HIDDEN 2.0 || 7. 바보들 - Fools

62.1K 7.5K 1.6K
                                    


 "Aku tidak bisa meninggalkan Korea."

Sona membuang napas panjang sambil menatap payar ponselnya yang tengah menampakkan wajah Jungkook. Mungkin ini sudah dua puluh kalinya Sona menolak, sejak tadi pagi Jungkook mengatakan hal itu.

"Wae?!" Entah mengapa Jungkook juga tidak menyerah.

"Aku punya pekerjaan. Aku tidak bisa meninggalkannya." Sona membalik posisi tidurnya, dari yang tadi menghadap ke kiri menjadi ke kanan. "Ini juga terlalu mendadak, lusa kau juga sudah berangkat. Tidak akan bisa."

"Agensiku sudah menawarkankan untuk megurus semuanya. Kau bisa berangkat sebagai translator pribadiku. Jadi, kau juga takkan kehilangan pekerjaan, kau mendapatkan pekerjaan baru," Jungkook tersenyum, "yang lebih menyenangkan tentunya.

Sona mengembungkan kedua pipinya. "Aku bersusah payah mendapatkan pekerjaan ini, aku harus sampai menunggu beberapa tahun. Aku baru beberapa bulan merasakannya, aku tidak mungkin melepaskan semua itu." Kali ini, Sona sedikit kesal dengan Jungkook. Harusnya Jungkook bisa lebih memahami semua ini, karena setelah Jungkook kembali dari London, apa Sona sudah pasti bisa mendapatkan pekerjaan lagi.

Jungkook membuang napas pelan, setelah melihat reaksi Sona. Jungkook tentu mendadak sedih.

"Mianhae."

Kalau sudah menunjukkan wajah lugu seperti itu, Sona seketika menjadi ikut lemah juga. "Kau hanya akan berada di sana selama tiga bulan. Jika sedang bosan kau bisa menghubungiku."

"Belum pasti, bisa lebih dari tiga bulan. Aku benar-benar akan mati kebosanan."

"Kau tidak sendirian, orang tuamu pasti menjagamu."

Seketika wajah Jungkook berubah. Satu detik setelah Sona mengatakannya, Jungkook membeku, tampak jelas sedang memikirkan sesuatu, sepertinya itu bukan sesuatu yang baik.

"Ada apa?" tanya Sona.

Jungkook tersentak, lalu menatap kembali ke layar ponsel. "Ani, hanya saja, orang tuaku tidak ikut."

"Eoh? Kenapa?"

Jungkook tersenyum tipis sambil menaikan kedua bahunya. "Entahlah, aku hanya tidak ingin. Mereka terlalu khawatir padaku, kadang-kadang tak memberiku privasi, itu membuatku kurang nyaman. Dan, yang paling berat adalah ketika mereka harus menyaksikanku tak bisa melakukan apa-apa, itu membuatku tertekan."

Sona tertegu mendengar jawaban itu. Dia tidak menyangka Jungkook akan mengambil keputusan itu. Sona mencoba memikirkannya, ia mencoba menjadi Jungkook untuk beberapa saat.

"Kalau begitu, kenapa kau juga mengajakku?" Sona jadi sedikit khawatir bahwa Jungkook jadi lebih memprioritaskan dirinya ketimbang orang tua sendiri.

Jungkook tersenyum tipis. "Kau akan tahu alasannya jika kau ikut bersamaku," ucapnya misterius.

"Eoh? Apa-apaan ini? Kau mencoba membuatku penasaran?"

"Aku selalu punya alasan untuk segala keputusanku, kau mengenalku, Sona-ya." Jungkook menjadi lebih membuat penasaran dari sebelumnya.

Sona membuang napas, entah mengapa dia jadi semakin penasaran. "Jadi, apakah ini caramu untuk membuatku ikut ke London?" tebak Sona sedikit kesal.

"Salah satunya."

"Ya! Aku tidak akan goyah!"

Jungkook mengangguk samar. "Baiklah. Aku juga tidak akan memaksa."

Keduanya lalu sama-sama diam, saling menatap ke wajah satu sama lain. Mereka berdua seperti tenggelam dalam pikirian masing-masing.

"Yasudah, aku istirahat dulu. Selamat malam," ucap Jungkook sambil melambai malas.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang