DESTINY

PROLOG

"Nitha!"

"Lepas, Casey!"

"Aku ngga akan lepasin kamu. Sampai ujung dunia pun, aku akan kejar kamu. No. Sampai kemanapun, kamu akan selalu jadi milikku!"

"Cukup, Casey. Pahamilah keadaannya. Sudah pasti dan jelas aku hanya gadis tidak tahu diri yang memaksa masuk kedalam hidupmu supaya dapat harta."

"No. That's not like that. You're precious.. My precious. And don't forget, you're my.... Destiny."

"Just forget me, Casey. Carilah kebahagiaanmu sendiri, ngga ada aku didalamnya. Aku pergi, Casey. Jaga dirimu."

"No. Don't go. Tidak sebelum kamu tahu kenyataannya."

"Kenyataan apalagi, Casey. Semua sudah cukup. Kebohongan kita tidak patut diteruskan."

"Tapi cinta kita pantas diperjuangkan, Nitha."

"Jangan bahas soal cinta. Aku ngga percaya orang sepertimu bisa bicara cinta. Bye, Casey..."

"I love you too, Casey Novaldo. So much," bisik Nitha seraya menjauh.

Casey hanya bisa terjatuh berlutut, menyebut sesuatu yang baginya sekarang benar-benar terasa sia-sia. "Nitha... Nitha... My Paramita... My Love... My Destiny... Don't leave me... No before you know the truth... You're my destiny, my happiness, my past, and my future..."

Dan Casey pun menangis, meratapi kepedihan yang sama yang dirasakannya dua belas tahun yang lalu. Ketika dia dipaksa melepas apa yang menjadi kebahagiaannya. Dulu, mungkin mereka berkata ini cinta monyet. Tapi kali ini Casey akan membuktikan bahwa inilah cinta sejatinya...

Dia tidak akan menyerah, dia tidak akan mau lagi dipaksa mengalah. Apapun, siapapun yang menghalanginya. Sekalipun itu dia harus menentang kedua orangtua dan keluarganya.