Destiny - 3

2 0 0
                                    

Sudah waktunya pulang. Tadi siang Nitha sudah berdiskusi dan diberi tahu jobdesk-nya sebagai Wakil Kepala Keuangan. Tidak terlalu memberatkan, karena Nitha menyanggupinya. Sekarang hanya butuh waktu baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.

Nitha meregangkan tubuh lalu menatap sekeliling. Dia tersenyum pada Indra, rekan kerjanya yang kebetulan masih ada disana.

"Mau pulang, Tha?" Tanya Indra.

Nitha tersenyum singkat sambil mengangguk, lalu beranjak dari tempatnya. Indra yang mengetahui gelagat Nitha segera ikut berdiri. "Mau nebeng ngga? Sekalian tempat kostmu searah dengan rumahku," tawarnya.

Nitha menggeleng pelan dan tersenyum. "Aku jalan kaki aja, deket kok lagian ini juga masih sore," tolaknya halus.

Indra tersenyum maklum. Memang Nitha terlihat menjaga diri. Toh lagipula mereka baru berkenalan.

"Oke kalo begitu, aku duluan ya." Tutup Indra lalu melambaikan tangan dan berbelok menuju arah parkiran. Nitha tersenyum lalu melanjutkan langkahnya menyusuri jalan menuju kostnya.

Tanpa disangka sebuah mobil Alphard putih mengawasi gerak gerik Nitha dari jarak tidak terlalu jauh.

"Nitha..," gumam pria dibalik kemudi itu selanjutnya mengangkat ponselnya dan menghubungi sebuah kontak.

"Ya, saya mau tahu data diri seorang bernama Nitha Santoso, berikan laporannya pada saya dua hari lagi, seperti biasa, status rahasia." Ujar pria itu singkat lalu membelokkan mobilnya ke arah berlawanan dari jarak tempuh Nitha.

🌈🌈🌈


Nitha merebahkan diri di ranjang kostnya. Setelah membersihkan diri dia berniat istirahat sejenak sebelum keluar mencari makan malam. Harinya sudah terlalu penat untuk memasak. Lagipula Nitha juga belum berbelanja sayur dan stok untuk dimasak.

Ponselnya berbunyi. Suara merdu John Legend mengalun merdu, mengusik Nitha yang baru saja akan terlelap.

"Halo," Nitha menjawab malas.

"Gimana kerjaannya sayang?" Suara Ibu terdengar di seberang sana.

"Lancar, Bu," dan mengalirlah cerita Nitha kepada Ibunya yang ada di Bandung tentang bagaimana hari-harinya belakangan di Jakarta.

Disela-sela obrolan Nitha dengan Ibu, terdengar suara ketukan di pintu kost Nitha. Awalnya ia abaikan karena bisa jadi itu tamu kamar kost sebelah. Nitha belum mengenal siapa-siapa disini untuk bertamu mendatanginya. Namun setelah ketukan ketiga Nitha memutuskan untuk mengecek keluar. Siapa yang sedang mengetuk pintu.

"Sebentar ya, Bu. Nitha cek keluar kayak ada tamu," Nitha menjeda obrolannya untuk beranjak ke depan membuka pintu. Namun tak didapati seorang pun disana. Nitha menoleh ke kanan dan kiri tetangga kostnya pun pintunya tertutup semua, karena waktu sudah beranjak malam. Saat akan masuk kembali, Nitha menyadari ada sebuah plastik tergeletak diatas kursi yang ada didepan kamar kostnya.

Celingukan Nitha mencari siapa yang meletakkan plastik berwarna merah dengan logo merk makanan terkenal di kursi depan kostnya. Ragu, Nitha mengambil plastik itu dan tertera note atas namanya 'Nitha Santoso'.

Nitha mengernyitkan keningnya bingung. Dia tidak merasa memesan makanan yang ada di tangannya ini. Segera dibawanya masuk lalu dibukanya.

"Nitha?" Panggil Ibu.

"Iya, Bu. Ini ada yang kirim makanan tapi Nitha ngga tau siapa," jelasnya.

"Mungkin salah kost, Tha," Ibu berujar.

Nitha menggeleng. "Ada nama Nitha Santoso, Bu. Dan juga," ucapannya terjeda melihat tulisan lain dibalik tulisan namanya, "Selamat makan, Nitha, seharian lelah bekerja di pekerjaan baru, hope you enjoy your work, and your food." Nitha mengeja kalimat itu disertai nada bingung.

"Yasudah rejeki kamu, mungkin dari rekan kerja kamu sebagai bentuk perkenalan," Ibu menenangkan.

Nitha mengangguk setuju. "Yasudah, Bu. Nitha makan dulu ya, lumayan makan gratis enak lagi, maaf ya Bu ngga Nitha bagi, soalnya jauh." Nitha berkelakar.

Setelah menyudahi obrolannya dengan Ibunya, Nitha duduk bersila di ruang depan sambil berkata pada makanan yang entah siapa yang mengirim.

"Dear makanan enak, terimakasih untuk yang sudah memberikanmu padaku ya, aku bisa makan tanpa perlu keluar, semoga sang pemberi tidak sedang khilaf, dan diberi rejeki berlimpah. Aamiin." Ucapnya lalu memulai makan.

Tanpa Nitha sadari, seseorang yang berdiri didepan kostnya tersenyum geli mendengar ucapannya karena Nitha tadi kembali dan tidak menutup pintu kamar kostnya itu. Mengetahui bahwa pemberiannya tidak sia-sia, ia menghela napas lega. Lalu ia melangkah pergi, menghampiri Alphard putih yang terparkir tak jauh dari kost Nitha, dan melaju pergi.



Komen yang mau lanjutt...

Kritik, saran, Vote dan komentar aku tunggu yaa... Terimakasiih 😍😍😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang