Lima

40 2 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi dua menit yang lalu, jora masih memasukan barangnya pada tasnya.

"Rena?" tanya jora yang hanya di jawab dengan gumaman oleh Rena.

"Semalem sahabat gue bilang punya kejutan buat gue hari ini" jelas jora dengan nada bingung.

"Mauren?" tanya rena yang sudah siap dengan tas dipunggungnya.

Jora memang sudah menceritakan mengenai Mauren sejak beberapa hari yang lalu, mulai kedekatan mereka sejak kecil hingga jora dan mauren bersahabat, karena memang jora dan mauren sepupuan. Juga terpisahnya mereka sejak dua bulan yang lalu karena mauren yang terpaksa harus ikut ke Amerika bersama orang tuanya.

"Hmmm.." jawab jora.

"Udah entar juga tau kali, eh iya jadikan kita belajar bareng? Mumpung si bayu gak bakalan ikut" langsung dijawab dengan anggukan dari jora.

Merekapun langsung berjalan menuju gerbang dimana Ambar akan menjemput.

Drt... Drt...

Langkah keduanya terhenti ketika hp Jora bergetar.

"Assalamualaikum.."

"....."

"Hah? Duh bang jangan kayak gitu dong, terus gue gimana?" ucap jora dengan kaget.

"....."

"Gak, lo tau sendiri gue takut naik angkot"

"....."

"Buset lo kira rumah kita deket apa? Pakek jalan kaki segala.."

"......"

"Iya deh, awas tapi kalo lo boong! Abis lo ma gue, mumpung bunda gak ada"

Karena kesal jora memutuskan panggilan secara sepihak.

"Apa ra?" tanya rena mulai penasaran.

"Bang Ambar gak bisa jemput, ada hal penting katanya nyangkut nyawa dan tanggung jawab... Ckk lebay banget tu bocah" jawab jora dengan wajah cemas.

"Lah terus kita ke rumah lo gimana caranya? Supir gue udah dikasih tugas sama papi karena gue bilangnya pulang sama lo" cerocos Rena yang mulai bingung.

Wajah Jora semakin cemas mendengar penuturan Rena.

"Kalian pulang bareng kita aja!" ucap seseorang dibelakang jora dan rena. Sontak keduanya membalikkan badan, wajah jora makin cemas mengingat kejadian tadi pagi.

"Ehh gapapa kok, kita pulang pake -" ucapan Jora terpotong oleh alvin. Ya alvin cs lah yang menawarkan tebengan pada jora dan rena.

"Gapapa sekalian kalo bisa kalian ajarin kita matematika, bolehkan?" tanya alvin.

"Yaudah kalo gitu, tapi serius ni vin gak ngerepotin?" tanya Rena.

"Aduh yayang Rena, gak usah sungkan gitu deh sama calon imammu ini..." jawab raga yang dihadiahi jitakan pelan dari rena.

"Ih yayang kok gitu sih? Sakit pala abang yang!" ucap Raga dengan nada alaynya.

Yang lainnya? Mereka pada bergidik jijik melihat tingkah raga yang seperti pasien RSJ.

"Yaudah yuk entar kesorean belajar barengnya!" ajak randy, yang diangguki semuanya.

Sesampainya diparkiran, mereka bersiap menaiki motor masing masing. Rena dibonceng Raga, walaupun awalnya menolak namun apa boleh buat randy tak bisa langsung ikut karna ada sesuatu hal yang harus diurusi, sedangkan Alvin bersikukuh ingin membonceng Jora.

Motor mereka melaju cukup cepat, hingga memakan waktu dua puluh menit untul sampai dirumah jora. Jora membuka pintu rumahnya yang hanya ada bi arum, asisten rumah tangganya.

KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang