Cinta Di Musim Semi

7 3 1
                                    

"Aku tidak mengerti.." ucap Aria, "Padahal aku yakin perasaanku dan perasaan Sonata sama, tapi kenapa ayah tetap melarangku? Sonata bukan orang jahat.."

"Aku ingin bersamanya.." ucap Sonata dan Aria bersamaan.

Keesokan harinya, Aria yang hendak berangkat ke sekolah terkejut melihat Sonata berdiri di depan pintu apartemennya.

"Sonata..?" tanya Aria pelan. Sonata langsung menarik tangan Aria lalu memberikan selembar kertas.

"Eh..?? Ini..??" tanya Aria dengan mata berbinar, "Concours Grieg??"

"Benar.." jawab Sonata tersenyum, "Ayo, kita mengikutinya.."

"Apa?? Bersaing denganmu??"

Sonata menunjuk tulisan di kertas itu, "Duo Four Hands Competition.. Mari kita berduet.." ajak Sonata.

Wajah Aria makin memerah dan meneteskan air mata, "Baik!!" jawab Aria tersenyum.

Mereka berdua berangkat ke sekolah bersama. Tepat di depan gerbang sekolah, Sonata berhenti lalu mendongak ke langit.

"Aria.." panggil Sonata.

Aria yang telah masuk ke dalam gerbang sekolah menengok ke belakang.

"Bagaimana kalau hari ini kita membolos?" tanya Sonata.

Aria heran mendengar perkataan Sonata, "Apa tidak masalah? Maksudku.. Kau baik-baik saja kan?"

"Aku hanya sedang ingin saja.." jawab Sonata yang berjalan menjauhi gerbang sekolah. Aria yang melihat Sonata berjalan pergi langsung berlari ke sampingnya.

"Kau mau ke mana??" tanya Aria cemas.

"Kita pikirkan lagu apa yang akan kita mainkan nanti..." jawab Sonata.

Mereka sampai di sebuah taman setelah mereka berdua berjalan tanpa arah.

"BUKK!!" Sonata melepas dan meletakkan tasnya yang terlihat penuh di bangku taman itu lalu membukanya.

"Nah, aku sudah membawa buku-buku partitur untuk permainan dua piano.. Ayo kita cari.." ucap Sonata yang langsung duduk di bangku itu.

Aria yang masih merasa aneh ikut duduk di sebelah Sonata.

Mereka berdua membolak-balik halaman buku-buku itu, mulai dari buku partitur lagu Mozart, Chopin, Bach, Haydn dan Bethooven.

"Ada yang kau suka..??" tanya Aria.

"Aku belum menemukan yang pas..." jawab Sonata.

Sonata mengambil buku lagu Rachmaninov lalu membuka tiap lembar buku itu. Aria hanya menatapi sinar-sinar mentari pagi yang menembus celah-celah pohon di belakang bangku tempat mereka duduk.

"Sergej Rachmaninov.." gumam Sonata.

"Hmm??" Aria menoleh ke Sonata.

"Piano Concerto No. 2 In C Minor Opus 18-II..." lanjut Sonata, "Kita mainkan ini.. Lagu Rachmaninov.."

"Itu kan lagu concerto??" tanya Aria.

"Tidak masalah, kau mau kan??" Sonata balik bertanya.

"Baiklah.. Sepertinya tidak terlalu sulit..." jawab Aria.

Sonata kembali membaca buku partitur itu dengan tersenyum kecil.

"Aneh.. Sebenarnya apa yang terjadi pada Sonata??" batin Aria yang memegang dadanya, "Ini terasa sakit..."

"Kenapa dadamu berukuran kecil?" tanya Sonata tiba-tiba, "Itu yang sedang kau pikirkan, kan?"

"Tentu saja bukan!!!" Aria yang emosi langsung memukul bahu Sonata dengan buku partitur yang dipegangnya.

"Maaf.. Maaf.. Aku cuma bercanda kok.." lanjut Sonata, "Pulang yuk.. Nanti kita ketahuan bolos lho.."

Aria yang masih heran, mengikuti perkataan Sonata. Mereka pun membereskan buku-buku Sonata lalu berjalan kembali ke apartemen mereka.

Aria yang berjalan di belakang Sonata memandangi telapak tangan Sonata yang berjalan di depannya. Aria mengulurkan tangannya lalu memegang tangan Sonata.

"Kenapa?" tanya Sonata yang menoleh ke belakang.

"Aku hanya ingin memegang tanganmu.." jawab Aria dengan wajah memerah.

Sonata langsung menggenggam erat tangan Aria, "Kau boleh memegangnya sampai kita tiba di apartemen.."

Mereka berdua terus bergandengan tangan hingga tiba di apartemen mereka. Sonata pun melepas genggaman tangan Aria lalu membuka pintu apartemennya lalu melangkah masuk ke dalam.

Sonata tiba-tiba berhenti, "Mau latihan?" tanya Sonata pada Aria yang baru mau membuka kunci apartemennya. Aria hanya tersenyum dan mengangguk lalu masuk ke dalam apartemen Sonata.

Sonata berdiri di depan pianonya. Aria mendekati Sonata lalu memeluknya dari belakang.

"A-Aria??!" Sonata sangat terkejut karena Aria mendekapnya dengan erat,"Le-lepaskan..." wajah Sonata perlahan memerah.

"Kau sangat aneh... Terlalu aneh!! Seperti kau terlihat akan hilang.." jawab Aria. Sonata menundukkan kepala lalu melepas dekapan tangan Aria yang memeluk perutnya dan berbalik menatap Aria.

"Sebenarnya aku ingin ibuku tidak melarang hubungan pertemanan kita kalau kita bisa memenangkan kompetisi ini.. Aku harap ayahmu juga begitu.. Karena aku ingin bersamamu..." jawab Sonata yang mendekatkan wajahnya lalu menempelkan bibirnya ke bibir Aria. Wajah Aria langsung merah padam begitu Sonata mengecup bibirnya.

"Kau mau kan, menang kompetisi ini?" tanya Sonata, "Kita buktikan pada orang tua kita.."

"Tentu saja.." jawab Aria.

Bersambung.....

Spring Of ShymponyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang