Prolog

112 12 8
                                    

"Apa ini gue?"

"Apa ini benar gue?"

Manusia berkembang dengan pesat. Yang dulu ngulek sambel, sekarang diblender. Yang dulu harga jus mangga cuma 5.000, sekarang jadi 50.000.

Padahal masih sama. Tapi tampilannya yang beda. Mirip banget sama gue.

Nama gue Zidan Arvino. Anak tunggal dari seorang single parent. gue kehilangan ayah sejak masih sekolah dasar. Nama gue itu ayah yang kasih. Zidan, diambil dari nama pemain sepak bola populer pada masanya, yaitu Zinedine Zidane. Sedangkan Arvino, diambil dari bahasa latin yang artinya "teman".

Mungkin ayah ngasih nama itu supaya gue jadi anak yang populer dan punya banyak teman. Tapi ternyata malah sebaliknya. Gue anak yang susah bergaul dan introvert. Keseharian gue sehabis pulang sekolah cuma main game FIFA sama baca E-Book.

Kata orang-orang ayah meninggal dengan ga wajar. Digebukin warga karena nyulik anak orang. Awalnya gue dan ibu gue enggak percaya ayah gitu. Gue merasa malu dan benci sama dia, awalnya. Tapi suatu hari ada yang datang ke gue dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sama ayah.

Sejak ayah meninggal, ibu gak pernah bahas ayah lagi. Malah kalau gue lagi bantuin ibu bawa dagangannya, dan ngeliat sebuah keluarga yang lagi jalan-jalan gitu. Ibu suka memalingkan wajahnya sambil gue liat raut muka yang ga biasa.

"yaelah bu, ngapain sedih? Zidan juga jomblo biasa aja."

"Hahaha ya emang karena lu gak punya temen."

"kok malah Zidan yang jadi nyesek ya."

"hahaha lebay."

Seenggaknya meskipun gue anak yang susah bergaul. Tapi gue akrab banget sama ibu gue. Mirip temen nongkrong lah, haha. Padahal gue ga pernah nongkrong.

Seketika semua berubah ketika Gista datang di hidup gue. Gista Ryani. Yap, dialah orangnya. Dia benar- benar mengubah hidup gue. Gue bagaikan berevolusi. Tapi sebenarnya enggak.

FAKE HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang