17: Sakit

12.9K 1.1K 27
                                    

"Maaf, bukan kata yang tepat. Tapi terimakasih, juga tidak cocok denganmu"




Happy Reading..

Di layar notebook Bayu, terpampang wajah tawa bahagia Kia. Air mata sudah meluber dari ujung-ujung mata sipitnya, sudah hampir sepuluh menit ia tertawa terpingkal-pingkal membuat Bayu menjadi gerah.

Gerah karena pakaiannya.

Tidak jauh berbeda dengan Caca. Istrinya itu dengan sadisnya memaksa Bayu memenuhi keinginan ibu-ibu hamil yang sekarang masih tertawa geli di layar berpetak dihadapan Bayu. Meski tidak tertawa sekeras Kia, tapi Bayu menyadari kalau Caca berusaha mati-matian menahan tawa.

"Puas lo?!" ujar Bayu sengit.

Kia berusaha meredakan tawanya, "Puaaassss banget, makasih ya Om. Anak gue nggak jadi ngiler!" ia terkikik.

"Sengaja 'kan lo, Mbak?! Demen banget ngerjain gue!" sungut Bayu.

"Uluu uluu...jan marah dong... Gue nggak pernah ngeluh pas Caca ngidam loh!" lagi, Kia kembali mengungkit jasanya.

"Ya ampun Kia, ga ikhlas banget sih!" sambar Caca tidak terima.

Kia tertawa kembali. "Gue nggak niat ngungkit, cuma mengingatkan aja sii..." cibir Kia menjulurkan lidahnya ke depan kamera, begitu juga dengan Caca.

"Segitu nggak sukanya lo sama gue, Mbak!" gerutu Bayu.

"Namanya juga bawaan orok, Bay..." jawab Kia santai.

"Halaaah...bawaan orok, padahal emaknya yang punya ide!" balas Bayu sengit.

"Iihh...kompak banget sih kalian? Tadi pas gue bilang gitu ke Caca, dia juga ngomong kayak gitu. Emang ya, kalian pasangan paling SELASI!!" ungkap Kia gemas, menegaskan kata 'serasi' dengan gaya cadel khas Arkan.

Bayu mencibir, memasang wajah jijik melihat Kia yang bergaya sok imut di depan layar. Caca duduk di bahu sofa tepat di sisi Bayu sembari mengelus pelan bahu suaminya, menyalurkan pesan agar suaminya bersabar. Namun, senyum geli tetap menghiasi bibirnya, membuat Bayu memberenggut lucu.

Kia semakin tertawa lebar, mengganggu Bayu adalah salah satu kesenangan baginya. Bayu itu anak manja dibalik sikap dewasa dan Caca yang tidak akan bisa membela salah satu dari mereka, biasanya hanya diam menahan senyum atau lebih tepatnya tawa lebar.

"Caa...." Bayu mendongak melihat Caca, merengek dengan wajah memberenggut.

Caca tersenyum simpul. "Iyain aja ya. Namanya juga bumil," ujarnya lembut seraya mengusap pipi Bayu lembut.

"Nanti kalo kamu ngidam, bales kerjain dia ya?" rengek Bayu.

Caca terkekeh, "Iyaa...." jawabnya mempersingkat rengekan Bayu yang sama seperti Arkan.

"Eh, Bayu! Malu sama umur!" omel Kia. "SAYANG!!! Sini deh!" seru Kia menoleh ke belakang, tangannya melambai memanggil Alvin.

Bayu melebarkan matanya melihat siapa yang muncul dari belakang Kia.

"Shit!!" umpatnya, langsung menutup paksa notebook didepannya ketika mendapati Alvin yang langsung tergelak ketika melihat tampilan Bayu.

"Kamu nggak punya temen yang lebih gila dari dia, Ca?" sarkas Bayu.

Caca kembali terkekeh. "Kia aja udah cukup,"

"Kamu tega banget sih, jadiin aku empan nenek sihir kayak dia?!"

Believe Me [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang