1: Prabha & Nadita

22 2 1
                                    

Haii salam kenal! Sebelumnya makasih sudah membaca cerita NfP ini yaa ;D

NfP sbnrnya cerita kedua ku di wp. Sebelumnya aku pernah buat cerita pendek yg smpt aku publish dlu di akun wp lama. Karna lupa pass akhirnya aku buat baru dehh akun #wkwkk. Aku seneng banget setelah lama hiatus dri dunia wattpad, bisa kembali nulis lagii. Kira2 udh 4 tahunan gtu. Mulai nulis itu dri kls 5 SD klo gk salah ><

Oke deh, sekian cuapannyaa. Selamat membaca ya kaliaann. Sebelumnya kasi vote ya :) biar semangat nulis gtuu. Hehee.

Pagi itu, suasana kelas XII IPA 1 rusuh karena jam pelajaran kosong. Para lelaki berkumpul di bangku pojok mengobrol dengan serunya, dan yang perempuan duduk berkumpul dengan masing-masing sekutunya.

"Woy, Prabha! Lo di cariin tuh." teriak salah satu siswa, yang menyembulkan kepalanya dari pintu kelas. Dan orang yang bersangkutan pun menoleh. "Ya bentar. Gue kesana sekarang." lalu Prabha berjalan menuju pintu kelas.

Saat ia menapaki kakinya di pintu kelas, sebuah telapak tangan mungil menggeplak kepalanya dengan cukup keras. Prabha yang tak sempat mengelak mengerang kesakitan karenanya. "Aduh sakit, gila! Kenapa sih lo?" orang yang menggeplaknya tadi hanya berkacak pinggang. "Tadi Ibu ke rumah, terus nyuruh gue buat bawain catetan lo yang ketinggalan. Bisa-bisanya lo merepotkan semua orang, Prab."

Prabha mendecak kesal, lalu meraih buku tulis itu. "Katanya ngerepotin, kok masih aja di bawain?" Nadita–nama cewek yang menggeplaknya tadi–hanya melengos dan berlalu dengan cueknya.

"Nad, ngomong-ngomong makasih ya! Sorry udah ngerepotin lo." seru Prabha pada Nadi yang sudah berjalan tidak jauh di depan koridor sana. "Telat lo, Prab!" teriak Nadi sambil mengibaskan tangannya. Prabha tergelak mendengar Nadi yang sudah kesal tersebut.

"Entar tunggu gue di pos satpam ya! Gue anter pulang deh." yang di ajaknya bicara hanya mengacungkan jempol lalu menghilang di balik tembok. Prabha pun melenggang masuk kembali ke kelasnya.

Di balik tembok itu, Nadita menyembulkan kepalanya dengan perlahan. Ternyata ia belum kembali ke kelasnya.

"Dasar, sukanya bikin orang kesel mulu." ucapnya sambil tersenyum dan beranjak pergi menuju kelas XI IPA 1 yang berada di lantai atas.

~~••~~

Teng.. Teng.. Teng..

"Asyiikk! Guyss cus kantin! Perut gue udah keroncongan berat nii." seru Calista kepada dua sahabatnya yang masih berkutat dengan tugas yang belum mereka selesaikan. "Lo duluan deh, Cal. Gue sama Nadi nyusul abis kelar ini." ucap Mega sambil tetap fokus menulis.

Calista mendengus dan menarik lengan mereka dengan paksa. "Aduh, gampang ini. Entar kita kerjain bareng. Sekarang kita perlu amunisi buat bertempur nanti di pelajarannya Pak Kus." ucapnya di selingi tawa dan merangkul kedua sahabatnya itu dengan sedikit menyeretnya.

Suasana kantin SMA Tunas Mandala saat itu ramai dengan murid yang kelaparan. Terdapat lima stand di kantin itu, dengan bangku-bangku untuk makan di tengah nya. Tersisa lima bangku kosong yamg ada, yang langsung di tempati oleh ketiga sahabat tersebut.

"Bang, nasi goreng sama es teh tiga!" seru Calista yang langsung mendapatkan dua jempol dari Bang Ujang–salah satu penjual makanan di kantin.

"Hey, kita berdua boleh ikut gabung, nggak?" tanya seseorang yang ternyata Prabha dengan Wira–temannya–sambil menepuk pundak Nadi. "Oh boleh kak. Silahkan." ucap Mega yang langsung mendapat plototan maut dari Nadi. Mega hanya menyengir tak berdosa.

Let Me Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang