Ku lewati saat-saat terakhir di ujung perpisahan bersama teman seperjuangan. Kami melewati ini selama 3 tahun terakhir. Meskipun ada beberapa dari kami tidak bisa berjuang sampai akhir dikarenakan banyak alasan dan mungkin jalan yang dipilih mereka berbeda dengan jalan yang kami pilih. Namun setidaknya kami pernah berjuang bersama.

Akhir-akhir ini kami lewati ujian yang sangat melelahkan. Ujian yang kami lewati satu persatu tanpa ada yang terlewatkan. Mulai dari Ujian Sekolah, Ujian Praktik dan kami tiba pada puncaknya yaitu Ujian Nasional. Dimana hasil dari belajar kami selama tiga tahun ditentukan hanya dengan waktu tiga hari. Sungguh hari yang panjang untuk dilalui.

Setelah ujian pun, maka yang kami tunggu-tunggu adalah pengumumannya. Bukan pengumuman kelulusan sekolah, melainkan hasil dari seleksi yang kami ikuti sebelumnya. Kenapa kami tidak terlalu menunggu hasil dari kelulusan sekolah, itu dikarenakan kami yakin pasti kami akan lulus bila kami mengikuti Ujian Nasional. Walaupun hasil yang kami dapatkan dari Ujian Nasional tidaklah sangat memuaskan melainkan sangat mengecewakan.

Saat yang kami tunggu pun tiba, aku ingat persis bagaimana kejadian itu terjadi. Ketika hari itu pagi-pagi kami pergi ke sekolah untuk mengambil rapot hasil dari semester akhir ini. Pada saat itu pun aku mendapatkan kekecewaan setelah melihat hasil rapot semester 6. Perbedaan ku dengan teman ku hanyalah 0,01. Betapa menyakitkan melihat dan menerima hasil itu. Setelah dari itu aku menyadari bahwa betapa berharganya nilai 0,01 itu.

Awan cerah dan indah ketika di pagi hari harus ditutupi dengan awan gelap bersamaan dengan turunnya hujan. Saat itu pun harus membuat kami menunggu ketika sampai hujan tidak lagi turun. Selagi kami menunggu hujan tidak lagi turun, kami pun berbincang-bincang. Banyak yang bincangkan mulai dari hasil semester ini sampai dengan hasil yang kami akan dapat dari jalur seleksi SNMPTN. Hasil itu tepat akan di umumkan hari ini pukul 1 siang nanti.

Disitu aku kumpul dengan teman-teman ku yaitu Nurul, Ayu, Royadi dan Aris. Masalah yang bahas dengan cukup lama yaitu masalah jurusan dan Universitas mana yang kami pilih.

"Royadi ngambil jurusan apa?" ku bertanya dengan Royadi.

"ya kamu kepo."(menjawab dengan diiringin dengan tawa)

"ih gak mau kasih tau"

"aku ambil Jurusan Akuntansi di UGM ma."

"woow keren"

"kamu ambil jurusan apa ma?"

"aku ambil jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan di IPB"

Kenapa aku memilih jurursan itu? Awalnya sih aku gak tau bahwa ada jurusan Teknik Lingkungan. Namun pada suatu waktu aku membaca sebuah novel. Novel tersebut ku pinjam dari teman sekelas ku. Sekarang aku sulit mengingat judul novel yang pernah ku baca itu. Dari novel itulah aku membaca dan baru ku ketahui bahwa ada jurusan Teknik Lingkungan. Setelah dari itu aku mencari lebih jauh mengenai jurusan itu. Entah kenapa aku tertarik dengan jurusan itu. Itu leh mengapa aku memilih jurusan itu di pilihan pertama ku.

Selain itu kenapa aku ambil di IPB. Yang mana kampus itu sangat jauh dari tempat tinggal ku sekarang. Namun aku mempunyai saudara yang manaaku bisa menumpang hidup sementara waktu.

"Uni (nama panggilan Nurul) ambil jurusan apa?" tanya Royadi.

"aku ambil Jurusan Teknik Fisika di ITB"

"semoga kita lulus ya di tempat yang kita pilih"

"amiiinn"

Setelah cukup lama kami menunggu, akhirnya hujan pun berangsur mereda. Setelah itu kami memutuskan untuk pulang kerumah. Aku, Uni, dan Ayu memutuskan untuk membuka pengumuman itu di rumah ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang