PROLOGUE

43 12 0
                                    

"Cia, lari yang cepat, lama sekali." Teriak seorang anak lelaki.

"Cia udah gak kuat lagi, jangan cepat-cepat dong, kaki Cia rasanya mau copot." Ucap anak gadis satunya yang berada jauh di belakang anak lelaki dengan nafas tidak beraturan.

Anak lelaki tersebut menghampiri gadis tadi. "Yaudah aku gendong deh. Cepet naik." Titahnya.

"Emang kamu kuat?" tanya Cia

"Banyak tanya, udah cepet naik. Kalau gak mau yaudah aku tinggalin."
Akhirnya Cia menaiki punggung anak lelaki tadi.

Anak lelaki tadi menggendong Cia menyusuri pinggiran danau.

"Cia berat ya?"

"Iya Cia berat banget tau." Canda anak lelaki tadi.

"Ih! Yaudah deh turunin Cia aja kalau gitu!" Pinta Cia dengan memukuli punggung anak lelaki itu.

Karena pukulan yang Cia berikan cukup keras dan sakit, membuat anak lelaki tadi kehilangan keseimbangan dan seketika saja anak lelaki tadi sudah mendarat di tanah.

"Aaaaa!! "

Brukk

"Ck! Sakit banget. " Guman Mauza sembari kembali ke kasur dengan setengah kesadarannya.

"Mimpi itu lagi? Dan jatuh dari kasur lagi?" tanya Mauza pada dirinya sendiri.

Ini sudah yang ke-3 kalinya ia bermimpi seperti itu dan sudah 3 kali pula Mauza jatuh dari kasur karena mimpi itu.

"Ahh!! Bodoamat dah, gak ngurus gue. Mending tidur lagi dah"

Mauza pun memutuskan untuk kembali tidur dan memimpikan Zayn menikah dengannya.

Tringgggg.....

Alarm yang disimpan di atas nakas berbunyi dengan nyaring membuat Mauza kesal.

"Yaallah baru aja Zayn mau ngucapin ijab kobul di depan penghulu si alarm pho malah berkicau. " Kesal Mauza dengan logat dramatisnya.

Mauza melirik ke arah nakas dengan tatapan membunuh lalu mematikan alarm dengan kasar.

🐙🐙🐙

Mauza menuruni tangga dengan gumaman tidak jelas, menuju meja makan.

"Napa lo Mo, pagi-pagi udah kea baju yang berbulan-bulan belum di setrika." Ejek Troy--adik Mauza.

"Bacot lu upil anoa!!"Sambil menarik kursi untuk duduk dengan emosi mengebu-ngebu.

"Mamiii tuh si Mooooo bilang kasar. "

"Udah udah kalian itu nya pagi-pagi udah bikin rusuh sekampung aja, udah cepetan makan, nanti kalian telat masa iya baru masuk sekolah udah telat." Lerai Hanna--mommy Mauza dan Troy.

"Tau, coba kalian akur sehari aja. Gak usah ribut mulu." Timpal Ray sang papi.

"O G A H" jawab mereka serempak, dan mereka saling tatap.

Setelah perang dingin berlangsung selama 10 menit di meja makan Mauza dan Troy memutuskan untuk berangkat sekolah.

"Troy! Pindah ke belakang lo, gue pengen di depan samping papi." Titah Mauza dengan penuh penekanan.

"Gak mau. Siapa cepat dia dapat Moooo." Balas Troy dengan nada mengejek.

"Yaallah Troy lo bisa kaga sih gak panggil gue dengan sebutan Mo sehari aja!"

"G a k b i s a Moooo."

"Kenapa emangnya? Nama gue man Mauza bukan Moooo." Ucap Mauza mengikuti nada bicara yang Troy lakukan.

"Karena..." Troy memberi jeda yang cukup lama. "Lo kaya sapi, Moooo."

"TROY BANGSATT!!!" Mauza berteriak tepat di luar pintu kursi yang Troy duduki.

"PAPI MAUZA NGOMONG BANGSAT." Teriak Troy mengadu kepada Ray yang sudah di ambang pintu rumah.

"Mauza." Ucap Ray santai tetapi memperingati.

"Orang dia yang mulai duluan." Bela Mauza untuk dirinya sendiri.

"Kamu kan udah besar, gak usah di ladenin lah, adik kamu kan masih kecil." Nasihat Ray.

"Tau udah gede segede sapi aja masih gtd." Ucap Troy dengan tatapan lurus tidak melihat Mauza.

"Anjing." Ucap Mauza yang hanya bisa di dengar oleh Troy saja. Mauza pun akhirnya mengalah dan menerima dengan lapang dada untuk duduk di belakang.

Pesan berwaktu : 5 detik
From : Mauza
To : Troy
TAI💩💩💩

If You Leave Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang