🌻Chapter 5🌻

19 7 3
                                    

Semua begitu menyiksaku. Jangan lagi! Aku tak sanggup lagi. Kumohon maafkan aku!

~???~

Happy Reading Guys~~



~°~°~

Author Pov

Saat ini Sanny, Iva, Ivi, Kevan, dan Kevin tengah berkumpul di ruang tengah. Suasana tampak hening. Semuanya larut dalam pikiran masing-masing.

"Jadi... Bisa kau jelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini, Sanny?"suara Kevan memecah keheningan diantara mereka.

Iva dan Sanny saling melirik. Sanny menganggukan kepalanya, Iva menghela nafas.

"Eumm.. Apakah kalian ingat ucapan Sanny yang mengatakan bahwa ada 3 pasangan anak kembar, yang akan memecahkan misteri dunia ini?"tanya Iva.

Ketiganya mengangguk, "Ya, kami ingat lalu?"

"Pasangan anak kembar itu tidak lain adalah kita berenam. Yang pertama Shania Putri Nathalian dan Angga Putra Nathalian. Kedua Kevan Dafalio Agriosta dan Kevin Dafalio Agriosta. Dan yang terakhir aku Ivana Putrika Sandi dan Iviana Putrika Sandi."Iva berhenti sejenak.

"Tunggu! Jadi maksudmu, kau dan Ivi itu saudara kembar?"tanya Kevin, Iva mengangguk.

"Tapi, bukankan kembaran Ivi itu Ana? Yah... meski bisa dibilang mereka tidak mirip sama sekali, dan jurtru kau lah yang begitu mirip dengan Ivi."ucap nya lagi, sembari menatap ke arah Ivi. Ivi hanya terdiam, ia terlalu bingung harus bagaimana untuk menanggapi hal ini.

"Ceritanya panjang."Sanny membuka suara.

"Tak apa, kami punya banyak waktu untuk mendengarkan cerita panjang itu."balas Kevan.

'Bagaimana menurut mu?'tanya Sanny pada Iva melalui telepati.

"Well kurasa, tak masalah."balas Iva.

'Kalau begitu, kau jelaskan saja. Aku sih males.'ucap Sanny dengan nada malas.

Iva mendelik kesal kearah Sanny, sementara Ivi, Kevan, dan Kevin menatap bingung ke arah keduanya.

"Huft~~  Baiklah akanku jelaskan, dan pastikan bahwa kalian tak akan memotong cerita. Jika kalian melakukan nya maka aku tak akan melanjutkan cerita."ancam Iva sembari menatap tajam ke arah Ivi, Kevan, dan Kevin.

Ketiganya mengangguk paham. Sementara itu, Sanny hanya tersenyum kecil.

"Jadi...."Iva pun memulai ceritanya.

[Ps:Di skip aja ya, Dei males ngetiknya. Tapi nanti bakalan ada penjelasan nya kok. So have fun guys.]

--o0o--

Setelah mendengar penjelasan Iva, baik Kevan, Kevin maupun Ivi tak ada yang tak terkejut. Bahkan sedari tadi Ivi telah menangis tersedu-sedu.

Kevin mengepalkan kedua tangannya kesal. Ia mencoba menahan diri, agar tidak emosi dan lepas kendali.

Sanny? Jangan ditanya, dari awal hingga akhir cerita. Ia hanya duduk dengan kaki yang disilangkan dan wajah datarnya itu.

Kevan sendiri hanya terdiam dengan wajah datarnya. Tapi percayalah, otaknya kini tengah memikirkan berbagai macam hal.

Selama beberapa menit suasana tampak hening. Hanya suara tangis Ivi yang terdengar mulai mereda. Ivi mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia tundukan. Kilatan penuh kebencian terpancar dari kedua matanya.

Melihat hal itu, Sanny hanya tersenyum kecil. Ahh.. Tidak lebih tepatnya menyeringai. Seringaian yang tampak penuh akan kelicikan. Iva yang melihatnya hanya bergidik kecil. Entah apa yang sedang otak cantik gadis itu pikirkan.

"Jadi bagaimana?"Sanny akhirnya mengeluarkan suaranya.

Kini atensi semua orang tertuju pada Sanny.

"Tentu saja aku akan menemukan orang itu, kemudian menyiksa nya terlebih dahulu sebelum kubunuh."ucap Ivi dengan aura membunuh yang begitu kuat terpancar dari tubuhnya.

"Aku akan memecahkan semua teka-teki dunia ini. Aku akan menemukan ayah dan ibuku. Dan tentu saja, memberikan pelajaran kepada orang yang telah melakukan semua ini."ucap Kevan dengan nada yang begitu datar dan dingin, namun dari matanya terpancar keseriusan yang mendalam.

"Aku akan berlatih dengan giat, aku akan menjadi lebih kuat. Lalu akan kuhabisi semua monster sialan itu."ujar Kevin bersungguh-sungguh, tak ada lagi tatapan nakal dan ceria dari matanya. Yang ada hanya sebuah kesungguhan untuk mencapai tujuannya itu.

Tanpa mereka sadari, ucapan mereka telah menjadi sumpah yang akan mereka junjung tinggi. Menjaga agar sumpah tersebut dapat terlaksanakan dan dapat terwujudkan. Sebuah janji untuk dapat terbebas dari dunia penuh misteri ini.

Sanny menyeringai dingin, "Semuanya baru akan dimulai. Kau tunggu saja, my prince."

--o0o--

"Takdir telah menunjukkan jalannya, sekarang kau hanya perlu memilih. Mengikuti atau menentang takdir tersebut. Dan apapun yang kau pilih, jangan pernah untuk menyesalinya. Karena kaulah yang memilih, maka kau juga yang harus menerima konsekuensi nya. Baik maupun buruk, itu adalah pilihanmu."

~Sanny~

--o0o--



TBC...


Hmm... Untuk chapter kali ini cukup pendek dari chapter-chapter sebelumnya. Dan mungkin untuk seterusnya pun begitu.

Hehehe nggak kerasa kayanya, ada bau-bau mau ending nih. Tapi nggak tau pasti juga sih, karena dari awal Dei emang nggak mau buat cerita yang panjang-panjang amat. Tapi kita liat aja deh seiring cerita ini berjalan.

Btw, menurut kalian nantinya ini bakalan sad atau happy ending nih???

See you next time~~

~Dei~

Secret WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang