Pengendara motor

29 1 2
                                    

Setelah selesai dari uks Zahra memutuskan untuk langsung menuju kelas. Tak lama kemudian bel berbunyi tanda telah masuk, kelas dilanjutkan hingga waktunya pulang tiba. Seperti biasa Vanya dan Zahra serta sebagian anak anak lain langsung menuju gerbang sekolah dan bersiap pulang. Tak lama menuggu di samping gerbang, Vanya yang ditemani Zahra akhirnya di jemput supirnya, sementara Zahra mulai berjalan untuk pulang. Zahra akan menemani Vanya menunggu jemputannya,sambil mengobrol atau makan es krim, setelahnya barulah ia pulang. Karena rumah Zahra tidak terlalu jauh jadi dia memutuskan berjalan kaki kesekolah daripada naik kendaraan (sebenarnya gak bisa ngendarai motor, uhuk).

"Dah Zahra, aku duluan ya.." kata Vanya sambil melambaikan tangan lalu kemudian masuk ke dalam mobilnya. "Beneran gak mau ikut nih?"
"Ga a makasih. Itung itung olahraga. Hehehe dadah" kata ku sambil melambaikan tangan lalu mulai berjalan.

Aku emang selalu sendiri. Aku terbiasa dengan itu. Dan aku menikmati itu. Tapi tak selalu sendiri sih, terkadang Vanya menemaniku tetapi itu hanya di sekolah. Kadang kadang kami juga sering bermain, atau pergi bareng, Ya.. tapi akhir akhir ini jarang, soalnya aku tambah malas saja.

Saat sedang berjalan, zahra melihat motor di tepi jalan dan seorang pemuda yang sibuk memeriksa motor di sebelahnya.

Sepertinya motor itu mogok. Jadi kuputuskan untuk menghampirinya.
"Mogok?" tanyaku (pertanyaan macam apa itu ;v )
"Pake tanya" jawab pemuda itu tampa menoleh.
"Eh.. Ga jadi" jawab ku singkat. Lalu memutuskan pergi.
Dasar ketus, orang mau bantuin juga, kok nyolot. Ga mau ya ga papa. Dasar.

Baru berapa langkah dari tempat tadi, terdengar suara dari belakang.

"Ehem... "
"Eh?" itu kayaknya ada yang manggil, tapi siapa. Orang itu? kan ga ada orang lain lagi di dekat sini. Karena masih ga yakin aku putuskan untuk tetap lanjut jalan.

"Oy, elo. Ni orang ga ada kuping kali ya" nadanya terdengar kesal.

Resee, mana ada orang manggil kayak gitu. Tapi ya, mau gak mau noleh juga.
"Gue?"
"Hantu. Ya lo la. Sini"
"em?"
"bantu dorong"
"kek ada yang ngomong" kataku memainkan, rese si ni cowo, mayan kan di mainin dikit.

Dengan kesal dia ngomong "bantu gue dong" . Senyum kemenangan terlukis indah di bibirku. Sepertinya dia juga tau, jadi dia cuma pasang ekspresi seolah ngomong 'awas lo, gue bales' hahaha keluar deh ketawa jahat gue meski cuma dalem hati.
"Oke"
Tak lama kemudian akhirinya ketemu juga bengkel terdekat. Ia langsung menuju ke sana, sambil menceritakan masalah motornya pada sang montir.
"O iya. Tunggu sebentar, biar saya periksa. Gak lama kok" kata sang montir "iya". Setelah berbincang bibicang dengan sang montir, dia lalu menyadari keberadaan ku, wahh aku dilupakan.

"ngapain lo masih di sini?"
"ini ni yg ga tau terimah kasih, cih " ujar ku kesal.
Setelah beberapa detik diam, dia akhirnya angakat bicara.
"Lo yang tadi numbur gue kan? punggung gue sakit, jadi kita impas. Lo buat punggung gue sakit, lo bantuin gue dorong, Impas"
Aku mengingat ingat, oh iya dia yang tadi ya, aku lupa. Dobel kesel deh.
"Enak aja. Lebay lo, itu aja sakit"
"Lah namanya sakit ya gimana lagi"
"Lebay"
"Bego"
"Rese"
"Gabut"

Perdebatan akhirnya berakhir oleh sang montir yang telah usai memperbaiki motonya. Setelah membayar biaya perbaikan dia menoleh ke arah ku.
"Napa lo masih belom pulang sih?"
"lah ngusir"
o iya ya, ngapain gue masi si sini. kurang kerjaan :v
"emang" :|
Saat hendak beranjak dari tempatku dan melangkah, dia memanggil ku.
"Hoy sini"
"paan, tadi nyuruh pergi"
"Bawel. Naik"
"?"
"naik" "ikut gue".

Kenapa aku di sini?! kenapa aku ikut?! begooo harusnya tadi langsung pulang aja, astagaaa. mong ngomong ni mau kemana ya..

Akhirnya motornya berhenti.
Di.. Rumah Makan Padang. Astagaaa dia mau mampir dulu rupanya, dan ga tanya aku dulu, yaa mau giman lagi dia supirnya.

"gue laper"
"terus?"
"ya mau makan la bego"
"gue?"
"liatin aja"
"cih"  aku mendengus kesal. Mimpi apa aku semalem. Princes kecebur di got kali ya.

Setelah memesan makanan dia langsung menuju meja dan aku mengikutinya dari belakang. Akhirnya pesanan tiba.
Dan resenya dia ga peduli tuh aku disana, kayak ga ada orang tuh duduk di depannya. Parahnya lagi dia ga peduli apa aku mau makan juga ato engga, nawarin aja boro boro. Dengan begitu aku memutuskan untuk setia menatap layar tv yang telah di sediakan. karena terlalu asik sendiri menonton tv, kali ini sepertinya dia yang kesal. Mungkin dia berpikir, kenapa ni anak kaga bawel ga di ajak makan. Sorry ya gue kenyang hahaha :b

"btw siapa nama lo?" katanya datar sambil tetap melahap makanannya.
"Zah.." omongan ku langsung terputus, seketika dia bilang "dayang" "enak aja gue puny.." omonganku terputus lagi, dia dengan cepat bilang "pangeran, panggil gue pangeran ganteng"
"idih pede nya" ucapku jengkel.
Setelah menghabiskan makanan kemudian membayarnya dia nyelonong pergi tanpa basa basi. Dengan sigap aku mengikutinya,
lalu naik ke motornya. Motornya ga jalan,dia diam. lalu dia berkata
"dah sore, gue anter deh"
"hah? "
"tuli ya. Gue anter pulang"
"oh oke" lalu motor mulai jalan, terdengar dia mendumel "kurang baik apa gua. Paengeran mana yang mau anterin dayangnya pulang coba"
reseee.
"Rumah lo dimana sih, kok dari tadi diam" akhirnya dia nanya, dengan cepat aku jawab
"rumah gue sih ga kemana mana. Masalahnya gue ga tau ini daerah mana" ucapku datar. lalu motornya berhenti lagi.
"lah lo dari tadi ga tau ini dimana? gimana lo pulang, bego"
"ya mana gue tau, kan yang ngajak elo"
"aduh... ya udah gue anter ke sekolah lagi, lo tau arah mana pulang kan kalo dari sekolah" 
 "iya iya" lalu motornya melaju lagi. entah seneng atau sebel. Yang jelas aku sekarang merasa menang karena melihat dia kesel, hahaha.

Air dan KelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang