Peter Pan

11 5 0
                                    

"Sonata itu anaknya Mercy, pianis yang sama tenarnya dengan ayahmu.." ucap Hiver.

"A-apa?? Ayahku pernah bilang sih kalau dia sangat benci orang itu dan melarangku untuk berteman dengan anaknya kalau sampai satu sekolah.. Tapi aku sama sekali tidak menyangka kalau orangnya itu Sonata.." jawab Aria.

Di sisi lain Sonata yang sedang berjalan menuju apartemennya juga memikirkan hal yang sama.

"Aku tidak menyangka Aria itu anak dari musuh ibu.." pikir Sonata.

Begitu Sonata sampai di apartemennya, Sonata melihat Aria dan Hiver berdiri di depan sebuah pintu apartemen di sebelah apartemennya.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Sonata yang heran.

Aria dan Hiver juga terkejut begitu melihat Sonata.

"Di sini apartemenku, aku baru pindah pagi ini.." jawab Aria.

"Ooh.. Jadi kau yang tadi pagi mandi sambil nyanyi degan suara false?" tanya Sonata.

"J-jangan mengejekku!!" seru Aria.." Hiver, ayo masuk.." Aria langsung menyeret Hiver masuk ke apartemennya.

"Perempuan aneh.." ucap Sonata yang langsung masuk ke apartemenya juga.

Aria kini duduk di depan piano miliknya dan jemarinya bersiap untuk menekan tuts piano dan mulai memainkan piano dengan jemarinya dengan lincah.

"... Sonatinas for Piano, Ahn. 5, Nomor 1 in G major, Romanze.." gumam Sonata di kamar apartemennya yang mendengar permainan piano singkat Aria.

"Dia tidak memainkan bagian awalnya.." pikir Sonata sambil mengeluarkan sekotak susu dari dalam kulkas.

Di kamar Aria.

"Kau hebat sekali Aria.." puji Hiver.

"Terima kasih.." Aria tersipu, " Ngomong-ngomong besok kau akan memainkan lagu apa?"

"Apa ya? Bisakah kau membantuku untuk menentukannya?" Hiver balik bertanya.

"Besok aku mau memainkan Rondo a Capriccio, Opus 129.. Bagai mana kalau kita memainkan lagu yang sama?" usul Aria.

"Ide yang bagus.. Ayo kita latihan.." ajak Hiver.

Mereka berdua bergantian memainkan lagu Ludwig van Beethoven dengan penuh semangat.

"Dasar para amatir.." pikir Sonata yang mendengar permainan piano Aria dan Hiver, " Kurasa mereka melupakan hal yang sangat penting.."

Sonata menarik kain yang menutupi grand piano kesayangannya dan meletakkan jemarinya di atas deretan tuts piano.

"Manusia.. Kenapa harus saling membenci?" pikir Sonata sambil memainkan lagu yang sama dengan yang Aria dan Hiver mainkan 'Rondo Capriccio, Op. 129'.

".. Indahnya.." gumam Aria yang tiba-tiba berhenti memainkan piano.

"Aria, kenapa berhenti??" tanya Hiver yang ikut berhenti.

Hiver melihat Aria sedang memejamkan matanya.

"Peter Pan.." gumam Aria tiba-tiba.

"Hah?? Peter Pan??" Hiver kebingungan.

"Iya.. Peter Pan..." ulang Aria dengan semangat.

"Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kau maksud.." lanjut Hiver sambil tersenyum kebingungan.

"Tentu saja, hanya aku dan Peter Pan yang mengerti.." jawab Aria sambil tersenyum.

"Hem.. Dia pacarmu ya??" tanya Hiver sambil tersenyum menggoda.

"Hmm..." Aria hanya tersenyum dengan pipi yang memerah.

"Dulu waktu aku masih berumur 1 tahun, aku melihatnya.. Peter Pan.. Memainkan piano sedihnya, tapi dia membuat piano itu menjadi bahagia.. Meski pun lagu yang dibawakannya adalah lagu sedih.. Peter Panku.." batin Aria.

"Permainan piano ini..." Aria bangkit dari tempat duduk pianonya.

"Mau kemana?" tanya Hiver yang semakin bingung.

Aria membuka pintu dan keluar, namun suara piano yang didengarnya berhenti.

"Berhenti..??" pikir Aria yang langsung berhenti melangkah saat medengar suara piano yang terhenti.

"Kamu kenapa sih, Aria?? Kok tiba-tiba jadi aneh??" tanya Hiver kepo.

"Gak kenapa-kenapa sih.. Mungkin Cuma perasaanku saja.." jawab Aria.

"Padahal kupikir aku bisa bertemu dengannya, anak laki-laki dengan piano suramnya.. Peter Pan.." ucap Aria dalam hati.

Bersambung....

Spring Of ShymponyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang