahu dia tak boleh menyentuh apapun didalamnya. Karena itu dia hanya melihat dan mengamati saja secara seksama.

DUAR DUARR

"Wah, pesta kembang apinya sudah dimulai. Padahal pasti seru kalau bareng yang lain. Ini sendirian. Tersesat pula. Sebagus apapun kembang apinya... aku gabisa senyum." Lirih Naruto murung didepan kuil kecil itu.

Tanpa disadari... ada kembang api yang menuju kearah kuil kecil itu. Naruto yang melamunpun tak tahu menau. Dia hanya mendengar suara Sasuke yang berteriak kencang dibelakangnya. Dan saat ia menoleh, Sasuke memeluknya masuk kedalam kuil kecil itu untuk melindungi dari kembang api yang akan membakar mereka hidup-hidup.

Prolog end.

Vampire YaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang