jebakan

150 15 2
                                    

BRAKK
Pintu terhempas kuat,semua murid ketakutan, pintu terbuka dan seorang gadis yang  menutupi  wajahnya dengan rambut dan  berbaju sekolah berdiri didepan pintu,

"Ada apa?" Tanya gadis itu

"Anna toh"
Kata Sekar,
Seisi kelas menghela dada mereka karena lega terlepas dari ketakutan yang amat sangat terasa, tapi mereka masih ricuh tentang Boby yang mati dilayar televisi tadi,

Bsstt
Tv itu mati seketika, menghilang kan gambar mengerikan Boby yang mati tergantung,

"Sudah anak anak duduk ditempat kalian masing-masing, sekarang!!"
Teriak Miss sue tegas,

Saat anak anak sudah duduk, Miss sue kembali berkata seraya menghela nafas,

"Baik, setelah jam istirahat ini, jangan ada yang cerita kan masalah ini, Bu Miss akan melapor polisi, dan kalian tenang aja,oke sampai di sini pertemuan kita,ibu ucap kan terimakasih"

Ucap Miss sue yang langsung keluar kelas 2f,

"Siapa pelakunya?"
Tanya Vivi ketakutan pada teman geng nya,
"JANGAN jangan...., Ana lagi,"

Lanjut Vivi yang seraya menuduh, membuat seisi kelas terkejut dan ricuh,
Ana hanya terdiam sambil mengambil buku di lacinya,
Vivi dengan langkah beraninya menduduki meja ana dan mengambil buku ana,

"Buku tentang PSIKOPAT,trik pembunuh,alasan pembunuh, jelas sekali kau melakukan ini semua?, Aku sering melihatmu membaca buku tentang pembunuhan, dan psikopat, sialan kau, kenapa kau lakukan ini!!!?"

Brukk
Vivi melempar buku itu ke arah belakang kelas, Vivi turun dari meja ana, dan menarik ana ke depan kelas tanpa ada perlawanan dari ana, sementara seisi kelas hanya melihat vivi,

"Selalu menutupi wajah, selalu membuka pintu dengan kasar, berambut panjang bervolume,kau menutupi aksi bejatmu secara sempurna, kau pikir kau pintar,rambut panjangmu kayaknya enak di Jambak ni,biar tau rasa!"
Kata Vivi yang mulai menarik rambut panjang ana,

"Tampakkan wajah jelek mu itu anaaaa!!!"
Pekik Vivi dengan Menarik rambut ana tanpa henti,
Ana hanya terdiam sambil tertunduk ,dan perlahan tangan ana mulai naik dan memegang kedua lengan Vivi yang asyik menjambak rambut nya,

Ana memegang erat lengan Vivi,
"Lepaskan" kata ana dengan nada datar.
Tapi Vivi enggan melepas tangannya,

"Vi, gue udah muak Ama lo, lepaskan rambut ana"
Kata Sekar yang dari tadi menahan amarah, yang tadinya duduk kini berdiri kesal,suasana kelas bertambah tegang,
Tapi tangan Vivi tak bergeming, ana yang dari tadi diam, akhirnya mengangkat kepalanya,

"BRUKKK"
tubuh Vivi didorong ana hingga tulang punggungnya menabrak dinding disamping papan tulis,

"Whhaaaa" seisi kelas terkejut,
Suasana kelas tak henti tegang,
"Kau ingin melihat wajahku"
Tanya ana seraya mendekati vivi yang kesakitan di punggung nya, saat ana membelakangi seisi kelas dan mengangkat kepala nya dan didekatkan dengan wajah Vivi, perlahan tangan anak menyibak rambutnya, tepat di depan wajah Vivi, seisi kelas berbisik
"Seperti apa wajahnya?'
"Apa buruk rupa?"
"Apa cantik?"
"Atau jangan jangan dia laki laki?"
"Apa dia siluman ular?"

Sementara Vivi,hanya terbelalak lebar matanya, mulutnya terkunci melihat wajah ana, dia hanya diam membisu, menimbulkan rasa penasaran yang tinggi bagi seisi kelas begitupun dengan Sekar,

"Halo anak anak"
Seketika datang seorang guru pria berbaju olahraga,
Dengan cepat ana menutup kembali wajah nya dengan rambut panjang terurainya,

"Kelas kalian kedatangan 2 murid baru,cowok dan cewek jadi kalian duduk dahulu, baru murid baru itu akan masuk, kali ini saya yang akan mengawasi kalian, karena Bu miss, sedang ada urusan,

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang