CHAPTER 7 : Cabe Terong Goals

169 14 19
                                    

Setelah semua murid sampai di Lab, termasuk Andra, Pak Basuki langsung memulai pembelajaran. Kali ini, beliau menyuruh murid-muridnya duduk berkelompok sesuai dengan undian yang telah mereka ambil.

Abi menatap wajah satu per satu teman sekelompoknya.

"Harus ya? Ana satu kelompok sama kalian?" tanya Abi dengan lesu.

"Kenapa lu? Nggak terima?" balas Galang. Sifatnya yang mudah tersinggung keluar seketika.

Sementara dua anggota kelompok Abi lainnya, Nina dan Syfa hanya saling memandang dan berbincang pelan.

"Galang belain gue tu..." bisik Syfa kepada Nina.

"Hi, PD!" ucap Nina sedikit lancang.

"Ah... Hahaha... Ana bercanda, Lang! Ente sensian mulu," ucap Abi seraya memukul pelan pundak Gilang. Jiwa lakinya melempem begitu mendengar Galang membentaknya dan menampakkan wajahnya yang menakutkan.

"Udah, sini alatnya!"

Galang menengadahkan tangannya meminta alat praktik dari tangan Syfa. Sontak Syfa terkejut dan merasakan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Getaran itu menyebabkan alat praktik yang sedang dipegang Syfa hampir jatuh.

"Hati-hati lo."

Untungnya, dengan sigap Galang menangkap alat tersebut.

"Kenapa lu? Habis makan cabe? Merah amat tu muka," kata Galang begitu melihat wajah Syfa memerah. Syfa pun semakin salah tingkah.

"Iya, cabe-nya di sebelah noh," sambung Abi mengarahkan dagunya ke arah Nina.

"Enak aja!" ucap Nina sambil memukul bahu Abi. Pukulan itu membuatnya meringis kesakitan.

Brak brak brak!

"Ayo dimulai praktiknya! Rame aja dari tadi!"

Semua murid langsung terdiam begitu mendengar Pak Basuki menggebrak meja. Mereka mulai fokus pada kegiatan praktikum yang dilakukan bersama kelompok mereka masing-masing.

Di tengah-tengah praktikum, bukannya mengamati fotosintesis seperti yang dilakukan oleh temannya yang lain, Nina malah asyik mengobrol dengan Abi. Lebih tepatnya, memaksakan telinga Abi untuk mendengarkan ocehannya.

Topik pembicaraannya pun masih sama, yaitu Samudra.

"Heh, kalo PDKT jangan di sini. Ketahuan Pak Bas, kelar hidup lu berdua." Galang mulai marah kala melihat Nina dan Abi justru tidak melakukan praktikum.

"Sekate-kate! Mana mau Ana sama cabe-cabean pasar kayak dia! Selera Ana tu bukan yang pedes, tapi yang manis..."

"Eh, terong-terongan jangan ngata-ngatain cabe ya? Mahalan juga cabe!"

"CIEEEEEEEEEE........"

Piuit! Piuit!

Semua murid langsung meneriaki Nina dan Abi. Saling lempar ejekan yang mereka lakukan justru menjadi bahan perjodohan teman-teman sekelasnya.

"Wah, ada pasangan baru nih."

"Terong-terongan cinta cabe-cabean! Ciyaaaa..."

"Cocok parah!"

"Jadian sana! Keburu cabenya dibeli orang!"

"HAHAHAHAHAHA...."

"...JADIAN! JADIAN! JADIAN!"

"Amit-amit..." ucap Abi sambil mengetukkan tangannya ke kepala dan meja. Melihat hal itu, Nina spontan menirunya.

"Ciee... Samaan lagi!"

Fight For My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang