5. 결정 (Decision)

128K 13K 1.2K
                                    

Sebagai seorang manager yang profesional, Kang Seon begitu mengenali seluruh karakter personil Bangtans, ia bisa langsung peka setiap kali ada hal yang mengganjal. Kali ini firasat Kang Seon seakan menuju pada Jungkook. Maknae dari Bangtans itu beberapa hari ini sering kepergok melamun dan kurang berkonsentasi dalam setiap kegiatan.

Jungkook yang biasanya ikut bergabung bersama yang lain saat akan berjalan-jalan keluar, hari ini lebih memilih untuk berdiam diri di tempatnya. Kang Seon tahu hal itu saat melakukan Video Call dengan Bangtans dan tak menemukan Jungkook bersama mereka.

Saat itu juga Kang Seon langsung menghampiri Jungkook, tempat tinggal mereka memang sengaja di posisikan tidak berjauhan agar Kang Seon lebih bisa mengawasi selurug aktivitas Bangtans.

Hanya butuh sekitar lima menit untuk sampai ke kediaman Bangtans dan menemukab wajah murung Jungkook saat ia membukakan pintu. Seperti seorang ibu yang begitu peka, detik itu juga ia paham bahwa ada yang menganggu pikiran seorang Jungkook.

 Seperti seorang ibu yang begitu peka, detik itu juga ia paham bahwa ada yang menganggu pikiran seorang Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kang Seon melipat kedua tangannya, menatapi Jungkook yang masih menunduk. Hal-hal seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi di kalangan para artis. Ada kalanya mereka merasa begitu sensitif, sehingga hal-hal yang terjadi pada mereka berubah menjadi beban yang bersarang di pikiran. Kang Seon tahu bahwa Jungkook masih muda dan dia yang paling perasa di antara personil lainnya. Jadi, dalam hal seperti ini, Kang Seon tidak akan menempatkan dirinya sebagai manager, tetapi sebagai seorang Kakak tertua, atau mungkin seorang Ibu yang pada akhirnya berhasil membujuk Jungkook untuk menceritakan apa yang membuat pikiran Jungkook tidak tenang.

"Kenapa kau baru menceritakan ini padaku?" Kang Seon masih menjaga nada bicaranya agar tetap lembut.

Jungkook mengela napas. "Aku pikir, aku bisa mengatasinya. Tapi, nyatanya itu terus membayangi. Aku merasa bersalah." Saat mengucapkan itu, ingatan Jungkook kembali terputar pada hari di mana ia melihat Ahn Sona menangis di depannya, yang paling menyesakkan dari itu justru ingatan tentang senyum Ahn Sona yang sangat sengaja dibuat padahal matanya masih bengkak.

Kang Seon menatap Jungkook, berusaha memahami perasaan Bangtans termuda ini. "Hmm. Tapi, bukankah kau bilang sudah meminta maaf?"

"Nde. Tapi, aku merasa itu tidak cukup. Apa yang kulakukan padanya keterlaluan."

"Memang keterlaluan. Aku sampai khawatir."

"Khawatir dia akan menulis berita buruk tentangku?" tebak Jungkook atas pemikiran Kang Seon.

"Itu salah satunya. Kedua, dia jadi bisa curiga terhadap kedekatanmu dengan Niana, karena kau memberikannya pada Niana. Dia pasti akan bertanya-tanya, mengapa Niana? Sedangkan kalian tidak pernah terlibat gosip apa pun, hanya hampir. Jangan sampai dia memulai semuanya. Kau tahu, kita tidak menginginkan itu."

Mendengar hal itu, perasaan Jungkook justru semakin lebih buruk. "Kau bilang tak ingin menjadi manager untuk sekarang?" sindir Jungkook kesal.

Kang Seon seketika tersadar, ia tersenyum tipis. "Mian. Aku kelepasan. Sangat terkejut." Wanita itu meneggakkan posisi duduknya. "Baiklah, kita tidak punya waktu banyak. Aku harus kembali ke kantor sore ini. Jadi, mari langsung memikirkan solusinya."

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang