tenda biru

22 12 0
                                    

Alva tergesa gesa mengemas buku buku dan peralatan sekolah yang tergeletak cukup berantakan di mejanya setelah tiga jam penuh menyimak pelajaran sosiologi , yang di dengarkan dengan telinga kanan dan keluar telinga kiri .

Alva melirik ngerik ke teman sebangkunya yang masih berkutat dengan kebiasannya yaitu tidur diatas tasnya .

Dari hati yang paling dalam alva ingin sekali membangunkan tania , tapi beribu ribu rasa canggung menghinggapi hatinya sedari pagi .

Dimana kejadian langka yang mencetak sejarah bagi hidup alva , dia menyatakan perasaanya tanpa adanya cinta .

"Tania putri andinia " sebut guru sosiologi tersebut dengan lantang saat menyadari bahwasanya tania tak mengikut pelajarannya melainkan tidur dengan pulasnya .

"Tania !!" panggil sekali lagi yang membuatku menatap ngerik seraya menunduk sedangkan tania belum juga bangun dari tidurnya .

"Dasar kebo susah amat dah di banguninnya " ucapku lirih yang memukul pelan pundak tania agar bangun dan segera pulang .

"Taniaaaaa " panggilan ketiga dari guru ini sungguh bisa merusak telinga sebab kini dengan suara bervolume sangat tinggi menggelegar untuk meneriaki nama tania .

Tania melihat malas dengan muka bantal , tanganya beraktifitas untuk mengusap matanya dan mengumpulkan nyawa yang berterbangan dalam mimpi.

"Tania , anda ini sangat tidak mencerminkan anak sosial ya ? Disaat gurunya menjelaskan anda malah enak enakan tertidur dengan pulasnya , seharusnya kesadaran anak sosial ini tinggi , tapi mba tania ini malah melakukan defiant sosial " omel bu upi selaku guru sosiologi dengan tukasnya.

" ya saya minta maaf bu , tadi saya ketiduran " Tania hanya senyum miring dan memalingkan pandangan kearah kaca jendela saat bu upi mengomel tak karuan.

"Kali ini hanya memperingati saja , lain kali akan saya coret nama siswa kelas apa saja dari daftar absen saya , sehingga yang tertidur di kelas lagi tidak mendapat nilai sosiologi di semester 2 " kencam bu upi dengan kacamata yang bertengger agak turun di hidungnya .

Siswa dan siswi yang mendengar dan melihat wajah mengecam , yang membuat menggeridik ngerik.

"Untuk pengakhir jam ini saya akhiri assalamualaikum dan selamat sore " kata mengakhir yang di tunggu oleh semua makhluk dikelas untuk segera pulang .

Alva segera bergegas untuk cepat pulang dan menyembunyikan rasa canggung nya terhadap tania yang tengah duduk diem mengumpulkan semua nyawanya.

Saat akan melenggangkan langkah demi langkah menuju pintu brian menghampiri tania , alva yang penasaran mengurungkan niatnya untuk melanjutkan niat pulangnya . alva menyenderkan badanya ke pintu dan tangan kanannya sibuk memainkan ponselnya. Hal itu alva lakukan semata mata untuk menunggu brian pulang dan menanyainya apa yang di bicarakan nya dengan tania .

Tania , teman kelasnya yang beberapa hari ini membuat jantung alva berdebar lebih cepat di banding biasanya ditambah semenjak pagi tadi kejadian yang tak terduga alva lakukan menambah kikukan di tingkahnya saat di kelas . Walaupun alva tau tania menerimanya dengan sebuah alasan yang harus ia lakukan .

Tak begitu lama alva berakting di depan pintu , brian sudah melangkah untuk pulang Sebelum menghentikan brian , alva terlebih dahulu memastikan tania tak mencurigainya yang sedari tadi penasaran .

" belum pulang lu va ? " tanya brian saat melintas bebas melewati alva .

"Yelah orang udah tau gue masih disini naanya gituan " ketus alva yang merangkul bahu brian sambil berjalan pulang .

" basa basi doang gua mah " elak brian yang menyingkirkan likaran tangan di bahunya .

" tadi lu ngomong paan sama tania ? " tanya alva kikuk .

Brian terhenti berjalan dan tertawa renyah melihat wajah alva yang sekarang begitu penasaran nya .

" eh babi emang ditanya seriusan malah nyengir kaya kuda mendem " cetus alva .

"Lu belum pulang cuma mau penasaran gue ngomong apaan sama tania , aduhh lucu nya gerrr banget " ledek brian dengan tawanya.

"Sial lu " kesal alva yang berjalan dengan cepatnya .

"Baperan amat si lu ,tadi gue cuma ngomong sama tania kalo gue ga bisa nganterin dia pulang , karena gue ada rapat paskib jadi ya gue cuma nyaranin buat dia nelfon supir nya aja suruh jemput tapi dia ogah , ya udah gue suruh dia nunggu di kelas " jawab Brian yang sedari tadi menyamai langkah panjang alva .

Alva mulai melambankan langkahnya " terus tania sekarang nungguin lu pulang rapat paskib yang lamanya naudzubillah , ga mikir lu kalo dia kesurupan gimana dikelas sendirian " decak alva .

" lu kan pacarnya ngapain ga ngaterin tania balik ? " tanya brian yang membuat alva menatapa kikuk

"Yang udah jadian pacarnya anterin gehh " ledek brian yang kemudian berlalu meninggalkan alva dengan kebingungan .

Kebingungan alva semakin mendalam ketika sekolah makin sepi , dengan niat abal abal alva menghampiri tania di dalam kelas .

"Tania " panggil alva setibanya di kelas yang tak ada sahutan dari tania yang menumpukan kepalanya di atas tasnya lagi .

Alva mencoba mendekat di mana tania duduk " tan balik bareng gua yuk? " ajak alva seraya menepuk pundak tania .

Kepala yang semula direbakan di tas kemudian mengangkat kepalanya dan memastikan siapa yang mengajaknya pulang .

"Ayok pulang gue anter ni , pumpung baik" ajak alva lagi dengan ragu.

Tanpa diduga tania mengangguk setuju dan berlalu mendahului alva yang melongo burung beo " hah tania dengan gampangnya nerima tebangan dari gue padahal awalnya gue kira di bakalan tolak dengan ketus , tak apalah mungkin ini rejeki anak soleh " gumamku yang menyamai langkah tania .

***
Alva terus melirik kearah sepion dimana terlihat dengan jelas wajah tania yang judes memandang kendaraan yang berlalu lalang yang pada Sore ini begitu macet .

"Mau kemana , ini udah sore ? " pertanyaan lembut lolos begitu aja dari mulut Tania , Alva dengan enjoy mengarahkan bola matanya ke arah tenda

" makan lah , gue  laper " jawab alva cuek seraya berjalan ke arah tenda  biru yang diikuti Tania.

" kan bisa dirumah  si  , ini tu rame sempit pula  " cibir Tania  dibelakang alva .

" bawel  amat si " ketus alva .

"bu nasi goreng dua sedeng  "   alva yang mencari tempat kosong Dan kemudian mendudukinya , yang di ikuti  pula oleh Tania yang duduk di samping alva .

"Sebenernya dirumah gue banyak makanan rendang , soto , kari ayam  , sate pokoknya banyak  lah " ucap  alva seraya menunggu pesanannya datang .

"Terus  lu ngapain makan disini  ?? " tanya tania antusias .

"Males lah , soalnya makanan dirumah udah  dimodifikasi jadi mie instan " jawab alva mencoba melucu yang menghasilkan  hati alva berdetak kencang saat leluconnya mendapat senyum tipis  tania .

Pada sore itu bisa dibilang kecan  pertama tania dan alva , di awal jadian yang tak terduga itu .



Secret SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang