[19] Sebuah tekad

892 75 4
                                    

Sebelum baca jgn lupa voment dulu ya♡

Selamat membaca manteman~~






Hari ini,sesuai dengan apa yang Dirga rencanakan,dia akan meminta maaf pada Naya. Baginya,ia merasa hampa dengan sikap Naya yang seolah menganggapnya tak ada,dalam arti lain 'mendiamkannya'.

Masih sama seperti kemarin,hari ini mereka berdua tidak berangkat bersama. Padahal Dirga sendiri sudah berada di depan rumah Naya pada waktu yang tepat seperti sebelumnya. Tapi nyatanya,Naya telah berangkat beberapa menit lebih awal sebelum Dirga datang. Dirga hanya bisa mendesah kecewa dengan sikap Naya padanya.

Begitu tiba di sekolah,ia segara menuju ke kelas Naya mencari keberadaan sang kekasih. Ia tidak masuk,tapi hanya berdiri diambang pintu,menengok ke seluruh penjuru kelas mencari keberadaan Naya yang biasanya hanya duduk di bangkunya. Tapi,kali ini gadis itu tidak ada di sana.

"Nyari Naya ya?" Dhita tiba-tiba datang menghampiri Dirga. Gadis itu tau,pasti laki-laki itu tengah mencari keberadaan kekasihnya,yang tak lain adalah Naya.

"Ehh iya dhit. Naya kemana?" Jangan ditanya dari mana Dirga mengenal Dhita. Semenjak Naya berpacaran dengan Dirga,gadis itu sering menggoda Naya ketika Dirga menghampirinya.

"Tadi sih Naya bilang dia mau ke perpus. Ngomong-ngomong,kalian lagi ada masalah kah?"

"Cuma salah paham aja kok. Makasih ya dhit"

"Sama-sama"

Setelah mendapat jawaban dari Dhita,Dirga segera berlari menuju perpustakaan. Tak peduli jika dirinya harus bermandikan keringat di pagi hari,yang terpenting hubungannya dengan Naya kembali membaik.

Tiba di depan perpus,ia merapikan penampilannya yang terlihat sedikit berantakan. Dirasa telah rapi,ia mulai masuk kedalam dan langsung mencari Naya. Tak butuh waktu lama,orang yang dicarinya terlihat duduk di salah satu kursi dan tengah membaca salah satu buku dengan serius.

Perlahan Dirga mendekat agar Naya tidak mengetahui keberadaannya. Setelah sampai didekat Naya,ia langsung duduk di kursi kosong sebelahnya.

Merasa ada orang disebelahnya,Naya menoleh ke arah kanannya. Meski tidak terlihat,tapi jika diamati lebih dekat,wajah Naya terlihat sedikit terkejut dengan kehadiran Dirga dihadapannya. Butuh beberapa detik bagi mereka berdua untuk saling menatap satu sama lain. Setelahnya Naya yang pertama memutuskan kontak mata itu.

"Dirga? Kamu ngapain disini? Gak biasanya kamu ke perpus pagi-pagi gini"

Dirga sedikit tertegun. Nada bicara Naya seolah sikapnya telah kembali seperti biasa. Tidak ada nada kesal atau marah seperti yang lelaki itu bayangkan. Semuanya terlihat biasa.

"Ehh.. itu.. aku.."

"Ada apa?" Naya menutup buku yang ia baca dan mengarahkan semua perhatiannya pada Dirga. Siap mendengar apa yang dikatakan Dirga.

Dirga menghela nafas sejenak sebelum berbicara.

"Aku mau minta maaf sama kamu. Bukan maksudku mengingkari janji untuk percaya padamu,hanya saja.. aku ingin membantu memperbaiki hubunganmu dengan Diva. Kau tau,aku sadar seharusnya aku tidak ikut campur urusan seseorang. Justru yang ada malah jadi salah paham. Jadi,maafkan aku ya" Dirga menundukkan kepalanya,tak ingin melihat respon Naya padanya. Ia takut jika sampai Naya berkata akan mengakhiri hubungan mereka berdua.

"Lupakan saja. Aku sudah tidak mempermasalahkan nya"

"Hah?" Dirga mendongakkan kepalanya,menatap Naya tak percaya

Naya tertawa kecil melihat wajah Dirga yang terlihat kebingungan.

"Kamu gak perlu minta maaf. Aku udah gak mikirin hal itu lagi kok. Tapi,maukah kamu berjanji padaku,lagi?" Raut wajah Naya kembali terlihat serius kali ini.

My Yandere GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang