[11] Saling mengancam

969 78 15
                                    

Sebelum baca,vote nya kawann :3

Happy readingg♡♡









Ayam jantan telah berkokok,menandakan pagi hari telah tiba.Membangunkan berjuta-juta umat manusia untuk kembali melakukan aktivitas hariannya.

Begitupun dengan para murid SMA Duta Bangsa yang telah terlihat memasuki gerbang sekolah. Ada yang berpasangan,sendirian,ada juga yang beramai-ramai. Dirga dan Naya juga menjadi salah satu murid murid yang telah memasuki gerbang sekolah. Setelah beristirahat yang cukup,Naya kini telah kembali bersekolah dengan tubuh yang kembali segar bugar.

"Aku ke kelas dulu ya. Kamu langsung masuk kelas,jangan kemana-mana!" perintah Dirga sembari mengacak rambut Naya gemas

"Iya iya,aku ke kelas ya. Dadah~"

Gadis itu melambaikan tangannya dan pergi menuju ke kelasnya. Dirga menyunggingkan senyum geli melihat tingkah Naya yang terkadang seperti anak kecil. Ia pun juga pergi menuju kelasnya.

~~~~~

"Naya" panggilan seseorang menghentikan jalannya. Ia menoleh dan mendapati Intan yang tengah berjalan ke arahnya

"Intan? Ada apa?"

"Aku ingin bicara hal penting padamu" ucapnya dengan nada serius "Bisakah kita bicara rooftop saja?" lanjutnya

"Kenapa harus di rooftop? apa disini tidak bisa?"

"Karena aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarkan"

"Ya ya terserah. Ayo"

Mereka berdua kini berjalan menuju rooftop atas keinginan Intan. Sesampainya di sana,mereka sejenak menikmati pemandangan yang nampak dari atas dan juga cuaca yang terlihat sedikit mendung.

"Aku ingin kau putus dari Dirga dan menjauhinya" ucap Intan tanpa basa-basi

"Apa?" Ia menolehkan kepalanya menghadap Intan

"Aku ingin kau putus dari Dirga dan menjauhinya" ulangnya "Apa kurang jelas?"

"pfftt.." spontan saja,Naya menutup mulutnya dengan kedua tangan guna menahan tawa.

Merasa dianggap lelucon,Intan memasang wajah kesal "Apa yang lucu hah?!"

"Kau. Kau yang lucu"

"Aku? Apa maksudmu?" bingung Intan

"Kau menyuruhku untuk putus dan menjauhi Dirga. Memangnya kau siapa? Kedua orang tua kami saja setuju,lalu kenapa kau tidak?"

"Aku memang bukan siapa-siapa mu,tapi aku menyukai Dirga. Tidak,aku mencintainya! Sangat mencintainya! Dan kau menghancurkan semuanya!" Jelasnya disertai nada tinggi

"Aku? Jadi maksudmu kau menyalahkanku begitu?"

Naya melangkah perlahan mendekati gadis yang kini tengah menatapnya kesal dan penuh amarah. Sedangkan Naya sendiri masih menampakkan ekspresi tenangnya.

"Kalau begitu,itu artinya kau yang bodoh!" ucapnya seraya meletakkan telunjuknya dihadapan Intan.

"Apa maksudmu?"

"Jika kau memang menyukai bahkan mencintai Dirga,harusnya kau mengatakan perasaanmu itu. Bukan justru memendamnya dan akhirnya kau menyalahkan orang lain ketika Dirga telah memiliki kekasih. Hidup itu pilihan,kawan. Sekarang lihat,siapa yang salah dan siapa yang bodoh hah?" Jelas Naya yang seketika membuat Intan diam tak berkutik.

Diamnya Intan membuat Naya menyunggingkan senyum remehnya. Ia menepuk pelan bahu Intan dan seketika gadis itu kembali menatapnya "Aku benar kan?"

Tatapan Intan kembali menajam begitu mendengar pertanyaan Naya "Aku tidak peduli! Yang penting,turuti apa keinginanku atau kau akan menyesal!" Ancam Intan dengan nada tegas

"Kau.. mengancamku?" Tawa Naya seketika meledak seolah ancaman Intan barusan hanyalah sebuah lelucon "Asal kau tau.. aku tidak takut denganmu. Dirga sekarang adalah kekasihku dan hal itu akan berlaku selamanya. Kau tidak berhak melarangku!"

Suara bel masuk yang nyaring pun menghentikan obrolan mereka sementara. Setelah bel telah berhenti berbunyi,Naya membalikkan badannya hendak meninggalkan tempat tersebut.

Baru 2 langkah,Naya membalikkan tubuhnya dan raut wajah dingin terlihat jelas di wajah gadis itu.

"Dirga milikku. Jauhi dia atau kau akan menyesal. Camkan itu!" Ia kembali melangkahkan kakinya menuruni rooftop berjalan menuju kelas.

Sementara Intan,gadis itu masih terdiam memikirkan perkataan Naya yang entah kenapa masih terngiang di pikirannya.

"Sebelum dirimu,aku yang akan membuatmu menyesal terlebih dulu Naya"

~~~~~

"Jika kalian sudah paham,sekarang buka buku kalian dan kerjakan hal 53. Jika masih ada yang belum paham,tanyakan pada ibu. Kalian mengerti?"

"Mengerti bu"

Mendengar perintah sang guru,para murid pun segera membuka buku dan mengerjakannya. Beberapa dari mereka terlihat hanya membuka buku saja tanpa mengerjakan tugas yang diberikan.

"Nay,kamu gak papa kan?" Tanya Dhita khawatir

Bagaimana tidak khawatir,beberapa menit yang lalu tepatnya saat jam istirahat,seragan Naya basah mulai dari dada hingga perut karena terkena tumpahan minuman milik Intan yang tidak sengaja tumpah dan Naya enggan untuk mengganti seragamnya dengan seragam cadangan milik Dhita. Dhita takut Naya akan kedinginan nantinya dan malah kembali sakit.

Naya menampakkan senyum manisnya menunjukkan bahwa ia baik-baik saja "Aku gak papa kok dhit. Tenang aja"

"Baiklah kalo gitu" Dhita akhirnya percaya dan kembali fokus pada tugas yang diberikan oleh guru.

Dan Naya sendiri hanya menatap kearah luar jendela yang menampilkan lapangan basket yang tengah kosong tak ada siapapun disana. Tiba tiba saja,pandangan gadis itu sedikit menyipit saat melihat seseorang yang berjalan dengan membawa beberapa buku tulis. Tanpa sadar,ia menyunggingkan senyumnya,lalu mengacungkan salah satu tangannya.

"Iya Naya,ada apa?" Tanya sang guru

"Saya mohon izin ke toilet bu"

"Silahkan"

"Terima kasih bu"

Naya beranjak dari kursinya melangkah keluar kelas. Toilet yang ada di lantai 2 kebetulan masih direnovasi dan mengharuskan para murid untuk memakai toilet lantai 3 atau lantai 1.

Naya terus berjalan menuju tangga guna menuruninya dan dihadapannya,tak sengaja ia bertemu Intan yang terlihat sedikit kerepotan membawa beberapa buku di hadapannya. Entah sengaja atau tidak,bahu mereka berdua tersenggol yang berakibat pada jatuhnya beberapa buku yang dibawa Intan.

Tanpa mementingkan melihat siapa yang menabraknya,gadis itu lebih memilih mengambil kembali buku-buku yang berserakan. Saat ia berbalik hendak melangkah turun mengambil buku yang berbeda 2 anak tangga dibelakangnya,tanpa diduga Naya mengangkat salah satu kakinya,menendang lutut kanan bagian belakang gadis itu. Akibatnya keseimbangan nya pun hilang dan ia berguling ke bawah tangga. Dan dengan sangat tidak elitnya,kepala Intan adalah bagian pertama yang menyentuh dinginnya lantai sekolah. Meski benturannya terlihat tidak terlalu keras,tapi cukup membuat kepalanya begitu pusing dan amat sakit. Sebelum kesadarannya benar benar terkikis habis,samar-samar ia melihat sosok tubuh perempuan yang berdiri tegak diatas tangga dan hanya diam tidak melakukan apapun.

"Kau bermain dengan orang yang salah,Nona Intan" Senyuman yang terlihat manis tapi sedikit menyeramkan itu ia bentuk,menunjukkan rasa senang pada dirinya. Tanpa memikirkan nasib Intan yang masih tergeletak,ia pergi kembali ke kelas dan meninggalkan nya sendiri.

Tanpa gadis manis itu sadari,ada sepasang mata yang melihat perbuatannya dan kini tengah bersembunyi dibalik tembok dekat tangga tersebut.

Naya,apa yang kau lakukan?

Bersambung...

.

.

.

✏reblacc

My Yandere GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang