KADO DI MEJA

143 2 0
                                    

Selamat pagi, selamat hari senin. Hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Hari ini hari pertama sebagai kelas XI setelah kami libur selama dua minggu. Tidak sabar bertemu dengan Nara dan Callis, mau dengar langsung cerita liburan mereka karena mereka tidak mau menceritakan lewat chat. Tadi malam di grup chat kami bertiga Callis ngajak untuk duduk satu bangku lagi dan aku setuju.

Setelah upacara selesai kami menuju kelas masing-masing. Nara tidak satu kelas dengan kami, jadi kami berjanji akan bertemu saat jam istirahat pertama.

"Call kalau duduknya tetep dibarisan pertama kamu mau gak? Atau mau pindah di baris kedua?" tanyaku pada Callis.

"Ehmmm gimana yaa? Kalau kamu maunya tetep atau ganti?" tanya Callis.

"Kalau aku maunya tetep di barisan pertama, tapi kalau kamu mau ganti di barisan lain ya gak apa-apa soalnya pas kelas X kan udah aku yang menentukan barisan pertama" jelasku pada Callis.

"Iya udah barisan pertama aja, aku juga udah mulai nyaman di barisan pertama kok" jawab Callis sambil tersenyum tulus.

Jam pertama digunakan untuk upacara hari senin kemudian jam kedua dan ketiga kami gunakan untuk membuat organisasi pengurus kelas baru. Tahun ini aku menjadi koor sie kebersihan sedangkan Callis menjadi koor sie ketertiban. Aku diberi tugas untuk ketua kelas membuat usulan jadwal piket sedangkan Callis mendapat tugas membuat aturan dan sanksi apabila teman-teman melanggar peraturan. Apabila ada siswa yang melanggar, Callis mempunyai tugas untuk mengingatkan tetapi apabila diabaikan dia bisa memberi sanksi dengan melaporkannya ke guru BK supaya ditindak lebih lanjut.

Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Aku dan Callis berjalan beriringan ke kelas Nara untuk menjemputnya. Kegiatan kelas Nara juga sama dengan kelas kami membuat pengurus organisasi kelas baru, teman-teman Nara juga sudah mulai berhambur keluar untuk menikmati waktu istirahat.

"Itu Nara" kataku pada Callis. Kami pun datang ke bangku Nara.

"Ra, kamu duduk dibarisan kedua?" tanya Callis.

"Iya, kalian dibarisan berapa?" tanya Nara.

"'Masih sama di barisan pertama hehehe" jawab Callis.

"Dapat tugas apa dikepengurusan kelas tahun ini?" tanyaku pada Nara.

"Aku jadi wakil ketua kelas" jawab Nara malu-malu.

"Waaa keren-keren bu wakil ketua" kata Callis ditambah tepuk tangan dariku.

'Kalian jadi apa?" tanya Nara balik.

"Aku jadi koor sie kebersihan kalau Callis koor sie ketertiban" jelasku pada Nara.

"Ngeriiii" kata Nara dengan ekspresi yang dibuat seolah sedang ketakutan.

"Kenapa?" tanya Callis pura-pura gak terima.

"Ya ngeri aja kalau sampai gak tertib, misalnya gak pake dasi atau baju keluar kan bisa menerima kejudesan kak Callis. Padahal teman-temanku pada sering kayak gitu di kelas" jawab Nara sambil cengengesan.

"Iya sih, bener" kataku mendukung Nara diiringi tawa kita berdua.

"Seneng yaa kalian ngeledek aku" kata Callis ngambek.

"Gak kok Call, kita Cuma bercanda" kataku pada Callis.

"Iya Call Cuma bercanda, terus gimana kita mau ngobrol disini aja atau mau pindah ke taman?" tanya Nara selanjutnya.

"Ke taman aja yuk" jawab Callis. Callis sudah kembali ceria lagi.

Kami bertiga ditaman menghabiskan waktu dengan cerita kegiatan saat liburan kemarin. Aku tidak liburan ke luar kota, tapi aku dan Ian diajak orang tua kami ke salah satu pantai disini. Menurut Bapak kita harus selalu menjaga alam supaya alam tidak cepat rusak sehingga generasi bangsa selanjutnya tetap bisa menikmati keindahan alam. Aku juga mendapat oleh-oleh gantungan kunci lucu dari Callis saat di Bandung, sedangkan Nara memberi Kaos warna biru dengan tulisan Surabaya Kota Pahlawan.

*****

Hari kedua sebagai kelas XI. Hari ini jadwal piket sudah mulai berlaku. Lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi aku sudah sampai kelas. Aku mau melihat kondisi kelas apakah sudah bersih atau belum, jika belum aku harus menegur teman yang bertugas hari ini. Sesuai kesepakatan kami piket sepulang sekolah karena jika dipagi hari kami takut waktunya tidak maksimal untuk membersihkan kelas.

Sudah ada beberapa teman dikelas. Setelah aku menyapa mereka, aku menuju bangku tempatku dan Callis biasa duduk. Sebenarnya setiap satu minggu sekali kami harus rolling tempat duduk atas saran wali kelas kami. Tiba-tiba ada benda di meja yang menarik perhatianku tapi punya siapa atau punya Callis ketinggalan. Ternyata ada tulisannya untuk Callis di amplopnya. Oh mungkin dari penggemar Callis pikirku.

Lima menit sebelum bel berbunyi Callis sampai di kelas. Dia duduk dengan masih menatap kesal pada chat di gadgetnya.

"Call kamu kenapa kok pagi-pagi sudah ditekuk gitu mukanya" tanyaku penasaran.

"Aku badmood Cha, mantanku ngajak balikan padahal aku udah tau dia yang selingkuh sama temennya. Aku males sama dia tapi dia berjanji gak akan mengulangi lagi. Apa aku block aja ya kontaknya" jelas Callis.

"Jangan main block-block an deh Call nanti dikira kamu lagi yang gak bisa move on" jawabku.

"Iya bener juga" kata Callis sambil ngangguk-ngangguk.

"Call ada kado tuh buat kamu kayaknya dari penggemar kamu deh" kataku sambil menunjuk kado diatas meja.

"Jangan-jangan dari dia lagi, aku buang aja deh" kata Callis sambil mau berjalan kearah tempat sampah. Dia yang dimaksud Callis adalah mantan pacarnya yang hampir setahun ini bersamanya.

"Call jangan Call, please jangan. Ini belum tentu dia yang ngasih. Bisa saja orang lain kalau kamu belum siap bukanya di buka di rumah aja" kataku sambil menghalangi Callis yang akan membuang kado tersebut.

"Gak mungkin orang lain Cha, pasti dia" Jawab Callis yakin.

"Belum tentu Call, kamu masukkan ke tas aja dulu. Kalau memang dari dia dan kamu gak suka kamu bisa memberikan ke orang lain tapi kalau orang lain gimana?" kataku lagi.

'Iya udah iya Cha aku masukkan ke tas" jawab Callis dengan terpaksa.

Kalau menurutku kado itu lucu karena seperti Scrapbook yang berbentu kamera. Sepertinya kado tersebut juga handmade jadi akan sayang banget kalau dibuang. Kira-kira siapa yaa yang ngasih, apa memang dari mantan Callis? Tunggu cerita Callis selanjutnya.

"Coba tebak siapa yang ngasih kado Callis, readers bisa tebak gak?"

Cerita Cinta Masa SMA VarishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang