Awal Kebahagiaan

16 3 0
                                    

"Kau mau kan, menang kompetisi ini?" tanya Sonata, "Kita buktikan pada orang tua kita.."

"Tentu saja.." jawab Aria.

Mereka berdua memulai latihan mereka untuk kompetisi yang akan dimulai 10 hari lagi. Selama berjam-jam mereka memainkan Rachmaninov Piano Concerto No. 2 In C Minor Opus 18-II di dalam apartemen Sonata.

Jemari Sonata berhenti memainkan piano saat di bagian pertengahan lagu dan memegang kepalanya.

"Sonata, kau baik-baik saja??" tanya Aria yang ikut berhenti.

"Ah, aku baik-baik saja.. Mungkin aku hanya kurang tidur semalam.." Sonata bangkit berdiri lalu berjalan ke kasurnya, "Boleh aku beristirahat sebentar?" Aria mengangguk kecil. Sonata langsung berbaring dan menutup wajahnya dengan bantal.

"Narkolepsi sialan..." batin Sonata sesaat sebelum ia tertidur karena penyakit Narkolepsinya.

"Sonata...??" Aria memanggil Sonata namun tak ada jawaban, "Cepat sekali tidurnya.."

Aria menghampiri Sonata lalu duduk di sebelah Sonata yang tertidur. Perlahan Aria mengangkat bantal yang menutupi wajah Sonata.

"Sudah kuduga.. Perasaannya sama denganku..." gumam Aria yang berbaring di sebelah Sonata.

Langit siang menjadi kemerahan dan menjadi gelap. Jam telah menunjukkan pukul 20:47. Sonata perlahan membuka matanya dan melihat ruangan kamarnya gelap.

"Uhh.. Dia sudah pulang ya.." gumam Sonata, namun Sonata merasakan hal yang aneh, "Tubuhku berat sekali..." batin Sonata yang meraba tubuhnya dan mendapatkan kepala Aria berbaring di atas dadanya.

"Bangun!!!" teriak Sonata, tapi Aria tetap tidur pulas, "Cewek aneh satu ini..."

Sonata memindahkan kepala Aria ke kasur dan langsung bangun untuk menyalakan lampu-lampu apartemennya. Langkah Sonata terhenti di depan meja makan lalu menuang air ke sebuah gelas, "Aku belum meminum obat itu.." batin Sonata yang mengambil botol obat di atas meja itu dan meminum sebutir. Setelah itu Sonata membuka-buka lemari-lemari dapurnya lalu mengambil dua kotak pasta.

"Mungkin makan malam hari ini pasta..." pikir Sonata yang menyalakan kompor lalu memasak dua kotak pasta yang di ambilnya.

Sambil menunggu pasta yang di rebusnya melunak, Sonata memanaskan Bolognese Sauce dalam microwavenya.

Aria yang terbangun karena suara berisik di dapur Sonata datang ke dapur, "Maaf, aku ikut tertidur.." ucap Aria sambil menguap.

"Kalau tidur itu pikir dulu tempatnya dong..." jawab Sonata yang menyiapkan dua piring Spaghetti di meja makan.

"Kita belum makan apa-apa dari siang.. Makanlah.." ucap Sonata yang duduk di kursi meja makan, "Aku tidak bisa masak masakan lain selain ini.. Maaf ya.."

"Hee.. Tidak apa-apa... Aku malah hanya bisa membuat roti isi selai.." jawab Aria yang duduk di hadapan Sonata.

Mereka berdua makan di apartemen Sonata, hingga waktu menunjukkan pukul 22:13, Aria memutuskan untuk kembali ke apartemennya.

"Sampai besok lagi..." ucap Aria.

"Ya.. Besok kita harus sekolah.." balas Sonata.

Aria kembali ke apartemennya di sebelah apartemen Sonata.

Sonata kembali duduk di bangku pianonya.

"Menghilang.. Ya..?" gumamnya sambil mengelus permukaan tombol-tombol tuts pianonya. Sonata meronggoh bagian bawah kasurnya lalu mengambil sebuah buku bertuliskan Narkolepsi.

"Aku ingin sembuh.." batin Sonata.

Malam berganti pagi, Aria dan Sonata kali ini berangkat ke sekolah. Dan seperti biasa, di kelas Sonata kembali dikerumuni gadis-gadis sekelasnya.

"Sonata.. Kau kemana saja??"

"Kau seharusnya meminta bantuanku kalau sakit..."

"Sonata.. Bagaimana kalau kau ikut kompetisi Concour Grieg denganku??"

Sonata mulai merasa risih dengan gadis-gadis yang berusaha mendekatinya lalu menarik tangan Aria yang sedang mengobrol dengan Hiver lalu merangkulnya.

"S-Sonata..??" Aria cukup terkejut.

"Maaf, aku sudah mendaftar di kompetisi itu dengan gadis ini..." jawab Sonata.

"Cewek rata itu??" para gadis langsung menatap sinis ke Aria.

"Bukannya kalian bermusuhan??" tanya salah satu gadis.

"Bermusuhan?? Kami berpacaran kok.." jawab Sonata.

"Eh..?? Heehh...???!!" para gadis, seisi kelas dan Aria ikut terkejut.

"Se-se-sejak kapan???" Aria menjadi sangat gugup.

Bersambung.....

Spring Of ShymponyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang