Dia berdiri disana dan berjalan melewatiku.
Aku harap dia melihatku, tapi aku tahu biasannya bukan aku.
Pandangannya itu berbeda.
Senyumannya tak sama.
Bahkan sentuhannya seakan tak rela.
Karena dia, dia tak cinta.
Dia bilang, dia lemah. Salah.
Bahkan dia yang ajarkanku kuat untuk bertahan.
Siapa yang lemah dari awal? Aku.
Ia menikmati senyumannya bagai bias mentari.
Tawanya bagai pelangi yang mewarnai hidupnya.
Tapi seandainya Ia tahu bias dan pelangi itu hanya sementara.
Aku ingin jadi rembulannya.
Aku ingin jadi mentarinya.
Yang datang mengisi harinya hanya untuk menemaninya.
Tapi aku rela, sekali lagi aku rela.
Dia yang mengisi hatinya.
Aku yang menemani harinya.
Tapi dia tahu jelas siapa pilihannya.
Ya, dia. Sang pelangi dan bias.
Aku cinta tapi lelah.
Aku terluka tapi aku anggap itu tak salah.
Tapi berjuang itu mudah.
Mudah untuk menghancurkan hatimu sendiri.
Untuk siapa? Dia.
14 Juli 2016, Tri Yuni Aulia
YOU ARE READING
BAIT
PoetrySepaket buku yang berkontenkan sajak-sajak pendek, bak kompilasi puisi berjudul yang dijodohkan dengan isinya dari tulisan saya di waktu senggang. Atas nama, auliyaza_ tahun 2018.