Bab 2

4 4 3
                                    

Toffer POV

"Eh tolong bukain dong, gimana si? gakpunya otak" ujarku kesal. Karlonpun menuruti permintaanku dengan kesal, lalu aku membawa gadis itu masuk kedalam UKS dan membaringkannya di ranjang yang ada didalam UKS.

"Gila lo tumben banget mau jadi pahlawan? bukanya lo gakmau" ujar Karlon yang aku rasa dia sedang menyindir masa laluku.

"Gakboleh?" tanyaku datar

"Boleh aja, tapi kenapa lo bisa gitu? gua heran biasanya aja lu paling males buat ngurusin orang pingsan" ujar Karlon sembari cengengesan.

"Sejak kapan lo bisa jadi bawel kayak gini? hm? " tanyaku dengan nada dingin

" Ya, maaf" jawabnya takut

Akupun tak menanggapi ekspresinya, aku hanya melihat gadis ini. Aku merebahkan tubuhnya diatas kasur perawatan yang terletak tak jauh dari pintu UKS.

"Oh, jangan lupa kalau lo mau keluar buatin teh manis anget, gulanya jangan banyak kasian dia" ujarku dan Karlon hanya mengangguk tanda mengerti.

Menunggu rasanya memang sangat menyebalkan bagiku, akan tetapi bagaimanapun aku harus ikuti kata hatiku untuk menolong gadis ini. Sembari menunggu akupun mengambil minyak kayu putih, dan aku mengolesi minyak itu ke tubuh gadis itu.

"Toffer, ini teh manis yang lo minta" ujar Karlon sembari memberikan gelas yang berisikan teh.

"Ok, taro di meja aja" ujarku. Diapun menurutinya dan pergi, meninggalkan kami berdua.

***

Aku masih menunggu gadis ini sadar,awalnya aku ingin sekali meninggalkan dirinya seorang diri. Akan tetapi, aku mengurungkan niatku itu. Aku memperhatikan wajahnya yang cantik, ya gak terlalu banyak sih, tapi ya lumayan. Mukanya teduh, dan dia dapat membuatku menjadi seperti ini. Aku yang malas ikut campur untuk mengurus seorang apabila jatuh pingsan. Ah, udah sawan gua..

Tiba-tiba suara eranganpun terdengar, aku yang sedang melamunpun segera tersadar kembali.

"Udah sadar putri tidur?" tanyaku datar.

"Aku dimana?" tanyanya bingung

"Empang, ya di UKS lah emang lo pikir ini dimana?" ketusku.

"Kakak, maaf aku salah ya?" tanyanya.

"Gaktau"

"Maaf ka" ujarnya merasa bersalah

"Lebay, udah tuh minum tehnya. Terus lo kalau udah baikan silahkan balik ke kelas" ujarku dingin. Belum sempat dia membalas aku sudah pergi meninggalkan dirinya yang mungkin masih merasa sakit.

****

Setelah aku pergi dari UKS, aku berjalan menuju keruang osis untuk beristirahat dan setelah itu aku pergi ke kelas karena aku harus mengikuti kelas tambahan.

Saat aku berjalan banyak sekali siswa siswi yang menatap heran dan berbisik-bisik membicarakanku. Sesampai nya di kelas, aku segera duduk di bangku. Semua teman-teman yang berada di kelas membicarakanku, mereka semua heran dengan perlakuanku tadi.
Salah satu temanku bertanya .

"Woy, lo tumben banget dah. Biasanya aja ogahan lu buat nolongin cewe!?" Ujarnya.

"Terserah gua!" Ujarku ketus.

"Dih, nanya doang padahal" Ujarnya.

"Berisik lo! Udah pergi sono!" Usirku.

Guru Sejarah Indonesia masuk kekelas, dan pelajaran itu yang paling ku benci, sangat membosankan. Ketika guruku sedang menjelaskan aku hanya melamun dan tak memperhatikannya.

"Toffer!" Bentaknya.

"Ah iya? Ada apa?" Tanyaku linglung.

"Kalau saya sedang menjelaskan itu di perhatikan, jangan melamun" Omelnya.

"Ma-maaf, bu" Ujarku.

"Jika kamu tidak suka, silahkan keluar sekarang!" Usirnya kepadaku.

Akhirnya aku keluar dari kelas, karena aku juga harus mengurus murid baru. Aku bosan, tiba-tiba aku teringat dengan anak baru yang aku tolong tadi. Aku berjalan menuju UKS, aku masuk keruangan itu tetapi sudah tidak ada siapa-siapa. Aku pikir dia sudah membaik dan kembali kekelasnya, untuk melakukan kegiatan belajar. Setelah itu, aku pergi ke perpustakaan untuk membaca novel.

Aku sedang memilih-milih yang mana yang akan aku baca. Dengan tidak sengaja aku melihat siswi yang sedang kesusahan mengambil buku, karena buku itu berada di atas, dan ia tidak bisa mengambilnya. Karena aku merasa kasihan, akhirnya aku mencoba membantu mengambilnya. Dan tak kusangka ternyata dia siswi yang pingsan saat upacara. Setelah aku mengambilkannya aku buru buru untuk pergi.
Sebelum itu dia menahan pergelangan tanganku.

"Kak" panggilnya.
Aku hanya menoleh, dengan tatapan tanda tanya.

"Terima kasih telah menolongku, dan maaf sudah merepotkan anda sedari tadi." Ujarnya.

"Ya" jawabku sesimpel mungkin.
Sebelum ia berbicara kepadaku lagi, aku langsung pergi dari tempat itu menuju ke tempat yang lain.

Aku melanjutkan aktivitasku, aku mencari buku dan langsung membacanya.

*****

*Bel berbunyi

"Akhirnya bel istirahat berbunyi juga" gumamku.

Aku pergi ke kantin, seperti biasa aku selalu duduk dipojok sendirian dengan memakan semangkuk bakso dan segelas jus jeruk. Aku lebih nyaman sendirian karena hal itu membuat diriku tenang.

"Woy!!!" kejut seseorang.

"Hah, shit. Are you kidding me?! Jangan ngagetin gua" ujarku kesal.

"Haha, kaget bos? Bang, sate taichan 15 tusuk sama pisang goreng coklatnya 2 minumnya teh manis yg dingin" ujar Edward kepada salah satu pedagang dengan setengah berteriak.

"Gakusah teriak" ujarku datar

"Bodo"

Aku tidak melanjutkannya aku hanya menatapnya lalu memakan makananku. Tiba-tiba aku melihat seorang gadis yang dulu selalu mengejarku dan selalu membully siapapun yang berani mendekati diriku. Dia terlalu terobsesi pada diriku, entah apa yang dia banggakan dari diriku ini.

*****************************************
Hay guys maaf nih baru update...
Maklum lah sibuk banget...
dan partnerku kebetulan lagi banyak acara..

Makasih banyak atas votenya, karena aku punya partner nih kalian juga harus baca punya dia...

silahkan di follow @iamqueena001_

dan jangan lupa untuk vote selalu...
Vote kalian berharga buat kita...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy To Be MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang