Ini part terakhir sebelum hiatus yaa :D
Daahh sampai ketemu 26 April nantii readers :*
••••Hari ini Nadi menjalani harinya seperti biasa. Ia bercengkrama dengan semua orang. Termasuk abang tukang bakso disekolahnya.
"Mas, mas. Bakso mas enak banget! Makasih udah menyelamatkan semua perut disekolah ini. Saya salut!" ucap Nadi menggebu, saat menunggu pesanan baksonya. Si abang hanya menggeleng prihatin melihat siswi secantik ini mulai sedikit geser.
Nadi hanya cengar cengir menanggapi respon yang ditunjukkan si abang. Setelah membayar pesanannya, ia segera duduk dibangku yang sudah terisi dengan kedua sahabatnya itu.
"Guyyss, kita nonton yuk abis kelar sekolah! Ada film keluaran Disney ama Pixar, lho!" ucap Calista sambil menyendokkan soto ayam ke mulutnya. Mega langsung menghentikkan gerakannya. "Beneran udah keluar Coco?" tanya Mega dengan binar dimatanya. Calista mengacungkan jempolnya, karena mulutnya yang sudah penuh oleh makanan.
"Yaudah, tunggu apalagi? Kelar sekolah langsung cuss!" ucap Mega telak. Nadi hanya mengangguk, karena ia sedang serius dengan mangkuk bakso dihadapannya.
"Nad, Lo kemana kemarin? Lo dicariin tau sama Prabha. Gue kira Lo bareng dia."
Seketika bakso yang ditelan Nadi mendadak sekeras batu. Ia tersedak. Segera Mega menyodorkan air mineral padanya.
"Ma-masa dia nyariin? Gu-gue ada urusan sih..." ucap Nadi terbata-bata, yang membuat kedua makhluk didepannya memicing curiga padanya. "Jelasin semuanya. Selengkap-lengkapnya. Kita tidak menerima penolakan!" ucap Calista tegas, dibarengi dengan Mega yang menatapnya penuh selidik.
Nadi mendengus kesal. Ia terlalu sulit untuk berbohong didepan kedua sahabatnya ini. Mereka sudah seperti cenayang ulung.
Akhirnya Nadi menceritakan segalanya. Tanpa pengurangan dan penambahan. Atmosfer di meja itu mendadak menjadi mencekam.
"Jadi penilaian gue selama ini terhadap kak Prabha salah besar, toh! Ternyata dia cuma manfaatin Lo selama empat tahun ini buat ngelupain si Veya itu?!" Mega yang biasanya hanya menjadi pendengar, sekarang mulai mengeluarkan umpatan-umpatan kecil.
Calista menggenggam tangan Nadi. Berusaha untuk menguatkan. "Pasti sakit ya? Kenapa Lo gak ngajakin kita aja kemaren?" Nadi menampilkan senyum terbaiknya. "Gue udah baikan kok. Kalian terlalu berlebihan aja deh."
"Kita sahabat Lo, Nad. Seneng bareng, kita juga harus sedih bareng, dong." ucap Mega. Calista mengiyakan. "Pokoknya sekarang kita harus have fun! Lo harus bisa ngerelain Prabha... Dengan perlahan Lo pasti bisa."
Nadi tersenyum tulus. "Iya... Gue harus bisa."
Mereka bertiga saling menggenggam tangan. Nadi sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka. Calista mengurai genggaman mereka. Lalu mulai tersenyum jahil.
"Si Arvon itu kayaknya lumayan, deh. Lo deketin aja dia. Gue seneng sama yang tua-tua hot. Qiqiqii." ucap Calista sambil menjawil pipi Nadi. Mega tertawa sambil mengangguk setuju.
Nadi memutar bola matanya. Ia sudah tahu tipikal sahabatnya yang jahil setengah mampus ini. "Ya kali. Itu mah elo! Lagian gue gak saling tukar nomor sama dia. Ini Bandung. Hampir mustahil gue bisa nemuin dia kalo tanpa bantuan FBI." ucap Nadi setengah bercanda. Mega menggeleng. "Iya sih, tapi kalo kalian ketemu lagi, berarti Arvon itu bisa aja garisan dari Tuhan untuk Lo, Nad."
Bel masuk pun berbunyi. Mereka bertiga segera beranjak menuju kelas. Percakapan itu pun usai, dengan ucapan Mega yang berhasil membuat Nadi tidak fokus dengan pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Save You
RomanceJika Tuhan sudah berkehendak apa yang bisa kita lakukan? Nadita Davanti, seorang gadis SMA harus pasrah dipermainkan oleh takdir. Kehidupannya tidaklah semudah anak SMA pada umumnya. Bisakah Nadi menjalankan hidupnya ini? ~~••~~ "Tuhan memang memil...