Cuaca Senin pagi itu cerah. Sinar matahari terasa hangat di kulit. Nitha dengan santai berjalan menyusuri trotoar menuju arah tempat kerjanya yang baru. Sengaja Nitha berjalan kaki karena lokasi kostnya tidak terlalu jauh dari gedung tempatnya bekerja.
Hari ini hari pertama Nitha bekerja sebagai seorang staff Tata Usaha Universitas CROWN Mulia. Waktu masih menunjukkan pukul 06.30. Sementara pekerjaannya dimulai pukul 07.30. Sengaja Nitha berangkat lebih pagi untuk menghindari bisingnya kendaraan Ibukota dan polusi.
Sesampainya disana, Nitha melangkahkan kaki menuju kantin. Kemarin Nitha sudah diberitahu tata letak seluruh kampus, jadi Nitha memulai dengan kantin, mencari sarapan. Kantin universitas ini terbilang lengkap. Untuk ukuran universitas ternama, kantin sudah memiliki fasilitas yang bagus. Nitha melangkahkan kaki menuju counter gado-gado, sarapan lengkap dan sehat.
Setelah mendapat dan membayar pesanannya, Nitha segera melangkah menuju bangku kosong, dan mulai menikmati sarapannya. Ditengah ia menikmati makanannya, Nitha merasa seseorang sedang mengawasinya. Tidak, mungkin hanya perasaannya, Nitha menepis prasangka buruk yang muncul. Ia ingat pesan Ibu untuk tidak menaruh curiga pada hal yang belum tentu.
Nitha mulai mengangkat kepalanya setelah menghabiskan gado-gadonya. Deg. Nitha kaget, jantungnya berdebar ketika tatapannya bertemu sepasang mata tajam milik seseorang.
Casey, ah ya Casey. Nitha ingat nama itu. Nitha mengedipkan matanya beberapa kali, memastikan bahwa penglihatannya masih berfungsi dengan baik untuk mengenali seorang pria yang pernah berurusan dengannya. Kalau bisa dikatakan bukan bertemu.
Nitha dengan cepat memalingkan wajahnya saat disadarinya sepasang mata tajam itu masih menatapnya. Benar-benar dengan sengaja menatapnya. Datar, tanpa senyum. Minim ekspresi. Ah, biarlah, pikir Nitha. Urusan masing-masing. Dia memutuskan untuk tidak memperpanjang atau mengingat perkara yang membuatnya sedih dan kesal itu.
Segera Nitha beranjak dari sana dan mulai berjalan menuju ruang kerjanya.
Dan dalam diam, sepasang mata tajam itu terus menatap gerak gerik Nitha sampai punggung gadis itu menghilang dari pandangannya. Dengan tenang dia meminum jusnya dan melanjutkan sarapannya yang tertunda sekian lama hanya untuk menatap Nitha, sejak gadis itu menginjakkan kakinya di kantin.
🌈🌈🌈
Saat ini, Nitha duduk diam menunggu seseorang. Tadi dia sudah menemui seseorang yang mengantarnya menuju ruangan ini. Dia sudah berada di gedung kantor kepengurusan Universitas CROWN Mulia. Dengan predikat Universitas besar berskala internasional, Universitas ini memiliki beberapa gedung yang terdiri dari delapan gedung Fakultas, ruang serbaguna, gedung olahraga, dan gedung perkantoran. Disinilah dia berada, dalam ruangan pimpinan tertinggi Universitas CROWN Mulia, menunggu seseorang yang dari tag di mejanya bernama Hardiyasa Utama.
Nitha duduk diam sambil memandangi interior ruangan. Dia sedang duduk di sudut ruangan, diatas sebuah sofa. Ada satu set sofa kulit berwarna cokelat, dipadukan dengan cat ruangan berwarna putih gading. Perpaduan yang apik. Di ujung ruangan ada sebuah meja kerja lengkap dengan lemari cabinet berisi dokumen mengapit di sisi kanan kiri meja. Tidak besar, justru menambah kesan bahwa ruangan memiliki space yang luas.
"Ah, Nitha," sapa seorang pria paruh baya memasuki ruangan sambil tersenyum.
Nitha yang dipanggil segera berdiri, menyambut tangan pria di hadapannya untuk bersalaman.
"Duduk, duduk." Pria itu mempersilakan Nitha untuk duduk kembali. Lalu matanya menekuri singkat berkas diri Nitha yang baru saja disampaikan oleh sekretarisnya.
"Nitha Santoso, lulusan dual degree Universitas Lambang Jaya. Itu Universitas yang bagus di Bandung. Masuk jadi salah satu Universitas terbaik se-Indonesia. Nilai yang... Ah, cum laude, kamu luar biasa, Nitha." Pria itu berujar sambil tersenyum senang. Sementara Nitha hanya tersenyum kaku. Mengingat pria di hadapannya adalah pimpinan tertinggi Universitas CROWN Mulia.
Pria itu nampak mengangguk-anggukkan kepala sebelum menimbang sesuatu. "Hmm.. Untuk posisi kamu sekarang saya rasa perlu diubah, kamu kan terdaftar untuk staff Tata Usaha, bagaimana kalau saya pindah ke bagian Kependidikan? Atau Keuangan?" Pria bernama Hardiyasa Utama itu menimbang-nimbang sebelum memutuskan sesuatu.
Nitha menahan napas menunggu keputusan. Jika memang posisinya dirubah tidak masalah karena kedua posisi yang ditawarkan oleh Pak Hardi memang sesuai dengan pendidikannya. Sarjana Pendidikan, dan Sarjana Akuntansi.
Telepon yang berdering menjeda obrolan mereka. Pak Hardi yang mengangkat telepon terdengar mematuhi perintah yang disampaikan si penelepon. Setelah menutup telepon, Pak Hardi kembali duduk di hadapan Nitha.
"Baiklah, kamu saya posisikan di Bagian Keuangan Nitha. Kebetulan Bu Chika sebentar lagi resign jadi kamu bisa menggantikan posisinya. Bagaimana, kamu setuju?" tanya Pak Hardi kepana Nitha.
Nitha bingung menanggapinya. "Sebenarnya di posisi manapun saya siap, Pak. Asal saya diberi kesempatan menunjukkan dan mengembangkan apa yang saya miliki," jawab Nitha pelan namun tegas. Karena yang terpikir olehnya hanya jawaban itu.
"Baiklah kalau begitu kita sepakat. Belajarlah yang baik, dan semoga betah. Oya, untuk kontrak dan lainnya akan saya revisi terlebih dahulu, nanti siang akan saya kirim ke ruangan kamu. Silakan kamu ikuti Aina ya. Dia akan menunjukkan dimana kamu akan bekerja." Pak Hardi mengakhiri pertemuan mereka dan berdiri untuk berjabat tangan dengan Nitha.
Nitha segera berdiri dan pamit keluar ruangan. Didepan ruangan Pak Hardi dia bertemu Aina, sekretaris Pak Hardi yang segera mengantarnya menuju bagian Keuangan.
🌈🌈🌈
Selepas kepergian Nitha, seorang pria masuk kedalam ruangan Pak Hardi, lalu duduk di sofa yang tadi baru saja diduduki oleh Nitha.
"Oh, Casey. Anda datang hari ini, Om kira kamu masih di Singapura," sapa Pak Hardi sopan.
Casey menatap Pak Hardi, pria yang merupakan adik dari ayahnya, yang didelegasikan memimpin Universitas CROWN Mulia sambil tersenyum singkat.
"Sudah seminggu, Om," jawabnya singkat.
Pak Hardi menimbang sebelum berkata, "Kamu kenal gadis yang tadi?"
Casey terdiam ragu, lalu menggeleng. "Belum," jawabnya singkat.
"Lalu kenapa kamu memilihkan posisi terbaik untuk dia?"
"Om meragukan kemampuannya?" Casey balik bertanya.
Pak Hardi segera menggeleng. "Bukan, Om justru berterima kasih kamu memberi pencerahan dimana tempat yang tepat untuk gadis itu."
Casey terdiam lalu beranjak. "Aku pergi dulu, Om. Ingat, jangan sampai gadis itu tahu dulu tentangku," ucapnya sebelum menghilang dibalik pintu.
Pak Hardi mengangguk paham, walaupun sesungguhnya masih belum mengerti apa maksud dari keponakannya itu, menelepon untuk memberinya perintah kemana harus menempatkan Nitha. Biarlah mungkin keponakannya itu punya alasan sendiri.
🌈🌈🌈
Dalam kubikelnya, Nitha masih terdiam. Bukan kaget, hanya merasa belum pantas. Bayangkan, Pak Hardi memberinya jabatan sebagai Wakil Pimpinan Bagian Keuangan. Setelah bertemu sebentar di ruangan Bu Chika, Nitha diantar ke tempat kerja sementaranya, kubikelnya berada persis didepan pintu ruangan Pimpinan Keuangan. Kubikel yang lebih luas dari sepuluh kubikel lainnya. Diam-diam Nitha menatap keadaan sekitar. Mereka semua sibuk larut dalam pekerjaan pagi ini. Dia belum berkenalan dengan semua pegawai di bagian ini, kata Bu Chika, nanti saja setelah istirahat pertama.
Jadi, mengabaikan kegelisahannya, Nitha memilih larut mempelajari berkas dokumen yang perlu dipelajari pegawai baru di kantor Universitas CROWN Mulia. Dan saat membaca struktur CROWN Corps., matanya berhenti pada sebuah nama. Casey Novaldo.
Entah mengapa, firasatnya mengatakan dia akan berurusan dengan pria ini. Siapapun dia, sama atau tidak dengan Casey yang dia tahu beberapa hari yang lalu, dan yang tadi pagi dilihatnya di kantin. Menepis firasat itu, Nitha melanjutkan kegiatannya, berusaha mempelajari sebanyak mungkin informasi yang mungkin berguna untuknya.
Part 2 update
Boleh dong yaa minta VOTE sama COMMENTnya...
Cast kira-kira siapa ya yang cocok..
Tunggu next part 3 ya 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
RomanceNitha Santoso, hanyalah seorang gadis cerdas yang berasal dari kalangan biasa. Berusaha bekerja profesional demi membahagiakan Ibu dan membanggakan kakaknya. Namun dia akhirnya mengetahui rahasia yang telah direncanakan oleh sang Ibu untuk masa depa...