~Author Pov
Jiyeon dan L memilih untuk berbicara dibalkon. Setidaknya udara segar yang tak berbatas bisa membuat mereka lebih relax untuk saling bicara. Dan tanpa mereka sadari, Eonni~ddeul dan Hyung~ddeul mereka tengah mengintai setiap pergerakan dan juga pembicaraan mereka. Dari arah dalam melalui jendela yang ukurannya cukup besar.
"Ehmm,," L berdehem seakan tanda akan memulai pembicaraan. Pandangan keduanya tertuju pada indahnya langit senja. Walau berdiri bersebelahan, Ada jarak yang sangat kentara menghalangi keduanya. "Apa yang mau kau bicarakan?" Jiyeon memberanikan diri bertanya karna mulai tak sabar, Namun dengan nada tenangnya.
Hingga detik demi detik terbuang. L belum menunjukkan gelagat akan menjawab. Jiyeon pun mencoba mengumpulkan kembali keberaniannya yang sejak tadi mungkin hanya beberapa persen saja. Membalikkan tubuhnya menghadap namja itu. Hingga keduanya berhadapan. "Aku tahu kau ingin bicara denganku. Jadi aku akan mendengarkanmu, katakanlah" L berujar dengan cepat seakan tak ingin semakin membuang waktu mereka.
"Aku...tak mengingat apapun. Tentangku sendiri bahkan mungkin tentang kita, Tapi sepertinya hatiku mengenalimu" Pada akhirnya L-lah yang kembali berbicara. Jiyeon sedikit kaget mendengar dua kata terakhir namja didepannya itu.
'Dia mengenaliku. Dia bilang hatinya...Apa itu artinya ia masih Myungsoo~ku hingga saat ini?'
pikir Jiyeon merenung. Dan bulir air mata itu sukses meluncur lancar tanpa disadari pemilik wajah. Gagal membendung perasaannya. Yeoja cantik itu menangis. L terpaku.
'Apa aku baru saja melakukan kesalahan? kenapa aku membuatnya menangis?'
L merasa agak cemas. "Mau'kah kau memelukku? hiks.." Jiyeon terisak dengan lirih dan pilu. L tak menjawab namun melangkah mendekati yeoja yang masih sibuk mengatasi perasaannya itu. Jiyeon tertunduk. Hingga L merengkuh tubuh mungil itu kedalam dekapannya. Tersentak kaget yang Jiyeon rasakan awalnya. Walau begitu setelahnya ia balas memeluk namja itu. Erat disertai isak tangis yang semakin keras. L bahkan mengelus pelan punggung yang nampak bergetar itu.
Sementara didalam. "Kita tidak bisa mendengar apapun dari sini" keluh Sunggyu. "Kau benar chagie~ya, tak terdengar apapun" seru Qri yang terlihat santai bergelayut manja dilengan namjanya itu. 'Sebenarnya apa yang mereka bicarakan? benar-benar tak bisa membuatku tenang.' batin Hoya tak tenang. Namja itu takut akan semakin sulit baginya untuk bisa memiliki Jiyeon.
Menit berikutnya mereka terkejut. "Ommo...L memeluk Jiyeon" pekik Sunggyu dengan hebohnya. 'Apa itu? Kenapa L memeluk Jiyeon' Gerutu Hoya dalam benaknya. "Lihat, Jiyeon juga membalas pelukkan L" Qri turut mengikuti jejak sang namja. "Mereka benar-benar membuatku iri" Celetukan iri itu terlontar dari Sungyeol, "Kau iri. Kemarilah...Aku akan memelukmu" Goda Woohyun dengan ekspresi konyolnya. Sungyeol justru bergidik ngeri melihatnya. Dan yang lain tertawa terbahak karna keduanya.
Sementara Dani terlihat masih fokus pada sepasang sejoli yang masih berpelukkan dibalkon sana. Senyum tulus terukir dibibirnya. 'aku harap kalian hanya akan berbahagia mulai sekarang. Jangan ada tangisan kesediahan lagi, hanya boleh tangisan bahagia yang akan mewarnai kisah kalian' Do'a tulus ia panjat'kan dalam hatinya.
~Author Pov End
~Jiyeon Pov
Aku tak dapat menahan perasaanku lebih lama lagi. Bulir-bulir air mata itu tak bisa kukendalikan, meluncur bebas dipipiku. Keberanianku kembali kukumpulkan demi perasaan ini yang semakin tak menentu. "Mau'kah kau memelukku? hiks.." kata itu keluar dari bibirku disela isak tangisku. Semula kulihat ia tak merespon perkataanku. Aku hanya mampu menunduk setelahnya. Merutuki diri yang betapa tak tahu malu-nya aku berani memintanya memelukku, Namja yang hingga saat ini bahkan tak memiliki ingatan apapun tentangku. Layaknya orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painkiller✅
FanfictionAND RIGHT NOW. I NEED HER SO MUCH. _Park Jiyeon_ Start : agustus 2017 finish : 27-12-2018