Hold me tight, baby
And I won't letting you goJames meraih sisi tubuh Eliza, merangkul dan mendekapnya erat. Meski matahari telah terbit, ia enggan beranjak dari ranjang empuk ruang tamu Mansion si Pak Tua.
Eliza menggeliat pelan, terasa sesak dan berusaha melepaskan pelukan erat James. Gadis itu berusaha bangkit namun rengkuhan James semakin erat.
"I can't breath, Jam's," keluh kekasihnya seraya berakting megap-megap mencari udara.
James terkekeh sambil mencuri ciuman di pipi Eliza, berguling menuruni ranjang dan terduduk ditepinya.
Eliza merapihkan bedcover yang tergelincir turun dari ranjang, James memperhatikannya dengan penuh minat.
"What?"
James memberinya kode untuk segera menghampirinya dengan lirikan mata yang nakal. Gadis itu menarik sudut bibirnya menahan senyum. Dengan perlahan ia menghampiri kekasihnya dan jemari James langsung meraih pinggang rampingnya. Meminta untuk duduk di pangkuannya.
Kedua mata James berkilat penuh gairah, Eliza dapat membacanya dengan jelas, sejelas buku yang terbuka.
"Can we quickie, baby?" bisik James di telinga Eliza, rambut halus di sekitar tengkuk Eliza meremang, tanpa menjawab ia hanya mengangguk.
James meraih tungkai Eliza untuk melingkari pinggang kekarnya dan dengan perlahan bangkit. Melangkah menuju kamar mandi yang luas dengan lantai bermarmer putih dan bathtub besar untuk dua orang.
Dengan sigap James menendang pintu hingga menutup dan merapatkan tubuhnya pada tubuh Eliza yang bersandar di pintu kamar mandi.
Menyerang Eliza dengan gairah yang mengamuk di dalam dirinya dengan cepat dan melepaskan hasrat keduanya yang diiringi oleh erangan tertahan menuju puncak.
***
James melahap habis semangkuk sereal dan dua potong sandwich telur hingga tandas. Philips menatapnya penuh minat pada nafsu makan cucunya itu.
"Kapan kalian akan berkunjung lagi?" tanyanya sambil menyesap secangkir kopi Americano. Menatap pasangan muda di depannya dengan intens.
Eliza hanya diam menyimak sementara James hanya mengedikkan bahunya tak acuh. Terdengar desahan lelah Philips, ia sungguh tak dapat memahami James, pria muda itu sukar sekali ditebak suasana hatinya.
Usai sarapan, keduanya pamit pada Philips tanpa berjanji pada si Pak Tua akan segera berkunjung. Philips merasa ia tengah berjudi dengan nasib ketika sang cucu mau peduli padanya. Dan ia akan terus mencoba peruntungannya untuk mendapatkan kasih sayang James meski itu membutuhkan usaha bertahun-tahun lamanya.
James mengarahkan mobilnya menuju kampus Eliza dan meraih tubuh kekasihnya untuk ciuman panas yang menggelora. Lingkaran tangan Eliza pada lehernya mengerat dan James merenggangkan tubuhnya dengan tidak rela.
"See you at 3.40, babe," ucap James seraya mengecup bibir Eliza singkat. Sang kekasih hanya mengangguk dan tersenyum seraya merapihkan rambut dan keluar dari mobil James.
Setelah bayangan Eliza menghilang ke dalam bangunan sepuluh tingkat itu, James mengarahkan mobilnya menuju Harleys Shop & Drive dan membelah jalanan Green Park Avenue dengan cepat.