salah nasehat

24 15 1
                                    

Flashback : alva

Sudah menjadi kebiasan dua bersodara yang berjeniskan laki laki ini saat malam hari bermain ps setelah makan malam bersama keluarga , rizki yang sudah dikatakan menjadi atlet ps itu , sudah susah sekali untuk di kalahkan oleh alva .

"Anjritt lu bang " grutunya yang melempar stik ps ke didepan bantal yang di peganganya

" atlet ps kok di lawan , hahaha " puas rizki yang melihat alva menggrutu sendiri.

"Awas aja ya , gue kalahin lu besok bang ! " ketus alva yang bangkit dari kamar abangnya untuk pergi ke depan rumah .

" heh, mau kemana lu va " tanya rizki berteriak yang masih mampu di jawab alva

"Mau kedepan " jawab alva yang melangkah kedepan teras rumah

Teras rumah alva yang di desain dengan apik walau depan rumahanya sedikit sempit , di sana ada bangku dan meja yang terbuat dari kayu jati , untuk ngobrol ria bersama keluarga nya dan ada beberapa jenis bunga yang menghiasi serta sorotan lampu taman yang menabah jelas bagusnya desain depan rumah yang pantas disebut dengan taman keluarga .

Terlihat di bangku taman oleh alva ketika berdiri depan pintu , ayah dan ibunya sedang duduk dan menikamati udara segar di kota jakarta yang jarang di temukan itu di ketahui jika jakarta itu kota metropolitan . sedikit senyum melintas di bibir alva ketika melihat keluarganya yang masih utuh .

Senyum itu pudar ketika alva mengingat kembali perkata bian tentang Tania yang kehilangan ibunya sedangkan ayahnya sibuk akan pekerjaan dan abang satu satunya mengalami koma yang cukup lama .

" kok gue jadi sedih ya kalo ke inget cerita Bian tentang Tania " ucap alva lirih yang masih berdiri depan pintu dengan tangan yang masih menyatu dengan saku jaket.

Tanpa sepengetahuan alva ada rizki yang tak sengaja mendengar ucapan lirih alva

" udah maen ps nya va ? " tanya indra kepada anak bungsunya alva yang berdiri di depan pintu.

" kalah lagi alva mah " adu alva yang menirukan gaya anak kecil.

"Kamu ini kalah ps ko sedih , kalah g juara kelas lah sedih " bales indra yang menepuk pundak alva , anaknya.

" va , abangmu mana ? " tanya rima yang melihat kearah pintu .

" masih di kamar kali ma " jawab alva yang memainkan ponselnya.

Bremm brrmmm ( suara motor )
Suara kenalpot dari motor matic yang sudah di modif , meraung di depan garasi yang menghadap gerbang dan bersampingan dimana keluarga pradipta berkumpul kecuali rizki yang sedang memacu gas , untuk memanaskan mesin motor .

"Makin hari motormu , kaya lampu lalu lintas riz warna warni gitu , ban nya kamu ganti kaya ban sepeda kecil amat , itu kalo nginjek batu ga peyot kan ? Kenalpot motor ko papa dengerin makin hari makin keras ya , kamu kasih sound apa gimana?? "Omel indra terhadap anak sulungnya.

"Gimana keliatan keren kan ? " tanya rizki yang menaik turunkan alis nya

"Kamu mau kemana riz malam malam gini ? " tanya rima yang melihat anak pertamanya dengan alis yang terangkat heran.

" Mau maen bentar " jawab rizki

"Bang gue ikut si " alva berlari menghampiri rizki.

"Ga usah " tolak rizki yang suaranya tertelan dengan bisingnya kenalpot motor yang mulai melaju dengan kencang .

"Kampret lu bang " cibir alva yang kembali duduk dengan kedua orang tuanya .

"Aduh abangmu ini va kaya punya nyawa dobel aja naik motor kok kesetanan " cetus indra yang membuat alva dan rima tersenyum kecil.

Secret SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang